Mohon tunggu...
Raahiil AyshaFawwaz
Raahiil AyshaFawwaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Banjir Rob Semarang, Apakah Faktor Global Warming Menjadi Alasan Utamanya?

12 Juni 2022   22:13 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:16 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada akhir bulan Mei lalu, terjadi peristiwa banjir rob besar di Kawasan Pelabuhan tanjung emas Semarang dikarenakan runtuhnya pertahanan air laut di lokasi tersebut. Menurut informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, jebolnya tanggul disebabkan oleh terjangan air laut yang besar sehingga tanggul tidak kuat menahannya.

Menurut kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudussy, banjir rob yang terjadi di tahun 2022 ini merupakan yang terparah dibandingkan yang sebelum sebelumya. Stasiun meteorologi maritim Tanjung Emas Semarang mencatat ketinggian air yang disebabkan oleh banjir mencapai 2,1 meter. Tidak sedikit juga korban yang menderita akibat peristiwa ini. 

Pak Ganjar dan BUMN juga ikut turun tangan untuk membantu para masyarakat dengan mengadakan dapur umum bagi para korban yang mengalami kekurangan sumber daya untuk bertahan hidup.

Namun, apa sebenarnya penyebab utama banjir rob ini? Mengapa setiap tahun selalu terjadi hal yang serupa di semarang dan di beberapa daerah lainnya.

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya banjir rob di Semarang. Adanya global warming dan material tanah yang belum solid di utara Jawa merupakan beberapa penyebabnya. 

Material tanah yang bersumber dari sedimentasi proses sungai yang belum solid juga menambah variabel dalam kemungkinan terjadinya banjir, ditambah berdirinya banyak bangunan pemukiman yang menambah beban pada pasir sehingga terjadinya penurunan tanah. Alhasil, peristiwa banjir pun tidak terhindarkan.

Di sisi lain, global warming juga merupakan tersangka utama dalam peristiwa banjir rob ini. Dampak paling signifikan yang diakibatkan oleh global warming adalah kenaikan muka air laut (sea level rise). Dalam rentang 25 tahun dari 1990 hingga 2015, jaringan pengukur pasang surut global ini menunjukkan permukaan laut global naik tiga inci,

sesuai dengan langkah-langkah oleh altimeter satelit yang diambil sejak 1992. Saat ini, permukaan laut naik sekitar seperdelapan inci per tahun tetapi diproyeksikan untuk bangkit di masa depan. Pada tahun 2100, permukaan laut dapat naik satu hingga delapan kaki lagi. 

Ketika suhu atmosfer meningkat, lapisan lapisan permukaan air laut juga akan meningkat, alhasil menyebabkan volume dari laut meningkat dan mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Permukaan laut dapat naik dengan dua mekanisme yang berbeda sehubungan dengan perubahan iklim. 

Pertama, saat lautan menghangat karena suhu global yang meningkat, air laut mengembang---mengambil lebih banyak ruang di cekungan laut dan menyebabkan kenaikan permukaan air. Mekanisme kedua adalah mencairnya es di atas daratan, yang kemudian menambahkan air ke lautan. 

Ada empat dampak utama yang diakibatkan oleh kenaikan muka air laut. diantaranya genangan dan amblesan pada lahan basah dan dataran rendah, meningkatnya kerusakan lahan dan kawasan akibat badai dan banjir, erosi pantai, dan berpotensi terjadinya peningkatan salinitas di daerah muara dan akuifer air tawar (Nichollas, 2002). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun