Tingginya tingkat perceraian di Indonesia yang mana salah satunya disebabkan akibat seorang suami menuntut istrinya untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dalam hal ini suami berharap istri sepenuhnya bertanggung jawab atas keadaan di dalam rumah, baik itu urusan suami maupun anak anak. Ini tidak lepas dari budaya bangsa kita yang selalu menempatkan wanita di posisi lebih rendah dari pria. Baik suami maupun anak sangat bergantung dengan seorang istri atau ibu untuk segala urusan pribadinya.  Sehingga bila hal itu tidak terwujud, maka menimbulkan konflik yang sangat pelik. Konflik yang tak dapat terselesaikan dengan baik akan memicu sebuah perceraian.
    Dari banyaknya kasus perceraian tersebut membuat kita berfikir apakah seorang ibu rumah tangga tidak bisa menjadi seorang wanita karir. Wanita dan pria adalah sama sama makhluk hidup yang memiliki pikiran, perasaan dan keinginan. Sama halnya dengan para pria, wanita juga bisa memiliki cita cita. Mereka (wanita) juga adalah bagian yang istimewa bagi setiap orang tuanya. Mereka memberikan Pendidikan setinggi tingginya pada anak perempuannya dengan harapan yang sangat istimewa pula. Maka tidak lah salah bilamana banyak wanita yang mempunyai mimpi yang indah (cita cita yang tinggi).
    Wanita dengan karier yang bagus, membuat mereka bisa lebih mandiri dan bertumbuh dengan baik. Mereka berhak merasakan perasaan bangga pada diri sendiri.  Namun, ketika mereka dihadapkan dengan posisinya sebagai seorang istri di dalam rumah, maka timbulah dilema pada diri mereka. Wanita yang mempunyai karier bagus sangat mungkin lebih banyak berada di luar rumah daripada di dalam rumah. Sehingga hal ini membutuhkan waktu dan energi yang sangat besar, jika mereka berusaha mendapatkan keberhasilan di dalam dua peran tersebut.
    Budaya bangsa kita menuntut wanita bisa melakukan segala hal urusan rumah, seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, merawat dan mendidik anak dll. Dan sebagian besar laki laki atau suami sangat bergantung pada istri soal urusan rumah dan anak anak. Hal ini membuat para ibu (wanita) sangat kelelahan dalam fisik maupun psikis. Hal ini diperparah bila ada tuntutan yang sama dari pihak luar seperti anggota keluarga lainnya
    Wanita memutuskan menjadi wanita karier dan ibu rumah tangga akan menghadapi dilematis seperti ini. Aktifitas di dalam rumah sudah sangat membuat mereka kepayahan, ditambah dengan tuntutan pekerjaan di luar rumah. Akan tetapi, hal ini tidaklah mustahil, bila seorang wanita bisa menjadi wanita yang sukses kariernya di luar rumah dan juga sukses menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dan kesuksesan wanita di dalam kariernya tidaklah menjadi alasan sebuah perceraian
    Untuk menggapai keutuhan keluarga dibalik istri yang memiliki karier bagus, banyak hal yang bisa dilakukan bersama pasangannya. Hal tersebut adalah
- Komunikasi yang baik dengan pasangan dan keluarga
- Berbagi tanggung jawab dengan pasangan atau mencari bantuan dari pihak luar seperti penitipan anak atau daycare, pembantu atau robot cleaning, laundry yang dapat meringankan beberapa beban dalam rumah tangga
- Fleksibelitas dalam pengaturan kerja. Siapa saja bisa melakukan pekerjaan apa saja. Tidak dibeda bedakan berdasarkan gender. Misalnya mama atau anak perempuan tugasnya tidak  hanya memasak, sedang anak laki laki dan ayah tugasnya tidak  hanya membersihkan rumah. Akan tetapi mereka bisa bertukar peran, sesuai kebutuhan dan waktu yang dimiliki.
- Seorang ibu (istri) bisa fleksibel dalam memilih kariernya. Ibu bisa memilih bekerja  di dalam rumah ( membuka usaha on line) atau kerja part timer.
- Menentukan waktu yang tepat untuk quality time dengan pasangan dan keluarga
- Kedua pasangan sama sama selalu belajar segala hal tentang kehidupan untuk  menggapai keluarga yang harmonis.
    Dari uraian tersebut di atas, bisa penulis simpulkan bahwa keberhasilan karier seorang wanita tidak menjadi alasan sebuah perceraian. Karena keutuhan rumah tangga bisa digapai dengan komitmen yang kuat antar pasangan, dan komunikasi yang baik. Masing masing tidak menonjolkan egonya sendiri sendiri, akan tetapi mereka lebih saling menguatkan, melengkapi dan saling membuat hebat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H