Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Punya HP, Bagaimana Bisa Belajar Daring?

19 Agustus 2020   02:00 Diperbarui: 19 Agustus 2020   07:05 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa bersama di awal tahun ajaran baru 2019, kapan bersekolah seperti dulu bisa terulang kembali? (Dokpri)

Semenjak berlangungnya tahun ajaran baru pada 13 Juli 2020 tetap  diterapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Disebut tetap diterapkan karena memang sejak pertengahan Maret 2020 PJJ itu sudah dilaksanakan. 

Ada kisah nyata yang terjadi di Garut. Kisah ini membuat kita terenyuh seperti yang pernah saya muat di blog Kompasiana ini, yaitu seorang ayah yang bernama A mencuri HP android untuk digunakan anaknya yang baru masuk Madrasah Tsanawiyah agar bisa belajar online alias daring. 

Ayahnya merasa sangat iba melihat anaknya dari awal tahun ajaran baru itu hingga beberapa minggu tidak bisa belajar. Kalau belajar tatap muka secara langsung pasti bagi anaknya tidak menjadi masalah. Namun, gara-gara covid-19, belajar pun harus berubah. Belajar harus dari rumah dan pakai HP android lagi. 

Mencuri HP

Tentu sang ayah yang  hanya bekerja serabutan  pasti pusing memikirkan bagaimana ia harus mencari jalan keluarnya. Karena sulit menemukan jalan keluarnya, akhirnya, ia pun tergoda untuk mengambil langkah yang penuh risiko, yaitu mencuri HP milik orang lain. 

Saat "mengambilnya", ia pun tertangkap basah.  HP pun segera dikembalikan kepada pemiliknya seraya meminta maaf. Beruntung sang pemilik tidak membawa masalah ini ke polisi. 

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Garut yang mendengar berita yang mengharukan  ini, langsung memerintahkan anak buahnya untuk berkunjung menemui A.

Perintah sang Kajari adalah agar memberikan sebuah HP android kepada A  untuk digunakan anaknya buat belajar daring. Selain itu, sang anak buah juga diminta untuk menjelaskan kepada A bahwa tindakannya mencuri HP adalah tindakan yang melawan hukum. Ia bisa dikenai hukuman. Karena itu, ia diminta untuk tidak mengulangi perbuatannya itu. 

Keponakan di Tagulandang

Saya punya seorang keponakan perempuan yang tinggal di Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Ia tinggal di sebuah desa di bagian Selatan Tagulandang. Ia baru saja menjadi mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. 

Saat mulai kuliah daring pada pertengahan Maret 2020, ia baru duduk di semester II. Karena kuliah harus dari rumah, ia pun pulang ke kampung halamannya. 

Signal di Tagulandang tidak selalu bagus. Malah lebih banyak jeleknya. Artinya, mau menghubungi teman atau kerabat di Manado sulitnya minta ampun. Karena itu, triknya adalah pergi ke bukit-bukit atau pinggir pantai atau naik pohon pala agar bisa terhubung dengan orang yang dituju yang berada di Manado.

Keponakan saya ini, untuk menghindari signal yang buruk itu, baginya harus dibuatkan sebuah tenda darurat di atas bukit yang cukup tinggi. Di bagian atas bukit itu ada pekuburan. Jadi, letak tenda itu dekat sekali dengan pekuburan. 

Kuliah sering kali dimulai sore hari atau menjelang malam. Ada yang selesai pukul 10 atau 11 malam. Tentu saja, sang keponakan tidak sendirian berada di bukit itu.  Ia ditemani selalu oleh ibu atau ayahnya.    

Bagaimana dengan Orangtua yang Kehidupan Ekonominya Pas-pasan?

Meski keadaan susah, sekolah atau kuliah harus tetap jalan. Karena kalau tidak, si pelajar atau mahasiswa yang akan kerepotan nantinya. Yang jadi pertanyaan, bagaimana dengan orangtua yang kehidupan ekonominya pas-pasan atau bahkan sangat susah untuk mencari sesuap nasi. Bagaimana mereka bisa memperoleh HP android untuk  dipakai anaknya buat sekolah daring? 

Mungkin kalau pulsa data atau kuota  ada orang yang memberikannya (saya pernah  mendengar berita di televisi bahwa seorang tukang ojek memberi pulsa gratis kepada anak-anak SD untuk belajar daring.

Saya justru berpikir, si tukang ojek punya wi-fi di rumahnya. Karena itu, dia mengundang sejumlah anak SD untuk belajar daring di rumahnya.) Namun, bagaimana dengan HP? Apakah ada orang yang mau memberikannya?

Mengunjungi Murid-murid di Rumah Masing-masing

Sejumlah guru SD di Jawa, ada yang berinisiatif untuk mengunjungi murid-muridnya di rumahnya masing-masing. Lalu mengajari mereka. 

Menurut saya, cara ini kurang efektif. karena yang menjadi masalah, berapa banyak seorang guru dapat mengunjungi muridnya dalam sehari dan mengajari mereka? 

Mungkin lebih ideal, di suatu lingkungan bisa dicari lokasi atau rumah murid yang cukup besar. Lalu 5-10 murid disuruh berkumpul di situ untuk belajar bersama dengan mengikuti protokol kesehatan (pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak). Dengan cara ini bisa menjangkau lebih banyak siswa. 

Susah payah tetap sekolah. Ya, mau apa lagi. Sekolah atau kuliah itu harus atau kewajiban. Karena kalau tidak, mau jadi apa kelak tanpa duduk di bangku pendidikan. Meski hidup susah harus berusaha untuk sekolah atau kuliah. 

Sekolah susah, tidak sekolah lebih susah lagi. Entahlah, mungkin ada ide lain dari Kompasianer lain  untuk menanggulangi masalah ini, Tentu ide-ide cemerlangnya sangat dinantikan.

Manado, 18 Agustus 2020

Oleh richard Tuwoliu Mangangue

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun