Aku tak mengenal dia, dia, dan dia..
Dia, dia, dan dia tak mengenal aku..
Kami tak saling mengenal..
Kami pun tak mengenal mereka dan mereka pun tak mengenal kami...
Kami dipertemukan dalam sebuah rencana yang bernama "takdir"
Kami berjumpa dan berkenalan di sebuah "kota besar"
Kami dijadikan satu dengan sebuah "perbedaan"
Kami adalah keluarga yang bernama "Nusantara Sehat"
Tiba....
Dimana kami harus melangkah dan berjuang bersama
Dimana kami harus saling mengenal diantara kami dan mereka
Dimana kami harus mengenal kondisi, keadaan, dan lingkungan yang berbeda
"sebuah kehidupan baru dimulai dan dijalani"
Memulai menjalani memasak dengan kayu bakar dan plastik bekas
Memulai menikmati lauk ikan kaleng
Memulai menikmati sayur pakis, katuk, dan daun singkong khas masyarakat Muyu
Memulai menjalani mandi  dan mencuci di sungai
Memulai menjalani malam tanpa penerangan karena listrik tidak ada
Memulai menjalani tanpa mengenggam handphone karena jaringan telpon seluler tidak ada
Memulai menjalani sistem barter
Memulai mengenal adat istiadat mereka...bahkan
Memulai menggunakan kedua kaki sebagai alat transportasi dari kampung ke kampung
Disinilah kami menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, kuat, dan mandiri
Walau kata syok dan takut pernah menghampiri diri pribadi masing-masing
Tapi, seiring berjalannya detik, menit, hari, minggu, bulan, dan bahkan tahun yang telah berjalan dan berganti melewati porosnya
Semua kasih, sayang, cinta menjadi "satu"
Semua benci, marah, jengkel, kecewa menjadi "satu"
Semua jenuh, bosan, rindu menjadi "Satu"
Semuanya Indah dengan hadir diantara mereka
Semuanya menyenangkan dengan adanya keterbatasan
Keterbatasan tak menjadikan kami tak mampu berbuat apa-apa
Keterbatasan tak menjadikan kami tak mampu menjadi manusia kreatif
Keterbatasan tak menjadikan kami tak bisa berbagi dan saling mengasihi
Tapi dengan sebuah kata "keterbatasan"
Kami mengenal arti "bersyukur"
Kami tak pernah merasa menjadi korban dari keadaan tapi kami merasa menjadi pemenang dari keadaan ini
Kami dan mereka. Kita adalah "Satu"
Tak ada perbedaan di antara kami suku, warna kulit, bahasa, keyakinan, dan budaya
Kami adalah manusia-manusia yang diciptakan Tuhan dengan segala keindahan di bumi
Mereka adalah Papua. Kami adalah Papua. Kita adalah Indonesia.
Kami Nusantara Sehat.
Kami bangga mengabdikan diri di ujung Timur bumi pertiwi "Papua"
Salam dari kami di perbatasan RI-Papua New Guinea: TIM NINATI BOVEN DIGOEL PAPUA
CREATED: NUR AFDALIAH
( Nur Afdaliah adalah rekan seperjuangan saya selama bergabung di Nusantara Sehat Kemenkes RI. Sekarang beliau masih mengabdi sebagai tenaga kesehatan di Boven Digoel, Papua. Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Muslim Indonesia, Makassar yang mengabdikan dirinya demi mewujudkan kesehatan masyarakat indonesia yang lebih baik, khususnya di tanah Papua. Hidup dengan penuh keterbatasan (tanpa listrik, air, akses transportasi sulit dan lainnya) tidak menjadikan semangat menulisnya luntur begitu saja. hingga akhirnya, pada hari ini beliau meminta bantuan kepada saya untuk memposting tulisan yang ia rangkai satu persatu yang dapat menjadi motivasi bagi kita semua yang membacanya. semoga kita dapat memetik makna dari tulisan saudari Nur Afdaliah yang sedang berjuang untuk saudara kita di tanah Papua). Amin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI