Mohon tunggu...
Ahmad Irsan
Ahmad Irsan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

thought, feeling and hope

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Bhinneka Tunggal Ika di WhatsApp

27 Januari 2014   11:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah banyak grup chat yang saya ikuti. Ntah itu di BBM maupun WhatsApp. Tujuan awalnya sih hanya sebagai sarana silaturahmi dan agar dapat informasi terbaru. Namun, ada yang menarik terjadi pada salah satu grup WhatsApp tempat saya bergabung. Bukan hanya tema diskusi yang begitu eye catching, komentar dan respon para anggota juga sangat beragam serta bernas.

Semuanya berawal dari peringatan admin grup terhadap postingan-postingan anggota (yang menurut admin dan beberapa anggota) vulgar dan semi vulgar. Warning ini menimbulkan pro dan kontra. Nah, disini semuanya menjadi sangat menarik. Argumentasi admin bahwa postingan tersebut kurang baik karena ada beberapa anggota yang HP nya sering dipinjam (baca : digunakan) oleh anaknya. Pendapat ini dibantah dengan argumentasi, bahwa tugas orang tualah mendidik anak-anaknya untuk menjaga privasi seseorang. Jadi tidak menggunakan barang yang bukan miliknya.

Diskusi pun terus berkembang. Kubu yang pro berpendapat, tidak perlulah ada aturan-aturan seperti itu. Toh para anggota adalah orang-orang dewasa. Jika suka silahkan di save, jika tidak tinggal di delete. Pendapat ini disanggah melalui argumentasi bahwa di setiap hak yang dimiliki oleh anggota terdapat hak anggota lain sehingga sikap saling menghormati perlu menjadi code of conduct dalam ber chat ria.

Sesuatu yang sangat perlu diapresiasi adalah diskusi tersebut dilakukan dengan suasana santai dan jauh dari konflik personal. Padahal jika dilihat sudut pandang masing-masing pihak, perdebatan tersebut sangat ekstrim dan tajam perbedaannya. Ternyata kebhinnekaan itu bisa begitu indah dan mengasyikkan. Salut buat admin yang dapat mengelola diskusi dan perdebatan tersebut menjadi sebuah wadah yang sehat untuk berbeda.

Jadi bermimpi, seandainya Bhinneka Tunggal Ika di WhatsApp dapat menjadi bola es yang akan menggelinding semakin besar sampai pada level sikap kita berbangsa dan bernegara. Maka, tidak perlu ada kekhawatiran munculnya konflik horizontal pada musim kampanye nanti. Tidak dibutuhkan sikap was-was terhadap apa yang akan terjadi pasca pemilu legislatif 9 April bahkan setelah pilpres nanti.

Tapi mimpi tersebut tidak berani saya lanjutkan. Satu hari pasca diskusi yang alot tersebut, dua anggota left the group. Oooohhh Ibu Pertiwi, bahkan untuk bermimpi tentang damai dan indahmu pun terasa sulit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun