Mohon tunggu...
Raabiul Akbar
Raabiul Akbar Mohon Tunggu... Guru - ASN Guru MAN 1 Kota Parepare

Universitas Al-Azhar Mesir Konsentrasi Ilmu Hadis SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Konsentrasi Ilmu Hadis dan Tradisi Kenabian Anggota MUI Kec. Biringkanaya Makassar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Oktober yang Dinanti

9 Oktober 2024   15:30 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:47 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ufuk langit Oktober,
Akhirnya kau tiba, hujan yang dinanti,
Sejak berbulan lamanya musimmu terlewati,
Angin yang berbisik, membawa kabar,
Bahwa doa-doa basah ini tak sia-sia.

Kau turun dengan lembut,
Menyentuh tanah yang merindukan basah,
Setiap tetesmu adalah berkah,
Menghapus jejak kering,
Menghidupkan kembali ranting-ranting rapuh.

Di ujung senja,
Saat deru kendaraan pulang ke rumah,
Kau masih menari di antara lampu jalan,
Waktu yang tepat,
Bagi jemari menari di atas kertas,
Menulis kabar anak-anak yang berkunjung,
Ke Museum Habibie yang penuh sejarah.

Hujan di bulan Oktober,
Kau bawa rindu yang akhirnya terjawab,
Membasahi bumi dan hati,
Semoga berkahmu meresap,
Seperti cerita yang tersusun rapi di halaman berita,
Tentang siswa yang belajar di bawah langit yang sama,
Ditemani hujan yang setia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun