Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puisi: Jakob Oetama, Teguh dalam Pendirian Lentur dalam Cara

13 September 2020   13:01 Diperbarui: 13 September 2020   17:28 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

menarik membaca kisahmu sebagai pendiri kompas

pada 1978 sejumlah koran dibredel termasuk kompas

kau tampak sangat sedih karena pembredelan itu

penyebabnya kompas dan beberapa koran lainnya

memberitakan unjuk rasa mahasiswa

yang menolak soeharto dicalonkan kembali sebagai presiden

akhirnya kau sangat bersukacita

kala kompas diizinkan terbit kembali

meski harus menandatangani pernyataan tertulis minta maaf

dan berjanji tidak menyinggung penguasa lewat tulisan

mulai saat itu kau mulai hati-hati

karena kau mau kompas tetap terbit

meski suasana sedang genting

kau memikirkan keberlangsungan perusahaan

dan nasib para karyawan

mochtar lubis dan rosihan anwar mengkritikmu           

sebagai wartawan yang tidak tegas pada pemerintahan soeharto   

bahkan mochtar lubis menjulukimu sebagai wartawan

dengan pendekatan jawa yang tidak produktif

rosihan anwar juga mengkritik gaya jurnalismemu yang tidak tegas

memperjuangkan keterbukaan informasi

mochtar lubis memang pengkritik tajam

namun karenanya indonesia raya tidak pernah terbit lagi

sedangkan kau pengkritik dengan cara halus

bagiku kompas juga koran terbaik dari segi bahasa

aku selalu menyuruh mahasiswaku untuk membaca kompas

karena bahasa yang digunakan adalah   

bahasa yang baik dan benar

kalau media lain mempublikasikan berita yang panas

aku lihat ke kompas apakah memang demikian

ternyata di kompas juga ada

tapi tulisannya tidak sepanas di media lain

ya, begitulah kompas

ingat jakob oetama ingat kompas

ingat kompas ingat bahasanya yang baik dan benar

jakob oetama teguh dalam pendirian

lentur dalam cara

jakob oetama sudah pergi

tetapi yang baik-baik darinya

tetap tinggal di kompas

eh, puisiku ini bukan puisi cari muka pada kompas grup ya

ini memang didasarkan pada pengalamanku 

begaul dengan kompas grup selama ini

manado, 13 september 2020

oleh richard tuwoliu mangangue

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun