Mohon tunggu...
Rabiatul Adwiah
Rabiatul Adwiah Mohon Tunggu... Guru - Guru Profesional

bismillaah jadi guru profesional terbaik dunia-akhirat, semoga bisa menjadi orang yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesimpulan dan Refleksi terhadap Pemikiran Ki Hajar Dewantara

25 Desember 2022   08:45 Diperbarui: 25 Desember 2022   08:50 5069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Topik 2 Filosofi Pendidikan Indonesia - Koneksi antar Materi

Menuntun memiliki makna memfasilitasi/membantu. Bagi saya, makna "menuntun" dalam proses pendidikan anak, yaitu upaya seorang pendidik untuk memfasilitasi, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk menebalkan garis samar (menghidupkan kekuatan/potensi/minat/bakat) yang sudah ada sesuai kodrat alam dan zamannya sehingga dapat memperbaiki lakunya (bukan merubah dasar) dan memperoleh keselamatan serta kebahagiaan lahir batin yang setinggi-tingginya.

Menuntun dalam konteks sosial budaya menurut saya bermakna untuk memfasilitasi/membantu anak untuk menerapkan, mempertahankan, dan melestarikan nilai sosial budaya yang telah ada dalam suatu daerah. Yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya, yaitu dengan menyisipkan nilai sosial budaya dalam proses pembelajaran (seperti mengenalkan alat musik tradisional, lagu dan tarian daerah, makanan khas) dan mengimplementasikan pembelajaran kultural sesuai kodrat alam dan zaman peserta didik.

Kodrat alam dan kodrat zaman merupakan dasar pendidikan anak. Pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam karena seorang anak diciptakan oleh Allah dengan potensinya masing-masing. Sebagai seorang pendidik, tugasnya menuntun peserta didik supaya potensi, minat, dan bakatnya dapat dikembangkan dengan optimal. Selain itu, kodrat zaman merupakan suatu hal yang tidak dapat kita hindari, mau tidak mau kita harus senantiasa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman supaya mampu memenuhi kebutuhan zaman dan masyakarat.

Menurut saya, relevansi pemikiran KHD "Pendidikan yang memerdekakan murid" bermakna bahwa proses pembelajaran yang berpihak pada peserta didik, memberikan kebebasan pada peserta didik untuk menyuarakan pendapatnya, proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah.

Pertanyaan Pemantik Kesimpulan dan Refleksi:

Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum anda mempelajari topik ini?

Sebelum mempelajari topik ini, saya percaya bahwa peserta didik dianalogikan sebagai teko kosong dan tugas seorang guru untuk mengisi penuh teko tersebut dengan apapun, bisa air putih, teh, jus, dan sebagainya. Analogi lain, yaitu peserta didik dianalogikan sebagai suatu kertas kosong sehingga guru bebas menuliskan, menggambarkan, membentuk kertas tersebut dengan kehendaknya. Sebelum mempelajari topik ini, saya memaknai pembelajaran merupakan proses seorang guru dalam mengisi teko yang kosong tersebut dengan menuntut peserta didik untuk paham terhadap apa yang telah disampaikan oleh seorang guru, dituntut untuk memperhatikan, mendengarkan, menyimak, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, mendapatkan nilai yang bagus, dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?

Setelah mempelajari topik ini saya menjadi sadar bahwa pendidikan merupakan proses menuntun segala kekuatan/ potensi yang dimiliki peserta didik sesuai kodrat alam dan zamannya, memperbaiki lakunya sehingga memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Peserta didik merupakan kertas yang sudah memiliki garis-garis samar dan tugas seorang pendidik adalah membantu/ memfasilitasi peserta didik dalam menebalkan garis samar yang telah ada untuk memperbaiki lakunya dan menjadi manusia seutuhnya, bukan kertas kosong yang bebas digambar sesuai keinginan orang dewasa. Dalam proses menebalkan garis tersebut, tentu bukan hanya tentang kognitif namun disertai dengan pendidikan kultural. Setelah mempelajari topik ini juga, saya sadar bahwa proses pembelajaran yang baik adalah yang mampu memerdekakan serta memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik disematkan pula dengan sosial budaya di daerah setempat (pendidikan berdiferensial dan kultural) sesuai kodrat alam dan zamannya. Pendidikan saat ini menekankan pada penerapan profil pelajar pancasila dan 4C (Communication, collaborative, critical thinking, dan creative). Menurut Ki Hajar Dewantara terdapat 3 prinsip dalam melakukan suatu perubahan, yaitu 3 asas Trikon. Kontinuitas yang bermakna bahwa ketika belajar harus berkelanjutan dan tidak boleh melupakan budaya serta sejarah dalam melakukan perubahan. Konveregensi bermakna bahwa pendidikan harus memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan. Konsentris artinya bahwa pendidikan harus menghargai keberagaman dan memerdekakan peserta didik.

Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

Yang dapat saya terapkan, yaitu: (1) menerapkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik, berdiferensial, dan kultural. (2) menerapkan Ing Ngarso Sungtolodo, Ing Madya Mangunkarso, dan Tut Wuri Handayani. (3) menuntun tumbuh kembangnya potensi yang dimiliki peserta didik sesuai kodrat alam dan zamannya untuk memperbaiki lakunya supaya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. (4) menerapkan pembelajaran yang mengacu pada profil pelajar pancasila dan 4C. (5) mengenalkan sosial budaya di daerah setempat (6) menerapkan kerangka kurikulum UbD. (7) yang paling utama adalah mengupdate diri menjadi pribadi sekaligus pendidik yang jauh lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun