Mohon tunggu...
Rifaldi Ahmad
Rifaldi Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Torehan-Pensil14

•Terpenuhinya hasratmu | tergantung dari seberapa besar kesabaranmu•

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Pemuda dalam Perspektif Ekonomi

18 April 2020   20:36 Diperbarui: 18 April 2020   20:42 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Rifaldi Ahmad. "Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa peran pemuda (SEMANGAT) itu sangat mengglegar di seluruh penjuru dunia dengan berbagai macam kegiatan yang telah mereka implementasikan berupa gerakan-gerakan yang menjadi tuntutan mereka pada rezim tertentu, semangat yang sangat berkobar-kobar  dan sangat  tidak bisa di halangi jikalau mereka yang telah  turun tangan sendiri, karena mereka mempunyai sifat yang sangat spontan untuk mengatasi problematika yang telah terjadi." 

Berbicara pemuda  disini, berarti bersifat universal, baik mahasiswa maupun pemuda yang tidak menempuh pendidikan ke perguruan tinggi.

SOEKARNO pun sangat percaya pada Pemuda,  maksudnya apa ? Beliau tidak mempunyai keraguan sedikit pun pada Pemuda. Mereka dapat menggoncang dunia walaupun hanya dengan jumlah yang sangat sedikit. 

Secara tidak langsung kita telah memahami bahwa  esensi peran pemuda sangat penting apalagi dalam sistem perekonomian. Sudah berbagai macam banyaknya pembangunan-pembangunan yang telah mereka usahakan demi kesejahteraan bersama.

Pemuda adalah garda terdepan dunia, segala problematika yang terjadi dalam bentuk apapun dapat di atasi oleh mereka. Sangat jelas bahwa pemuda juga mempunyai hak untuk mengontrol perekonomian di seluruh dunia. Tetapi yang dimaksudkan adalah pemuda yang berintelektual, bukan sebaliknya. Karena sebagian pemuda juga dapat menghancurkan dunia dengan perilaku mereka yang tidak terpuji, maksudnya apa? 

Sebagian pemuda yang  melakukan perilaku yang tidak terpuji di sini adalah pemuda yang tidak berintelektual, di karenakan mereka tidak dapat menempuh atau melanjutkan pendidikan mereka karena faktor ekonomi otomatis mereka tidak mengalami didikan formal maupun nonformal.

Kita tahu jelas bahwa di Indonesia dari tahun ke tahun sampai  pada sekarang ini biaya pendidikan pada perguruan tinggi mengalami kenaikan secara terus menerus. Sehingga SDM di Indonesia  tidak sebanding dengan SDM negara-negara maju di dunia. 

Bagaimana sistem perekonomian kita mau berjalan dengan lancar atau maju jika SDM kita masih mengalami degradasi yang sangat drastis dikarenakan biaya pendidikan yang sangat mahal, jadi wajar saja kalau orang asing masih mengelola SDA kita atau sistem perekonomian kita.

Pada tahun 1998 dibawah pimpinan SOEHARTO terjadi krisis ekonomi yang sangat drastis, krisis di seluruh pelosok tanah air Indonesia yang sama sekali tidak dapat di atasi oleh pemerintah, pertanyaannya mengapa itu bisa terjadi? Terus mengapa pemerintah tidak bisa mengatasinya?  Apakah pemerintah dengan sengaja untuk tidak mengatasinya?
Harga barang berupa sembako  melunjak naik tiada sebab, pajak bertambah, kemiskinan rakyat menjadi angka tertinggi, pengangguran dimana-mana. 

Dengan berbagai keluhan-keluhan rakyat yang sudah terlalu banyak, maka dengan terpaksa peran pemuda mengambil alih untuk kebijakan tersebut dengan melakukan aksi besar-besaran di seluruh pelosok tanah air Indonesia. 

Mereka bersatu, demonstrasi yang sangat ekstrim pada saat itu, tuntutan mereka adalah menurunkan SOEHARTO dari kekuasaannya (PRESIDEN). Tragedi yang tak bisa dilupakan dalam lembar sejarah.

Dengan beriringnya waktu sampai sekarang ini, apakah masih ada pemuda-pemuda seperti zaman itu ? Dengan tegas saya katakan tidak. Pemuda sekarang ini sudah tunduk dan patuh pada KAPITALISME atau orang-orang yang berduit, orang-orang yang berkuasa. 

Pemuda sekarang ini banyak melakukan kepentingan-kepentingan dengan tidak berfaedah yang mereka utamakan di banding peduli kepada bisikan-bisikan, keluh kesah yang di ikuti dengan suara tangisan rakyat. 

Sangat jelas sekarang bahwa perekonomian di tanah air kita ini belum mengalami pemerataan secara sempurna, Contohnya di Indonesia bagian timur di ibaratkan seperti kuda yang kelaparan di atas padang rumput. 

Dikarenakan mengapa ? Karena paling banyak tenaga asing yang mengelolanya di banding dengan masyarakat setempat (PRIBUMI). Bahkan sudah banyak orang asing yang menjadi penguasa di berbagai tempat.

Sebenarnya apa makna dari kata keadialan ? yang telah di cetuskan dalam sila ke-5, jikalau makna yang kami paham itu berbeda dengan makna yang engkau mungkin rasa benar itu, maka datangkanlah kami dan pahamilah kami pada makna yang engkau pahami itu agar tidak terjadi kesalah pahaman lagi.

Di mana keintelektualnya kaum pemuda Indonesia  pada sekarang ini ? di mana eksistensi pemuda-pemuda Indonesia yang katanya sebagai tonggak refolusioner dunia? Pahamkah kalian sekarang ini para KAPITALISME sedang menggelapi dunia. Kita tahu jelas bahwa watak  dari pada KAPITALISME adalah sebagai Ekspansi, Eksploitasi, Akumulasi Kapital. Tapi mengapa masih tunduk kepada mereka, cobalah untuk menanduk, ibarat seperti Banteng menunduk kemudian menanduk.

Cobalah kita berkontemplasi sejenak yang khususnya para pemuda pada problematika yang telah terjadi di tanah air kita yang tercinta ini (INDONESIA) sudah sangat beragam yakni pemindahan Ibu kota, Rasisme, dan yang paling parah lagi perekonomian atau SDA sebagian besar di pegang oleh orang lain. Untuk apa merdeka yang berarti bebas dari penindasan jikalau pemuda saja acuh tahu pada problem yang aktual pada sekarang ini.

Sistem perekonomian di Indonesia akan hancur jika para pemuda membiarkan atau patuh dan takut pada para Kapitalisme. Sebelum itu terjadi mari sama-sama kita katakan TIDAK pada Kapitalisme dan membangun negeri ini (INDONESIA) dengan cara kita (ANAK NEGERI) tanpa ada intervensi-intervensi dari MEREKA. Salam perjuangan. NKRI harga mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun