Mohon tunggu...
Ahmad Irsan
Ahmad Irsan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

thought, feeling and hope

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tendangan Si Madun : Tayangan Ga Jelas!!!

22 Februari 2012   10:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:19 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Untuk kalangan mana tayangan ini ditujukan, anak-anak, remaja atau dewasa?

Kemudian apa tema yang ingin disampaikan juga tidak jelas, apakah olahraga, religi atau komedi?

Awalnya tidak ada yang perlu dipermasalahkan ketika anak saya sangat gandrung menonton tayangan “Tendangan si Madun” dengan alasan toh itu tayangan untuk anak-anak, bercerita tentang olah raga lagi. Malah positif saya fikir. Namun, seiringwaktu pendapat itu perlahan mulai bergeser menjadi mempertanyakan kehadiran tayangan tersebut dan melarang anak saya untuk menontonnya.

Bila mengikuti tayangan ini, penonton akan dibawa pada kebingungan – kebingungan. Dari judul dan banyaknya anak-anak yang terlibat dalam tayangan ini mungkin penonton akan berfikir tayangan ini merupakan konsumsi anak-anak. Namun dari dialog yang muncul, adegan persaingan dan permusuhan yang selalu ditunjukkan melalui perkelahian dengan keahlian beladiri menggunakan bola sebagai senjata jelas berdampak buruk bagi anak-anak. Ditambah lagi perseteruan antar 2 keluarga yang dilatarbelakangi oleh kisah cinta masa lalu jelas bukan merupakan konsumsi anak-anak.

Hal lain yang sangat mengganggu adalah dimunculkan tokoh Reihan, seorang anak kecil yang begitu paham agama, namun sering bersiasat untuk membohongi orang tua Madun (meskipun tujuan/niatnya agar Madun dapat bermain bola) tetap saja bukanlah contoh yang baik karena anak-anak cenderung mudah meniru apalagi dengan penampilan Reihan yang agamis akan membuat anak-anak berfikir apa yang dilakukannya itu benar.

Keanehan lain adalah seringsecara tiba-tiba muncul sekelompok anak atau orang dengan atribut seperti dalam film-film silat (sholin, si buta, kelompok bercadar, petinju, dsb) menyerang kelompok lain. Dan anehnya setting peristiwa ini selalu menggunakan lapangan futsal sebagai tempat mereka bertarung. Sebenarnya masih banyak lagi keanehan-keanehan yang muncul, namun dari beberapa contoh yang telah dikemukakan di atas kiranya semua pihak yang terlibat dalam pembuatan tayangan ini untuk melakukan review menyeluruh terhadap tontonan ini, baik dari segi tema, dialog, pesan yang ingin disampaikan dan penonton usia mana yang ingin dituju. Karena bagi saya tayangan ini tidak punya konsep yang jelas dan berdampak buruk pada anak-anak serta patut dipetimbangkan untuk dihentikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun