Gowes (bersepeda) kini tak lagi soal kegiatan berolahraga supaya sehat. Gowes sudah jadi gaya hidup. Toko-toko yang menjual sepeda ramai. Di jalan orang ramai gowes. Ada yang sendiri, berdua, ada pula yang berkelompok.
Saya sendiri menyukai olahraga bersepeda sejak beberapa tahun terakhir. Saya bukan pesepeda profesional. Rute saya mula-mula keliling komplek perumahan saja. Lama-lama rute makin jauh dan makin terbiasa.
Sebagaimana olahraga lainnya, bersepeda membuat badan sehat. Utamanya seperti yang saya rasakan ; fisik sehat, pikiran sehat, nafsu makan terjaga, pikiran fresh, stres berkurang, dan malam harinya tidur jadi nyenyak. Saya tidak punya klub gowes. Dulu pernah punya, tapi sebagian besar anggotanya sudah tidak aktif. Sekarang kebanyakan gowes sendirian saja.
Meski gowes adalah olahraga yang ringan dan menyenangkan, bukan berarti seorang pesepeda, terutama pesepeda pemula, meremehkan persiapan-persiapan yang ada. Apalagi misalnya, rutenya cukup jauh serta medannya yang menantang. Saya punya pengalaman gowes yang berakhir dengan masuk UGD sebuah rumah sakit.
Persiapan pertama : Istirahat yang cukup sebelum gowes. Jika gowes mau dilakukan pada pagi hari, maka malamnya jangan begadang. Gowes butuh tenaga banyak. Jangan sampai karena begadang, pagi harinya drop.
Persiapan kedua ; Jangan lupa sarapan, atau jangan lupa bawa makanan dan minuman untuk dinikmati nanti di tempat yang telah ditentukan. Sarapan itu penting supaya ada stamina yang cukup untuk gowes dengan rute yang cukup jauh.
Persiapan ketiga : Tentukan rute. Penentuan rute penting agar pesepeda bisa mencocokkannya dengan kondisi tubuh , persiapan bekal, serta yang paling penting kondisi sepeda.
Oya, waktu itu saya gowes dengan persiapan yang tidak sesuai standar di atas. Waktu itu saya kurang fit karena sehari sebelumnya tidak beristirahat yang cukup. Pagi harinya saya juga memilih menunda sarapan. Saya berencana sarapan di jalan, namun karena keasyikan mengayuh pedal, sarapan atau sekedar isi perut jadi tertunda.
Kesalahan fatal kedua, saya tidak tahu bahwa rute yang akan saya lewati bersama teman-teman yang lain adalah rute menanjak dan cukup esktrem. Saya lupa bertanya kepada salah satu anggota klub yang sebelumnya melakukan survei.
Sampai di atas, saya sudah ngos-ngosan hebat, mata berkunang-kunang. Saya sulit mengatur nafas. Karena sudah mengkhawatirkan, saya diantar oleh tukang ojek ke UGD rumah sakit terdekat. Sepeda saya sendiri dibawa oleh teman.
Selamat bersepeda. Badan sehat, bumi sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H