Mohon tunggu...
Rabina Amara Yusra
Rabina Amara Yusra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 5 yang mencoba untuk keluar dari zona nyaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Perkembangan Manusia Melalui Lensa Teori Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi

29 Oktober 2023   22:56 Diperbarui: 29 Oktober 2023   23:28 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang Membentuk Manusia?

Apakah kita lahir sebagai tabula rasa (lembaran kosong) yang kemudian diisi dengan pengalaman, atau apakah kita memiliki pengetahuan bawaan? Pertanyaan ini adalah inti dari perdebatan panjang tentang perkembangan manusia. Bagi para pemikir seperti John Locke, pengikut teori empirisme, pengalaman adalah segalanya. Namun, bagaimana hal ini berkaitan dengan teori-teori lainnya?

Adakah Pengetahuan Bawaan?

Teori nativisme, yang dikembangkan oleh para pemikir seperti Arthur Schopenhauer, mengemukakan bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan). Dalam dunia pendidikan, paham ini dikenal dengan "Pedagogik
Pesimisme
". Hal ini disebabkan karena aliran nativis memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam, termasuk tentang pendidikan. Aliran ini menganggap pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa terhadap perkembangan anak. Pertanyaannya adalah, apakah pendidikan tidak penting untuk perkembangan manusia? Jika iya, untuk apa kita harus sekolah?  

Apakah Pengalaman Merupakan Guru Terbaik?

Teori empirisme, yang dikemukakan oleh John Lock, menyatakan bahwa tiap individu yang lahir bagaikan kertas putih. Manusia lahir tanpa pengetahuan bawaan dan semua pengetahuan diperoleh melalui pengalaman (lingkungan). Pertanyaannya, apakah segala hal yang kita ketahui berasal dari interaksi dengan dunia di sekitar kita? Bagaimana pengalaman awal kita memengaruhi perkembangan selanjutnya?

Apakah Ada Titik Temu dalam Teori Perkembangan Manusia?

Teori konvergensi merupakan gabungan dari teori Nativisme dan Empirisme. Teori yang dipelopori oleh William Stern menyatakan bahwa bakat bawaan anak (hereditas) tidak akan dapat berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Dalam teori ini maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh kedua aspek tersebut yaitu hereditas dan lingkungan, dimana setiap perkembangan manusia berbeda-beda sesuai dengan hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya.

Kesimpulan: Memahami Perkembangan Manusia

Perjalanan untuk memahami perkembangan manusia adalah perjalanan panjang yang penuh dengan pertanyaan menarik. Apakah kita lebih dipengaruhi oleh pengalaman, faktor bawaan, atau keduanya? Pertanyaan ini terus memotivasi penelitian dan eksplorasi dalam psikologi perkembangan. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana manusia tumbuh, belajar, dan berkembang sepanjang hidup mereka.

Sumber :

Nerizka, D., & Latifah, E. (2021). FAKTOR HEREDITAS DAN LINGKUNGAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER. . Jurnal Pendidikan Karakter. Diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/38234.

Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan: Implikasi dalam Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun