Rambu solo adalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menujualam Roh. Upacara ini sering juga disebut upaca penyempurnaan kematian karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi acara ini digenapi.
Jika belum maka orang yang meninggal tersebut hanya diangggap sebagai orang sakit atau lemah,sehingga ia tetap di berlakukan seperti halnya orang hidup yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan bahkan diajak bicara.
Dalam masyarakat Toraja,upacara Rambu solo merupakan ritual yang paling penting dan biayanya cukup mencengangkan.sebuah acara pemakaman bisa mencapai 4 sampai 5 milyaran rupiah.
Upacar pemakaman ini terkadang baru digelar setelah berminggu-minggu,berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk membiayai acara pemakaman yang terbilang fantastis.
Di dalam acara Rambu solo terdapat beberapa ritual seperti:
2. Adu kaki.
Ritual inilah yang paling berbahaya dimana mempertontongkan adu kekuatan kaki kaum lelaki dan tidak jarang terjadi hal yang fatal, ritual ini hanya akan dilaksanakan apabila acara pemakaman keluarga kalangan atas.
3. Pemotongan Kerbau dan Babi
jumlah Kerbau dan Babi yang di kurbangkan tergantung seberapa tinggi kasta pihak keluarga,semakin tinggi kasta acara pemakamannya maka semakin meriah pula acaranya.
Sebelum Kerbau di kurbangkan terlebih dahulu Kerbau diarak sebagai bentuk penghormatan sebelum di adu.dalam kepercayaan Toraja “Aluk to dolo”dipercaya bahwa semakin banyak kerbau dikorbangkan maka semakin cepat pula mayat mencapai Puya (akhirat).daging kerbau yang telah dipotong-potong akan diberikan kepada para tamu dan akan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.
4. Penerimaan tamu.
Tamu yang datang biasanya datang bersama kelompok keluarganya dan membawa kerbau atau babi sebagai hadiah,namun hadiah yang dibawa tamu dianggap sebagai utang dan pihak almarhum diwajibkan menggantinya jika pihak tamu tersebut juga mengadakan pesta pemakaman nantinya dan ini telah menjadi tradisi dan tidak boleh ditolak dan apabila tidak dilaksanakan maka pihak keluarga tersebut akan membeberkan di acara pemakaman mereka.
Ma’badong bukan hanya sekedar tarian, melaingkan sebuah kegiatan melagukang badong dengan gerak khas. Syair yang dinyayikan berisi pengagungan terhadap si mati, di dalam nya di ceritakan asal usul dari langit, masa kanak-kanaknya, amal dan kebaikannya serta semua hal yang menyangkut dirinya yang dianggap terpuji.
Selain itu didalamnya juga mengandung harapan bahwa orang mati tersebut dengan segala kebaikannya akan memberkati orang-orangyang masih hidup.
6. Dan ritual yang terakhir yaitu membawa jenasah ke tempat pemakaman. Ada 3 cara pemakaman yang pertama peti mati di letakkan di dalam gua, peti mati ditempatkan di makam batu terukir dan di gantung di tebing.
Sebelum jenazah dibawa ke tempat pemakamannya terlebih dahulu peti jenazah dihiasi dengan kain adat, tali dan pernak pernik dari emas dan perak. tak hanya itu, di dalam peti jenazah akan diletakkan berbagai barang sebagai bekal perjalana menuju puya(akhirat).
Barang-barang tersebut berupa pakaian, uang dan sejumlah perhiasan.menurut kepercayaan masyarakat Toraja (aluk to dolo) semakin tinggi tempat jenazah diletakkan maka semakin cepat pula rohnya untuk sampai di akhirat. Dengan selesainya ritual terakhir ini maka acara Rambu solo dianggap telah selesai dan masyarakat Toraja akan manjalani aktivitas mereka masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H