Mohon tunggu...
rabiatus saadah
rabiatus saadah Mohon Tunggu... Freelancer - seorang mahasiswa

seorang wanita tanpa title yang ingin mengejar mimpi setinggi langit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keikhlasan Cinta

30 April 2020   11:48 Diperbarui: 30 April 2020   11:59 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ra, aku mencintai Frans, aku ingin frans jadi pacar aku" imbuh Kiki

Deg...

"Apa? Maksud kamu apasih ki? Kamu bercandakan?" tanya Rara

Sakit? Ya, hatiku sakit disaat sahabat ku sendiri mencintai orang yang selama ini ku cintai, ternyata dia menusuk kita dari belakang.

"Aku serius ra, aku harap kamu ngerti"

"Ki, kamukan tau kalau aku dan frans"

"ya, aku tau kalian saling berkomitmen untuk bersama. Tapi ya ra kamu pernah mikir gak sih kenapa frans gak pernah jadiin kamu jadi pacar?"

"itu kamu tau, tapi kenapa kau masih menginginkan dia? Aku yang gak mau jadi pacar nya ki, aku mau dia secara langsung datang kehadapan orang tua ku tapi saat ini waktu nya belum tepat" mataku sudah berkaca-kaca

"ya udah kalau kamu gak mau jadi pacar nya, aku yang akan menjadi pacar nya" tegas Kiki

"Ki, jangan gitu dong, kamu tega dengan sahabatmu sendiri" memegang kedua pundak nya

"hahahaha... sahabat kamu bilang? Dulu memang aku sahabat mu sebelum kamu mengenalkan aku dengan frans. Aku mencintai dia saat pertama kali bertemu, tapi aku benci dia selalu melihatmu" tegas Kiki

"Frans... frans..."sambung nya dengan wajah yang licik

Rara melihat Frans berlari dari kejauhan, mengahampiri kami.

"Rara..." teriak frans

Rara terkejut dengan panggilan itu, suara nya bukan suara yang lembut melainkan suara keamarahan. Seperti siap untuk menerkam lawan.

"Frans" imbuh ku

"auh frans tolong aku..." ujar kiki

"kiki..." ujar rara dan frans bersamaan

"Ra, kamu apakan kiki? Dia sahabat mu sendiri, kamu gila ya nyakitin sahabatmu sendiri?" marah frans

Deg... air bening lolos menyusuri wajah mulus rara. Frans gak pernah semarah itu dengan rara walaupun mendapatkan masalah sebesar apapun, tapi kenapa ini bisa terjadi.

"aku gak ngapa-ngapain kiki kok, kami hanya bicara doang" imbuh rara

"bohong... rara ingin nyakitin aku, frans. Dia benci dengan aku yang selalu berbicara sama kamu frans"  ujar kiki

"kamu kenapa sih ra? Aku dan Kiki hanya bicara biasa, kenapa kamu langsung nyakitin kiki?"

"Rara ngak mau melihat kamu bersama dengan ku frans. Makanya dia nyakitin aku" imbuh kiki sambil mengeluarkan air mata buaya nya

"gak frans. Dia bohong" ujar rara

"aku kecewa sama kamu ra, aku kecewa telah memiliki rasa sama kamu" marah frans

Deg...

"maksud kamu apa frans? Kamu nyesal pernah kenal sama aku?"

"Iya, aku menyesal pernah ketemu sama kamu. Kamu gak pernah seperti ini ra, tapi kenapa kamu sekarang kamu berani nyakitin sahabat mu sendiri? Apa ini perilaku mu yang sebenarnya?"

"ini salah paham frans, aku gak nyakitin kiki" ujar ku

"salah paham? Aku melihat dengan mata ku sendiri ra. Selama ini aku dibohongin dengan wajah polos mu. Aku menyesal kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu, sebenarnya kamu itu orang yang suka nyakitin orang lain"

"gak frans, kamu dengarin dulu penjelasan aku" imbuh rara

"penjelasan apa lagi? Aku gak mau lagi dengar alasan mu" tanya frans

"Frans dengar kan aku dulu..." ujar rara yang sedang terisak

"lebih baik kita gak pernah bertemu lagi ra, dan kita urus saja masalah kita masing-masing" putus frans

"maksud kamu apa frans?" ujar rara

"kita akhiri komitmen ini, biar aku mencari tambatan hati yang sesuai dengan ku. Tidak seperti kamu yang egois" putus frans

"frans jangan seperti ini, kalian mesti bicarakan baik-baik jangan memutuskan sesuatu dalam keadaan marah" ujar kiki

"kamu lihat ra? Kiki udah baik sama kamu, dia melihat hubungan kita. Tapi kamu.. hah kamu egois ra orang sebaik kiki, kamu sakitin" marah frans

"frans, dia mencintai mu frans. Dia menginkan hubungan kita terputus" ujar rara

"ra, kamu bikin alasan apalagi sih? Ngomong jangan ngarang" marah kiki

"itulah faktanya kan ki?" ujar rara

"udah deh ra jangan banyak alasan untuk menutupi kesalahan mu sendiri" ujar frans

"tapi itu benar frans" isak rara

"lebih baik kita pergi aja dari sini frans, nanti dia akan mengarang cerita lagi" sambung Kiki sambil menggandeng lengan frans dan tersenyum licik kepada rara

"frans..." ujar rara

"udah deh ra, urus aja kehidupan mu sendiri" putus frans

"frans, I Love You" ujar rara yang terisak

"jangan bilang seperti itu lagi, kita sudah orang asing"

"semoga kamu mendapatkan pendamping yang lebih baik dari aku frans" ujar rara

===========================================================================================

Frans dan kiki pergi meninggalkan rara sendiri di pesisir pantai, rara terisak meratapi kisah asmaranya  dengan frans. Rara tidak menyangka seorang sahabat menusuknya dari belakang dan orang yang dicintainya tidak mau mendengarkan alasannya dan tidak percaya lagi dengannya.

Rara bangkit dari keterpurukannya dan terus menyusuri pesisir pantai, dia melihat dari kejauhan teman-teman nya saling bersenda gurau dan tidak memperdulikan kepergiannya.

"frans, rara mana? Bukannya tadi dia sama dengan kalian?" tanya rini

"dia mau sendiri" jawab kiki

"frans, kamu ada masalah dengan rara?" tanya edo sambil merangkul pundak frans

"gak ada" ujar frans

Deburan ombak saling bernari-nari diiringi hembusan angin yang bisa menentramkan jiwa dikala semua derita telah bersatu didalam jiwa, sungguh pantai merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang sangat sempurna dimana alam telah memperlihatkan keindahannya. Orang-orang berlalu lalang dalam merasakan keindahan pantai dari usia balita sampai usia lanjut, begitu juga para remaja yang saling bert**t jemari dengan pasangan juga merasakan kasmaran ditengah deburan ombak.

Dari kejauhan rara melihat anak kecil berumur 4th sedang berlari menuju pesisir pantai dengan wajah yang girang seakan-akan ombang itu merupakan permainan yang sangat mengasikkan, tidak ada orang tua yang mengawasi anak tersebut. Rara terus berlari agar bisa menggapai anak tersebut.

"Adeekkk... Adekkkk..." teriak rara

Rara tidak tau apakah ada yang peduli dengan teriakannya, yang terpenting bagi rara bisa menyelamat anak kecil itu agar tidak termakan ombak. Namun, anak kecil itu sudah diselimuti air, dalam keadaan darurat seperti ini rara tidak berfikir jernih lagi yang sebenarnya rara juga tidak bisa berenang.

"Byurrr..."

"Rara... Rara..." teriak frans

Rara telah menggapai anak kecil tersebut, namun ombak terus menggeluti mereka, sayup-sayup rara hanya mendengar suara seseorang yang dicintainya lagi memangilnya, namun kegelapan yang bisa di rasakan oleh rara.

"jika ini akhir dari hidupku, maafkan aku frans karna tidak bisa menjadi orang yang terbaik untukmu. Semoga kamu bisa menemukan orang yang lebih baik dari ku" batin rara

"Ra, bangun ra" ujar frans tersebut, terus memberikan pertolongan pertama

"gimana ni Frans, rara ngak bangun-bangun" imbuh Ririn

"Rara pasti bangun" ujar Frans yang sambal terisak

"Ra, maafkan aku..." ujar frans yang tengah terisak bersama teman-teman yang lainnya

"Frans, kamu harus tabah..." ujar edo sambil memengang pergelangan tangan rara

"maksud kamu apa?"

"Ra... bangun ra, jangan tingalkan aku..." ujar frans

"maafkan aku ra, bangun ya ra, aku akan mendengarkan alasanmu" sambungnya

"mas harus tabah, mbak nya sudah tidur dengan tenang mas" ujar masyarakat setempat

"Ra... Rara... maafkan aku sayang, I love You Rara"ujar frans

"sayang, jangan bercanda dong, bungun yaa" sambungnya sambil tertawa kikuk

"Frans jangan begini, ikhlas kan rara" ujar edo

"Raaaaaa... maafkan aku..." ujar frans tengah terisak

Jika masih diberi waktu untuk bisa saling berbagi. Jangan sia-sia kan kesempatan tersebut karna jika kesempatan itu hilang, kita akan mendapatkan penyesalan yang teramat dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun