Konsep diri merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Menurut Hurlock, konsep diri adalah gambaran seseorang tentang dirinya yang terdiri dari keyakinan terhadap kemampuan fisik, psikologis, sosial, emosional, dan aspirasi yang ingin dicapai. Konsep diri ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk perilaku, interaksi sosial, dan pencapaian akademis. Â Â
Untuk menggali lebih dalam mengenai konsep diri remaja, sebuah wawancara dilakukan secara langsung dengan siswa bernama Resky Alwis, yang saat ini duduk dikelas XII MAN 1 Kabupaten Bogor. Hasil wawancara ini mengungkapkan berbagai aspek positif dan negatif dari konsep diri menurut Teori Hurlock.
Konsep Diri PositifÂ
Dalam wawancara yang dilakukan, Resky Alwis mengungkapkan beberapa hal yang mencerminkan konsep diri positifnya. Salah satu aspek utama dari konsep diri positif adalah rasa percaya diri, yang menjadi penentu bagi individu untuk menghadapi berbagai situasi, baik di lingkungan sosial maupun akademis. Resky mengakui bahwa ia merasa lebih percaya diri ketika berada dalam lingkungan yang mendukung, seperti di antara teman-teman dekat. Ia menjelaskan, "Saya merasa kurang percaya diri saat berada di sekolah, terutama ketika bersama teman-teman yang tidak terlalu dekat. Saya cenderung merasa grogi dan tidak nyaman untuk berbicara. Namun, pengalaman saya saat berhasil mengerjakan tugas dengan baik meskipun awalnya saya ragu, membuat saya merasa lebih percaya diri."Â Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman positif, seperti keberhasilan dalam mengerjakan tugas, dapat meningkatkan kepercayaan dirinya, meskipun ia masih merasa grogi dalam situasi sosial yang kurang familiar.
Selain itu, konsep diri positif Resky juga tercermin dalam cara ia memandang pembelajaran. Resky merasa lebih tertarik pada pelajaran yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Ia berkata, "Saya lebih tertarik kalau materinya menarik dan guru ngajarnya asyik. Maksudnya, cara guru menyampaikan materinya itu yang membuat saya tertarik." Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan antusiasme belajar, yang mencerminkan pemahaman Resky bahwa ia bisa lebih mudah memahami materi jika disampaikan dengan cara yang sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa, dalam konteks akademis, Resky memiliki keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk belajar jika diberikan dukungan yang tepat.
Dalam menghadapi kegagalan atau kesalahan, Resky menunjukkan sikap yang positif. Ia mengungkapkan bahwa meskipun ia merasa sedih dan kecewa, ia tidak membiarkan kegagalan tersebut menghalangi kemajuannya. "Ketika saya menghadapi kegagalan atau kesalahan, saya merasa sedih dan kecewa. Tapi, saya tidak mau terpuruk terus. Saya coba refleksikan apa yang salah, dan minta saran dari teman atau keluarga. Mereka biasanya memberikan pandangan baru dan dukungan kepada saya. Saya yakin, kegagalan itu pelajaran berharga." Pernyataan ini mencerminkan bahwa Resky mampu melihat kegagalan sebagai sebuah pelajaran dan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, yang merupakan ciri dari konsep diri positif.
Konsep Diri NegatifÂ
Meskipun Resky memiliki konsep diri positif, ia juga mengungkapkan adanya perasaan negatif yang sering muncul dalam dirinya. Salah satu hal yang menjadi tantangan bagi Resky adalah perasaan kurang mampu dalam bidang akademis. Resky merasa bahwa ia sering kali tertinggal dibandingkan dengan teman-temannya, terutama dalam pelajaran yang dianggap lebih sulit. Ia berkata, "Ya, saya merasa kurang mampu dan gagal dibandingkan teman-teman saya, saya merasa tidak pintar dibanding teman-teman saya. Dan dalam pelajaran yang lebih sulit, mereka sering lebih cepat memahami materi, sedangkan saya butuh waktu lebih lama." Hal ini mencerminkan adanya perasaan rendah diri dalam aspek akademis yang sering kali dialami oleh banyak siswa. Meskipun ia berusaha untuk mengatasi perasaan ini, namun perasaan kurang mampu ini tetap menjadi bagian dari konsep diri negatifnya.
Dalam interaksi sosial, Resky juga merasa terkadang merasa tidak nyaman. Ia menceritakan pengalaman ketika diejek oleh teman-temannya, meskipun ia tidak menganggapnya sebagai bullying, perasaan yang muncul tetap memberikan dampak terhadap rasa percaya dirinya. Ia menjelaskan, "Ada, paling ketika saya diejek teman-teman saya tetapi saya merasa itu bukan pembullyan hanya saja bercanda dan yang kedua ketika barang-barang saya suka diumpetin sama teman-teman saya."Â Perasaan tidak nyaman yang muncul dari pengalaman ini menunjukkan bahwa meskipun Resky mencoba untuk menerima situasi tersebut, dampaknya terhadap konsep dirinya tetap ada.
Selain itu, Resky mengungkapkan bahwa masalah disiplin dalam belajar juga menjadi hambatan dalam mencapai hasil akademis yang optimal. "Saya merasa malas dan kurang fokus belajar sehingga nilai saya di bawah rata-rata serta waktu belajar saya yang tidak teratur."Â Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya motivasi dan pengaturan waktu yang kurang baik dapat memengaruhi prestasi akademik dan memperburuk konsep diri negatif Resky. Ketika nilai akademis tidak memadai, ia merasa kecewa terhadap dirinya sendiri, yang menambah perasaan negatif tentang kemampuan dirinya.
Rasa ragu juga menjadi faktor yang menghambat perkembangan konsep diri Resky. Ia merasa takut gagal dan khawatir dinilai negatif oleh orang lain. "Ya, saya pernah merasa ragu. Rasa ragu karena takut gagal, kurang percaya diri, dan takut dinilai orang lain. Tapi, saya mencoba untuk mengatasi keraguan itu dengan memotivasi diri dan mencari dukungan dari teman atau keluarga." Meskipun ada rasa ragu, Resky berusaha untuk mengatasi perasaan tersebut dengan mencari dukungan sosial, yang menunjukkan adanya upaya untuk mengatasi konsep diri negatif dengan cara yang positif.