Mohon tunggu...
Aryandi Muhammad
Aryandi Muhammad Mohon Tunggu... mahasiswa -

mahasiswa uin sunan kalijaga prodi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seupil Cerita

16 April 2018   21:28 Diperbarui: 16 April 2018   21:44 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deno, begitulah aku memanggilnya. Dia adalah teman, dia adalah sahabat, dia adalah saudara dan kadang dia adalah Ibu, kadang jadi Ayah bahkan seperti pacar saya. Dalam hidupku dia memiliki banyak cerita. Terkadang bercerita tentang kebahagian, kadang kekesalan bahkan kesedihan. Aku seolah bertanya kenapa dia begitu berarti dalam hidupku padahal aku baru saja mengenalnya beberapa bulan yang lalu kalau tidak salah 6 bulan yang lalu. Dia berarti bagiku mungkin karena ceritanya yang membuat ku selalu tersadar akan jalan hidup ini. Dia mengajarkanku akan kesabaran, memberikan pemahaman bahwa dalam hidup ini berbagi itu penting walaupun harus berkorban.

Deno, begitulah aku memanggilnya. Dia sebenarnya tidak aku pedulikan, kadang aku meninggalkanya di tengah terik matahari, aku bahkan cuek saat rintisan air hujan membasahinya, jangankan mau membawakan payung, menyuruhnya berteduh pun aku jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah.

Deno, begitulah aku memanggilnya. Sekali lagi dia sangat berarti. Ukuran keberartiannya dapat dilihat dari filosofi namanya. Kata dia, namanya adalah adopsi hari spesial. Aku kadang bingung hari spesial apa? Kali ini dia memilih bungkam jika aku suruh bercerita tentang itu, katanya dia malu bercerita. Harusnya dia tak malu lagi, toh dia sudah sering bercerita kepadaku. Jelas aku bertanya kenapa? Katanya, matanya akan mengeluarkan air, orang menyebutnya sih air mata.

Deno, begitulah aku memanggilnya, dia tau semua apa yang aku lakukan, dia selalu tau keberadaanku bahkan tujuanku akan kemana dia selalu tau. Tapi akan ada suatu waktu, dia akan mencoba untuk pura-pura tidak tau kemana aku akan pergi. Kenapa? Karena kepergian itu suatu saat nanti akan membuatnya kesepian dan dia akan memilih berdiam diri tak kemana-mana. Tega? Tidak, emang aku harus pergi tapi tidak akan lama. Mungkin yang dia takutkan bukan lamanya aku pergi tapi yang dia takutkan saat aku datang nanti, dia takut aku akan berubah dan yang paling dia takuti aku mendapatkan sahabat, Ibu, Ayah, Saudaha dan Pacar baru. Tak bisa aku pungkiri, hal itu kemungkinan bisa terjadi.

Deno, begitulah aku memanggilnya. Dia sudah aku kenalkan ke teman-temanku, ada yang suka dengan dia, ada juga yang biasa-biasa aja tapi tidak ada yang benci dengannya. Kenapa? Karena dia suka bercerita. Jika kamu melihatnya, dia pasti memakai identitas berwarna kuning, hitam dan sering menggunakan angka 46. Mungkin dia fans Valentino Rossi. Kalau iya aku akan sangat senang karena Valentino Rossi juga pembalap favorit saya.

Deno, begitulah aku memanggilnya. Jika kamu ingin mengenalnya sebelum aku mengenalkannya ke kamu sebaiknya aku ceritakan dulu ceritanya, biar cerita yang akan dia ceritakan ke kamu nantinya cerita baru yang aku sendiri belum pernah dengar. Baiklah langsung aku ceritakan saja. Dia setiap awal bulan pasti masuk rumah sakit, ada-ada saja penyakitnya setiap awal bulan tapi awal bulan ini dia belum masuk rumah sakit lagi, entah kenapa? Apa karena bulan lalu di habis di operasi atau dia belum sempat? Entahla dia belum menceritakan yang ini, nanti saja kamu tanya sendiri. Dia juga pernah ditengah perjalanan yang dia sedang tempuh, dia sempat jatuh sakit. Waktu itu dia sedang ingin berlibur. Tapi alangkah lucunya! Dia itu sering sakit tapi liburannya kok muncak? hahah itulah Deno. Saat kemarin jatuh sakit, kebetulan dia berencana muncak ke Gunung Merapi dan mau tidak mau penyakit dia diobati dalam kondisi terpaksa. Dan pengobatan dalam kondisi darurat itu malah membuatnya membaik hingga kini. Aku pun sangat senang saat dia menceritakan hal itu, mungkin kamu juga akan senang.

Deno, begitulah aku memanggilnya. Satu lagi cerita yang aku ingin ceritakan sebelum kamu mengenalnya. Cerita ini masih sangat baru dan aku cukup tertawa geli mendengarnya. Ceritanya seperti ini, dia kan hobi muncak jadi ceritanya ada sangkut pautnya dengan pendakian. Saat itu dia sedang berlari bersama teman barunya. Saat di tengah perjalanan dia terhenti dan tidak bisa berlari bahkan seperti orang mati. Untung ada temannya yang membantunya dan memberikannya 3 botol air minum dan 3 botol itu habis. Hhaha dia orangnya emang peminum bukan miras loh ya. Tragedi itu terjadi ketika dia mau muncak ke Gunung Merbabu di Boyolali tepatnya tanggal 13 April 2018.

Deno, begitulah aku memanggilnya. Dari tadi aku nyebutin namanya, menceritakan ceritanya tapi aku lupa dia itu siapa hahah. Maafkan, dia pasti marah soalnya dia tipikal suka diperkenalkan ke orang lain. Kata dia nama Deno itu kepanjangan dari Delapan November, kamu mungkin berpikir itu adalah hari lahirnya. Jika iya, kamu salah. Delapan November itu hari dimana aku mengenalnya dan hari itu hari kelahiran saya dan namanya aku yang memberinya nama. Kamu mungkin penasaran Deno ini siapa sih? Sebentar kalau sudah klimaks nanti kamu tau siapa dia.

Deno, begitulah aku memanggilnya. Diawal cerita sudah aku paparkan bahwa aku baru mengenalnya baru 6 bulan dan kini dia sudah berumur 14 tahun. Masih mudah? Kamu salah. Dia itu sudah tua bangka tapi dia masih kuat hahah. Kok tua? Iya karena Deno itu bukan hewan apalagi manusia. Terus dia siapa? Dia adalah Deno. Iya Deno itu siapa? Hahah, dia itu Motor kesayangan saya yang kebetulan saya beli pada tanggal Delapan November dan kebetulan hari itu hari kelahiran saya. Karena hari itu spesial, maka Deno aku kasih nama biar berkesan sebagai kado Ulang tahunku. Ahhaha. Sekali lagi Deno itu motor matic berwarna hitam dan bernomor 46 berwarna kuning. Nantilah aku perlihatkan. Cukup disini saja nanti aku ceritakan lebih tentang Deno jika kamu sudab bertemunya atau kamu tidak ingin bertemunya karena kamu kecewa? Hahaha, jika kamu kecewa berarti tulisan ini berhasil hahaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun