Sampai saat ini perkembangan dunia elektronika sudah demikian pesatnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya temuan - temuan baru atau produk - produk baru yang dikeluarkan oleh industri elektronika. Salah satu contoh dari produk - produk elektronika yang terkait dengan dunia kelistrikan ialah elektronika daya. Elektronika daya atau sering disebut dengan "Power Electronic" merupakan ilmu yang membahas mengenai teknologi elektronika maupun teknologi listrik. Berbagai aplikasi telah ditemukan dengan menggunakan teknologi elektronika daya ini antara lain :
Boost Converter
Buck Converter
Buck - Boost Converter
Cuk Converter
Variable Speed Drive
Renewable Controller
dll
Contoh diatas adalah sebagian kecil dari aplikasi elektronika daya. Pada tulisan kali ini, penulis mencoba menghadirkan teknologi yang terkait dengan Boost Converter. Konverter jenis ini dapat juga diistilahkan sebagai konverter penaik tegangan atau juga disebut sebagai step up converter. Alasan disebut demikian ialah, konverter jenis ini mampu untuk menaikkan tegangan masukan. Meskipun Konverter jenis ini mampu untuk menaikkan tegangan , namun juga harus mengikuti aturan dari boost converter tersebut, yaitu dengan mengatur Duty Cycle (D) / siklus kerja.
Gambar 1. Boost Converter
Gambar 1   diatas merupakan bentuk sederhana dari boost converter atau konverter penaik tegangan. Rangkaian boost converter sendiri terdiri dari sumber tegangan DC , induktor , electronic switch (saklar elektronik) dimana pada rangkaian tersebut menggunakan komponen MOSFET, diode, serta kapasitor dan resistor yang juga bertindak sebagai beban (load). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengaktifkan elektronic switch MOSFET , pada dasarnya ialah dengan menggunakan Pulsed Width Modulation (PWM) dimana pengaturan PWM ini sendiri sangat terkait dengan duty cycle / siklus kerja (D) Persamaan berikut ini menunjukkan persamaan duty cycle (D)
Vo / Vdc = 1 / (1 - D)
dimana Vo adalah tegangan output, Vdc adalah tegangan dc masukan, dan D adalah duty cycle atau siklus kerja. Rumus diatas , pada dasarnya dikondisikan bilamana semua parameter dari rangkaian adalah dalam kondisi ideal. Namun, ketika rangkaian tersebut diaplikasikan dengan eksperimen kadang - kadang terdapat suatu perbedaan dengan perhitungan. Perbedaan hasil yang didapat biasanya diakibatkan adanya kerugian energi saat switching.Selain itu, adanya reverse recovery dari diode yang menyebabkan hilangnya energi. Prinsip kerja dari rangkaian boost converter / rangkaian step up diatas ialah : Siklus I (Saat saklar on) Ketika kondisi dari MOSFET on atau nyala, maka siklus tegangan DC / input akan mengalir melalui induktor. Selain itu , MOSFET bertindak sebagai konduktor. Sementara itu tidak ada tegangan yang mengalir pada dioda. Siklus II (Saat saklar off) Kondisi ini akan mengakibatkan MOSFET dalam kondisi terputus, sehingga tegangan DC yang ada pada induktor akan diteruskan menuju beban (R) dengan melalui dioda. Perlu diketahui bahwa proses on dan off ini membutuhkan waktu yang sangat cepat sekali, sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan. Berikut ini ialah contoh rangkaian boost converter yang disimulasikan pada softare Matlab Simulink, dimana : Gambar 2 mempunyai data seperti dibawah ini : V input : 100 Volt L : 1e-3 C : 1e-6 R : 1 ohm f : 5 kHz
D : 0.1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H