SURABAYA---Secara umum Penggemar buku, Mahasiswa, dan Pelajar mungkin tidak asing dengan pepatah "Buku adalah jendela ilmu."Â
Maknanya buku mengandung banyak sekali ilmu di dalamnya. Menyadari dahsyatnya manfaat buku sebagai jendela ilmu, Pemerintah kota Surabaya mendirikan Kampung Ilmu Surabaya.
Sebelum diresmikan oleh Pemerintah kota Surabaya lokasi Kampung Ilmu sekarang  merupakan lahan kosong milik Dinas Pekerjaan Umum, para pedagang berjualan disepanjang jalan Semarang.
Sempat terjadi penggusuran terhadap Pemerintah kota Surabaya namun para pedagang tak tinggal diam, mereka menuntut hak masyarakat memperoleh Ilmu.
Dengan bantuan mahasiswa dan para pedagang buku Jalan Semarang, mereka melancarkan aksi protes ke Kantor Pemkot Surabaya dengan harapan mendapat alokasi tempat untuk berjualan.
Alhasil lahan kosong milik Dinas PU kota Surabaya dijadikan Objek Wisata Pendidikan bernama Kampung Ilmu berjualan. Oleh karena itu masyarakat Surabaya terbiasa menyebut Kampung Ilmu dengan sebutan Jalan Semarang,
Kampung Ilmu Surabaya diresmikan pada 16 Maret 2008 silam, berlokasi di Jalan Semarang no. 55, Tembok Dukuh, kecamatan Bubutan, Kota Surabaya Jawa Timur. Terletak di seberang SDN Bubutan IV Surabaya.Â
Jalan Semarang melekat dengan warga Surabaya, karena merupakan pasar jual beli buku bekas maupun baru di jawa timur.Â
Kampung Ilmu menjual berbagai macam buku, mulai dari buku pelajaran TK hingga Mahasiswa, buku novel berbagai genre, buku panduan, buku motivasi, kamus besar bahasa asing, dan masih banyak jenis buku lainnya.Â
Harga untuk satu buku dimulai dari Rp.5.000 sampai Rp.300.000. Bahkan bisa lebih mahal apabila buku tersebut langka dan antik.
Buku yang dijual mulai dari buku bekas hingga buku keluaran terbaru dengan kualitas yang tak kalah dengan toko buku besar, harga buku di kampung ilmu juga jauh lebih murah dibandingkan toko buku besar.
Lokasi Kampung Ilmu juga dekat dengan Stasiun kereta api Pasar Turi, maka tak jarang para pedagang buku di Kampung Ilmu mendapati pengunjung yang berasal dari luar kota Surabaya, para pelancong dari luar Surabaya itu datang untuk berburu buku antik dan langka.
Seiring perkembangan zaman dimasa sekarang kebanyakan orang menggunakan gadget di setiap kegiatan, salah satunya membaca buku.Â
Buku kini bisa di akses melalui smartphone buku ini  dinamakan Electronic book atau disingkat e-book, dengan adanya buku elektronik, buku fisik semakin terancam keberadaannya karena buku elektronik dinilai lebih praktis.
"Dampak adanya e-book ditambah lagi masa pandemi dua tahun silam, penjualan buku menurun hingga 80%." ungkas Miana pedagang toko buku Kampung Ilmu (21/12).
Tetapi hal itu tidak menjadikan semangat para pedagang buku di Kampung Ilmu kusam, karena mereka yakin buku fisik masih banyak peminatnya.Â
Seiring berjalannya waktu buku fisik mulai banyak digemari di masa sekarang, banyak Mahasiswa yang mencari referensi dari buku-buku fisik karena lebih fokus dan tenang.
"Memilih buku fisik karena lebih efisien dan terlepas dari gangguan notifikasi, yang menyebabkan gagal fokus saat belajar." Ujar Diana Mahasiswa ITS (22/12).
Beberapa pengunjung mengeluhkan kios pedagang Kampung Ilmu yang sempit dan harapan untuk kedepannya, dapat diperluas agar pengunjung mudah bergerak saat memilih buku.
"Semoga tempat berjualan buku lebih luas lagi, sehingga pengunjung lebih leluasa memilih buku." Ujar Fika Mahasiswa Universitas Airlangga (22/12).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H