Mohon tunggu...
Ahmad Irsan
Ahmad Irsan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

thought, feeling and hope

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

I’ve Been Here…

29 Februari 2012   02:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tanah yang dipijak mengijinkanku untuk mengatakan kebenaran bukan rekayasa, menuliskan kejujuran bukan hasil manipulasi, bercerita tentang ketulusan bukan pamrih.”

Awalnya tulisan ini dimaksudkan untuk membuat reportase tempat-tempat yang pernah dikunjungi, ntah itu di dalam negeri maupun luar negeri. Bercerita tentang kenyamanan lay out kota, artistiknya gedung-gedung tua atau budaya setempat. Kemudian dengan bangga mengatakan Yeah…I’ve been here!!! Tapi sekelebat muncul pemikiran bahwa hal tersebut kurang bermanfaat, terlihat hanya sebagai upaya untuk membanggakan diri.

Ide menulis pun bergeser…fikiran dan rasa saat ini begitu kompak untuk berkata harusnya menulis tempat atau suasana seperti apa yang diharapkan pernah dikunjungi. Ya, tempat dimana aku berharap dapat berkunjung atau rasa yang menjadi dambaan sehingga aku dapat berteriak, Yeah….I’ve been here!!!

Perenungan pun dimulai, imajinasi mulai menari-nari memainkan gelombang-gelombang harapan dan hayal menyusuri setiap keinginan jiwa dan hati, bukan keinginan fikiran yang selalu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan logis dan matematis kehidupan. Kali ini kebahagiaan jiwa dan hati adalah satu-satunya prioritas.

Dan, gelombang tersebut berhenti pada satu tempat. Sebuah hamparan yang begitu damai, dengan hembusan angin sepoi-sepoinya terlihat menyingkap perlahan awan yang menutupi langit biru di atasnya. Lembut dan berirama terdengar gemericik air jatuh. Tanah yang dipijak mengijinkanku untuk mengatakan kebenaran bukan rekayasa, menuliskan kejujuran bukan hasil manipulasi, bercerita tentang ketulusan bukan pamrih. Di sini kebebasan untuk itu semua begitu terjaga sehingga tidak ada ketakutan bahwa berdiskusi dan berbeda pendapat akan menimbulkan dampak negatif terhadap diri. Hampir saja aku berteriak dengan bangga dan bahagia, Yeah…I’ve been here!!! Hingga mata ini harus terbuka dan sadar bahwa ini hanya sebuah harapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun