Mohon tunggu...
Maulana Alkatiri
Maulana Alkatiri Mohon Tunggu... -

Berbuatlah lebih baik, Berbuatlah lebih banyak. Maka dengan begitu hidup lebih bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keindahan Gua Cikekenceng

18 Mei 2018   05:27 Diperbarui: 18 Mei 2018   05:37 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Aula/Chamber Gua Cikekenceng

Gua Cikekenceng merupakan gua horisontal yang terletak di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Gua Cikekenceng mempunyai 2 mulut gua bentukan mulut gua dari interpretasinya pada peta topografi adalah closed depression (uvala, cockpit, doline/ sinkhole). Yaitu Bentuk: lembah-lembah karst yang tertutup dan gua cikekenceng terletak di kawasan Karst yang dikenal dengan Jagabaya Karst dengan formasi bentangan karst dari Citatah Bandung sampai Purwakarta.

Gua Cikekenceng ini kombinasi dari lorong berair dan lorong fosil atau lorong yang sudah ditinggalkan oleh aliran air, gua Cikekenceng perlu diperhatikan karena gua cikekeng merupakan habitat bagi spesies fauna gua yang perlu mendapatkan perlindungan sehingga kelestarian ekosistem dapat terjaga dan menjaga dari kepunahan, sebagai habitat gua cikekenceng merupakan tempat hidup bagi kelelawar dan puluhan spesies antrhopoda dari jangkrik gua, kalacemeti, udang gua, kaki seribu, sampai kepiting juga pernah ditemukan.

Gua Cikekenceng adalah gua yang banyak dikunjungi oleh para penelusur gua atau dikenal sebagai Caver, para pengunjung ini khususnya adalah kalangan penggiat alam baik mahasiswa pecinta alam atau Kelompok pecinta alam lainnya dan umumnya masyarakat umum atau komunitas tertentu.

Alasan lain, untuk kalangan penggiat alam adalah tingkat kesulitannya dalam exsplorasi menjadikan tantangan karena gua ini mempunyai 2 waterfall yang tingginya hampir 2-3 metar dan juga terdapat sump (lorong yang berisi air penuh) sehingga melewatinya harus memahami teknis dasar penelusuran gua horsonta (TPGH). 

Namun kunjungan yang cukup insentif ini tentunya akan menjadi ancaman bagi gua itu sendiri namun untungnya tidak jauh dari gua cikekenceng tersebut terdapat kelompok pemerhati yang dikenal dengan LINGGIH ALAM, kelompok ini lah yang memantau kunjungan ke gua tersebut karena dalam waktu 1 bulan gua cikekenceng dibatasi hanya boleh dimasuki 2 s.d 3 kali dalam sebulan karena untuk meminimalisir kerusakan gua dan biasanya sebelum memasuki gua ini para penggiat akan singgah ke linggih alam untuk berkoordinasi sebelum melakukan penelusuran gua mengingat pentingnya menjaga ekosistem gua dengan berpegang teguh kepada kode etik penelusur gua "take nothing but picture, kill nothing but time, and leave nothing but footprint"

Keindahan Gua Cikekenceng

Keindahan sebuah gua dapat disaksikan dari berbagai bentuk dekorasi yang ada di dalamnya. Ada stalagtit, stalagmit, Helactit, pilar, drapery, gorden, stoda straw,flowstone, mutiara gua,Gourdam atau . Sebenarnya, apa pengertian dari istilah-istilah tersebut?

Seperti diketahui bahwa gua yang ada di bumi ini terbentuk oleh batuan karst (batu gamping) yang terbentuk di dasar laut dalam kawasan yang luas.

Ketebalan batu gamping itu bervariasi hingga mencapai ratusan meter. Proses pembentukan memerlukan waktu hingga ribuan tahun.

Demikian pula dengan proses pemunculannya ke permukaan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Gua dipelajari secara serius sejak ditemukannya speleologi oleh Edward Alfred Martel pada abad ke 19. Sampai kini, ilmu tersebut masih dipakai untuk mempelajari seluk-beluk gua. Speleolog menyebut dekorasi gua dengan istilah speleothem.

Banyak dekorasi-dekorasi indah yang ada di dalam gua. Beberapa dekorasin gua yang bisa Anda temui di gua-gua adalah sebagai berikut:

Stalagtit. Stalagtit itu tumbuh dari atap sebuah gua menuju ke bawah yang terbentuk karena adanya rekahan kecil pada tubuh batu gamping yang memungkinkan terjadinya tetesan air yang mengandung larutan kalsium karbonat. Di saat itu terjadilah presipitasi sehingga terlepaslah karbondioksida dan terbentuk endapan bening yang disebut mineral kalsit.

Stalagmit. Stalagtit akan mengeluarkan tetesan air. Tetesan yang berlebih dalam kurun waktu ribuan tahun akan terakumulasi ke lantai dan membentuk dekorasi tersendiri. Dekorasi yang terbentuk dari tetesan stalagtit inilah yang disebut dengan stalagmit.

Coloumn atau pilar. Pilar bisa terbentuk bila stalagmit dan stalgatit bersatu membentuk sebuah dekorasi tersendiri.

Flowstone atau batu alir. Flowstone terbentuk dari milyaran tetesan air yang mengalir dan menyelubungi bongkahan batu atau tanah.

Shawl atau drapery. Bentuknya mirip selendang atau gordyn yang terbentuk dari tetesan air yang mengalir melalui dinding gua. Kadang-kadang selendang itu tembus cahaya dan berwarna-warni akibat mineral yang terkandung seperti mineral besi.

Stodastrow.jika dilihat bentuknya seperti stalgtit namun ukurannya lebih kecil sehingga miri[ dengan sedotan.

Helectit. Ukuran helectit kecil dan tidak beraturan. Kadang-kadang bercabang dan melintir ke segala arah. Helectit terbentuk dari tetesan air yang mengalir melalui alur kecil sebagai akibat gaya kapiler. Pembentukan dekorasi itu menyalahi gaya gravitasi.

Cave Pearl atau mutiara gua. Mutiara gua terbentuk saat kerikil terselimuti oleh mineral kalsit pada lantai sebuah gua. Sayang, dekorasi yang amat indah itu sulit Anda temui di sebuah gua.

Gourdam. berbentuk seperti petakan sawah biasanya terletak dilantai atau di dinding gua. 

Tampak Aula/Chamber Gua Cikekenceng
Tampak Aula/Chamber Gua Cikekenceng
Melihat dari keindahan  dan keberagaman fauna yang ada di gua cikekenceng tersebut maka gua ini perlu dijaga dan dipikirkan potensinya agar menjadi aset seperti pendidikan dan penelitian.

Serta perlua adanya pemahaman betapa pentingnya Gua Cikekenceng ini sebagai habitat fauna gua agar keberadaannya tidak mengalami kepunahan. Lingkunag di sekitar gua juga perlu mendapat perhatian agar habitat di sekitar gua tetap terjaga kealamiannya untuk mendukung kelangsungan hidup berbagai spesies yang hidup dan menjaga dari kepunahan sehingga ekosistem di luar dan di dalam gua dapat terjaga kelestariannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun