Seminggu kemudian, aku terkejut. Seorang tetanggaku yang lain mengabarkan kepadaku bahwa  Darto meninggal dunia akibat kecelakaan. Saat itu, ia dibonceng temannya hendak ke pusat kota. Belum sampai di pusat kota, motornya tabrakan dengan mobil bak terbuka. Keduanya mengalami luka parah dan berdarah-darah. Belum sampai di rumah sakit, keduanya telah menghembuskan napasnya yang terakhir.
Meski Darto baru 5 bulan ikut asuransi, tapi ia menerima ratusan juta rupiah. Padahal preminya tiap bulan tidak terlalu besar.
Akhirnya, aku tertarik untuk ikut asuransi. Setiap minggu aku selalu ikut pertemuan di grupku. Dalam pertemuan itu, pengetahuanku tentang asuransi bertambah. Setelah ikut ujian, aku lulus menjadi agen asuransi. Karenanya aku menjadi percaya diri. Aku akan mempraktikkan bagaimana cara meyakinkan orang lain yang belum ikut asuransi untuk ikut asuransi.
Bila aku mendapat downline, sekian persen dari premi yang dibayarkannya setiap bulan, akan masuk ke rekeningku. Â Itu kalau 1 orang. Bagaimana kalau aku bisa dapat 10 orang atau lebih besar lagi dari itu. Ternyata, ikut asuransi itu menyenangkan.
Dengan menjadi peserta asuransi, kita bisa percaya diri. Kalau sakit, kita masuk rumah sakit, kita akan mendapat pelayanan yang luar biasa. Rupanya dengan kartu asuransi yang kita miliki, pelayanan yang diterima jauh lebih baik daripada kartu kuning atau kalau sekarang disebut kartu BPJS.
Dengan menjadi peserta asuransi, sama dengan kita sudah menyiapkan payung sebelum hujan. Siapa yang tahu bahwa saat kita keluar rumah, hujan akan turun. Tapi saat hujan turun pun, kita bisa berjalan dengan santai, karena kita membawa payung. Jadi, sama dengan asuransi, karena kita rajin bayar premi setiap bulannya, kalau sakit kita tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimana cara memperoleh uang untuk bayar di rumah sakit selama kita sakit. Mengapa? Karena semuanya sudah ditanggung oleh pihak asuransi.
Begitu juga kalau tiba-tiba peserta utama asuransi meninggal dunia. Keluarga yang ditinggalkan tidak akan 'pusing' lagi memikirkan bagaimana keluarga yang ditinggalkan dapat menghidupi diri mereka. Mengapa? Karena mereka yang ditinggalkan sudah disiapkan dana yang cukup oleh perusahaan asuransi karena yang bersangkutan telah menjadi peserta dari perusahaan asuransi itu.
Hal-hal itulah yang akan aku sebarkan dan yakinkan kepada orang lain yang belum paham tentang manfaat dari asuransi. Saya justru berpikir, bahwa bila sebagaian besar rakyat Indonesia, katakanlah sampai 80 %, ikut menjadi peserta asuransi, pasti masalah yang dialami pemerintah di masa pandemic sekarang ini, tidak akan separah yang dialami sekarang ini. Â Ya, itu sangat saya yakini.
Sementara itu, tentang makroprudensial yang menjadi bagian dari pihak Bank Indonesia, biarlah itu menjadi bagian mereka. Mereka yang akan mengatur, kapan bantuan pemerintah kepada pihak bank yang terkena imbasnya akibat pandemi ini disalurkan atau apalah namanya. Itu menjadi bagian dari kerja pihak bank sentral kita.
Saya sangat yakin, kalau seluruh rakyat Indonesia bergotong royong membantu pemerintah, khususnya menjadi peserta asuransi, dampak buruk terhadap perekonomian kita tidak akan menjadi kian parah. Yang penting, kita tetap bersatu padu taat pada protocol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah.
Dengan demikian, bangsa kita tetap sehat karena taat pada protokol kesehatan. Bangsa kita juga tetap bahagia karena secara ekonomi tetap terbantu dengan menjadi peserta asuransi.