Jarak yang cukup jauh membuat kami semangat dan terus melanjutkan perjalanan hingga tiba di Desa yang kami tuju. Tim kami berpencar untuk mengambil data sekaligus observasi lingkungan pemukiman.
Dari hasil wawancara dan diskusi oleh tim pengumpul data ternyata masih banyak masyarakat yang kurang paham akan pentingnya kesehatan. disamping itu, sarana dan prasarana yang kurang, salah satunya akses BAB di setiap rumah yang jarang di temukan di Desa tersebut. Sehingga sungai menjadi pilihan terakhir bagi masyarakat ketika pasokan air bersih tidak menjangkau di Desa mereka juga tidak adanya pasokan air bersih di desa tersebut.
Tak hanya itu, tinggal di daerah perbatasan menjadi suatu tantangan bagi masyarakat. Karena jarak yang begitu dekat dengan Negara tetangga yang notabene masyarakat disini banyak yang mengakui pelayanan kesehatan di Negara kita sangat jauh dari pelayanan kesehatan Negara tetangga yang sudah bagus, baik dari fasilitas, sarana dan prasarana dan ketersediaan tenaga kesehatannya.
Saat melakukan wawancara dengan beberapa warga di wilayah Kecamatan Sekayam, masyarakat lebih banyak memilih berobat ke Negara tetangga (kuching, Malaysia) karena alasan kualitas pelayanan, jarak dan kemanjuran pelayanan oleh sang petugas kesehatan.
Sekilas perjalanan menuju Desa yang kami tuju. Berbagai penyakit sering menyerang warga khususnya anak-anak seperti penyakit gatal-gatal, scabies, koreng, diare dan penyakit menular lainnya. selain itu, tanggapan masyarakat yang senang berobat keluar negeri dibanding dengan negeri sendiri karena pelayanan, fasilitas serta kurangnya tenaga kesehatan di faskes di perbatasan akan menjadi PR bagi kami selama dua tahun kedepan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata dan adil di negeri sendiri.
Salam Nusantara Sehat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H