Dalam dunia spiritual (tasawuf), puasa merupakan salah satu rukun atau fondasi untuk meraih kedekatan dan keintiman dengan Allah SWT. Puasa dalam narasi sejarah telah menjadi tradisi berbagai peradaban dan agama, baik dijadikan sebagai media pelatihan spiritual atau sebagai terapi kesehatan. Buku bertajuk Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin ini menjelaskan secara detail jenis-jenis puasa, keutamaan puasa dan tata cara menjalankannya.
Puasa dalam bahasa Arab diambil dari kata shiyam/Shaum. Secara etimologi shiyam memiliki makna menahan. Adapun secara termenologi adalah menahan diri dari makan dan minum sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat tertentu. Puasa dalam tradisi Islam dibagi menjadi dua, yaitu puasa wajib yang meliputi puasa Ramadlan, dan puasa sunnah yang meliputi puasa hari Senin dan Kamis, puasa Daud, puasa Syawal, puasa Asyura’, puasa Tarwiyah dan Arafah, puasa Ayyamul Baidl, dan sebagainya (hal. 11). Di antara puasa-puasa yang menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah buasa Ramadlan, puasa hari Senin dan Kamis, puasa Daud, dan puasa Dalail.
Puasa Ramadlan adalah puasa yang diwajibkan kepada seluruh umat muslim di dunia pada bulan Ramadlan selama sebulan penuh. Di dalam bulan Ramadlan terdapat banyak hikmah, di antaranya adalah dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka, semua amal kebajikan akan dilipat gandakan pahalanya. Karena itu, pada bulan ramadlan selain diperintah berpuasa, umat muslim juga dianjurkan untuk banyak berbuat amal kebaikan, memperbanyak membaca Al-Quran, dan memperbanyak bersedekah, karena di bulan Ramadlanlah Al-Quran diturunkan (hal. 17).
Puasa hari Sinin dan Kamis merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan. Nabi saw, dalam kehidupan sehari-hari juga mengamalkannya secara rutin, karena pada hari Senin Nabi saw, dilahirkan, diangkat menjadi rasul, dan pada hari senin pula Al-Quran diturunkan. Selain itu, menurut keterangan hadits Nabi saw, dalam kitab Riyadlu al-Shalihin, amal perbuatan manusia diperiksa setiap hari Senin dan Kamis, dan Rasullullah saw, suka jika amalnya diperiksa ketika dalam keadaan puasa, serta pada hari Senin dan Kamis pintu surga dibuka oleh Allah SWT (hal. 27).
Puasa Daud juga puasa sunnah yang sangat dianjurkan kepada umat muslim, yang dilakukan dengan cara sehari puasa dan sehari berikutnya tidak puasa. Puasa Daud merupakan puasa yang dilakukan oleh nabi Daud, dan puasa sunnah yang paling disukai Allah. Menurut pengalaman, puasa Daud memiliki beberapa keutamaan dan hikmah, di antaranya adalah orang yang puasa Daud akan dijauhkan dari segala penyakit, terhindar dari perbuatan maksiat, selalu didoakan para malaikat, dan mampu mengendalikan syahwat dan hawa nafsu (hal.56).
Puasa Dalail merupakan puasa yang biasa dilakukan oleh para penempuh tarikat. Sejak zaman sahabat hingga hari ini puasa Dalail terus diamalkan demi meraih keberkahan dan ridla Allah, dan sebagai media pensuciaan diri agar dapat dekat dengan Allah. Puasa Dalail ada dua macam, yaitu Dalail Al-Quran (dengan istiqomah membaca al-Quran setiap hari) dan Dalail al-Khairot (dengan istiqomah membaca sholawat setiap hari dalam jumlah tertentu). Keutamaan puasa Dalail Al-Quran di antaranya adalah untuk memperkuat hafalan dan menambah hafalan Al-Quran. Sedangkan keuatamaan Dalail al-Khairot adalah jika ilmunya sempurna, maka ilmunya akan bermafaat, berkah, maslahah, di dunia dan akhirat. Jika ilmunya sedikit, maka akan menjadi orang kaya raya dan dapat mempergunakan hartanya di jalan yang benar dan diridlai Allah SWT. Dan bila ilmunya tidak sempurna dan tidak kaya raya, maka doanya akan dikabulkan (hal. 104).
Secara filosofis, puasa sebenarnya bukan merupakan aktifitas yang hanya menahan lapar dan haus serta bersetubuh, tapi puasa memiliki pengaruh terhadap aspek kejiwaan, sosial, dan kesehatan. Secara kejiwaan, puasa dapat memberikan kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri, serta mewujudkan dan membentuk ketakwaan yang kuat dalam diri. Sebagaimana digambarkan firman Allah dalam Al-Quran, surat al-Baqoroh [02]:183.
Secara sosial, di dalam puasa terdapat manfaat melatih diri untuk disiplin, cinta keadilan, menimbulkan rasa kasih sayang, serta mengarahkan seorang muslim untuk selalu berbuat kebajikan. Dan ditinjau dari aspek kesehatan, puasa dapat membersihkan organ dalam tubuh, seperti usus-usus memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, meminimalisir kegemukan dan kelebihan lemak dalam perut. Selain itu, puasa juga dapat meredam hawa nafsu, meredam niat untuk berbuat jahat, dan dapat mengosongkan hati untuk berkontemplasi (hal. 33-34).
Selain dari itu, secara umum puasa memberi manfaat positif untuk meningkatkan daya ingat, mendorong memahami materi ilmu dengan lebih cepat dan mengoptimalkan hasil belajar. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa mengkonsumsi makanan terlalu banyak menuntut pasokan besar aliran darah ke lambung dan usus, sehingga pasokan darah ke otak sebagai basis kekuatan nalar pun berkurang, sehingga kinerjanya melemah. Ini sebabnya kecerdasan dan daya pikir untuk mencerna ilmu menjadi berkurang (hal. 99).
Buku setebal 148 ini dapat menjadi panduan umat muslim dalam menjalankan berbagai macam puasa. Selain ditulis dengan bahasa yang apik dan sederhana, buku ini juga disertai dengan penjelasan tentang hikmah dan keutamaan puasa, sehingga dapat memberi keyakinan dan kemantapkan bagi yang melakukannya. Karena itu, buku ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin melatih dan meningkatkan spiritual, kepekaan sosial dan kesehatan fisiknya dengan melalui berpuasa.
Judul: Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa
Penulis: Nur Solikhin
Penerbit: Saufa
Cetaka  : Pertama, 2015
Tebal   : 148 halaman
ISBN: 978-602-7695-72-6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H