Mohon tunggu...
Rabiatun Rabbaniyah
Rabiatun Rabbaniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seseorang yang ingin berbagi pengetahuan

Yuk sebar kebaikan dengan cara menulis opini

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Indonesia dan Permasalahan Pendidikannya

30 Mei 2021   21:46 Diperbarui: 30 Mei 2021   22:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kita melihat bukti permasalahan pendidikan di Indonesia adalah pada tahun 2020 sebanyak 4.336.503 anak yang putus sekolah yang disampaikan oleh "direktur pendidikan dan agama kementrian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, dalam konfrensi video, Rabu 15 juli 2020". Selain itu permasalahan pendidikan ini juga terlihat di desa-desa terpencil. Dimana kita mendengar dan bahkan menyaksikan kurangnya fasilitas dan sumber daya pengajar yang ada di desa-desa terpencil. 

Kemudian permasalahan pendidikan ini semakin hari semakin memburuk di karenakan adanya wabah virus corona yang membuat kacaunya seluruh tatanan kehidupan terutama tatanan pendidikan. Selama adanya wabah  corona ini peserta didik menjalani pembelajaran dari rumah, sehingga alternative media yang membantu peserta didik adalah internet, ternyata hal ini tidak efesien di karenakan kurangnya pemahaman peserta didik dan pengajar dalam menggunakan internet, di tambah lagi banyaknya peserta didik yang tidak memiliki media untuk membuka internet ini. Oleh sebab itu menjadikan pembelajaran tidak bisa berjalanan dengan maksimal.

Kita melihat permasalahan diatas adalah permasalahan yang sangat urgen hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus maka kita harus merubah dan memperbaiki keadaan ini, sebelum kita memperbaikinya maka hal yang terlebih dahulu kita lakukan adalah mencari akar permasalahan ini apa? Menurut analisis saya sebagai intelektual dan pengiat media social permasalahan ini terjadi karena ketidak jelasan dari system Negara kita. Hari ini Negara kita mengadut system kapitalis dimana keadaan ini mengakibatkan segala aspek tergantung pada sang capital. siapa mereka? mereka adalah para rakyat pemilik modal.

Bahasa simpelnya seperti ini, hari ini kenapa angka putus sekolah begitu tinggi, ternyata dikarenakan mahalnya biaya sekolah! Kenapa bisa biaya sekolah mahal? Karena sekolah hari ini menjadi sebuah komoditi industri atau sebuah usaha bagi orang yang punya modal. Adapun sekolah negeri yang gratis ternyata itu hanya sebatas 9 tahun maka selebihnya masyarakat harus membayar uang sekolah. Kalau kita analisis seharusnya tidak seperti ini kejadiannya.

Indonesia adalah Negara dengan sumber daya alam yang begitu banyak dan melimpah seharusnyahal itu bisa menopang pendidikan bangsa Indonesia, memberikan pelayanan pendidkan gratis serta layak, selain itu juga memberikan tunjangan kepada guru terutama guru honor secara baik dan dapat memenuhi kehidupan mereka. Tapi faktanya tersebab system kita yang kapitalis mengakibatkan sumber daya alam tadi dimliki segelintir orang saja, dan parahnya lagi orang itu bukan warga Negara Indonesia melainkan warga Negara asing.

Begitulah gambaran dari pendidikan di Negara kita, jadi kalau hari ini kita berharap bisa sejahtera maka selama system kita masi kapitalis maka kita tidak akan pernah sejahtera. Hari ini kita memang tidak di jajah dengan senjata tapi kita di jajah secara hak kepemiliki atas penguasaan sumber daya alam kita.

Kita tuan rumah tapi yang menguasai rumah kita adalah tetangga. Bagiman hal itu bisa dibiarkan begitu saja. Kita seharusnya sebagai masyarakat yang katanya merdeka harus bisa membuka mata dengan permasalahan ini. permasalahan ini adalah permasalahan yang sangat urgen untuk diselesaikan. Masalah ini bukan hanya tugas segelintir seperti para kaum intelektual, tapi ini adalah permasalahan kita semua yang mengaku dirinya sebagai bagian dari warga Negara Indonesia. Maka kita semua harus menghapus model penjajahan seperti ini. kita harus merebut kembali hak-hak kita dalam sumber daya alam yang kita miliki dan membuat Negara dan system pendidikan kita sejahtera.

Oleh sebab itu saya sebagai seorang intelektual menyarankan kepada pemerintah, ketika pemerintah ingin memperbaiki tatanan pendidikan maka perbaiki terlebih dahulu system Negara kita. Karena pendidikan dan system Negara bagai mata rantai yang saling terikat satu sama lain.selain itu saya juga mengajak masyarakat yang membaca ini untuk berjuang mengembalikan semua sumber daya alam Indonesia yang hari ini dikusai oleh aseng dan asing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun