Mohon tunggu...
r. t.  mangangue
r. t. mangangue Mohon Tunggu... Dosen - Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

Penggemar berat catur, penulis, ghost writer, pengajar, dan pecinta sastra Dapat dihubungi di alamat email: r_mangangue@yahoo.com. Facebook: richard mangangue. Tinggal di Manado.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Warga Non-Muslim yang Meninggal Dunia Tidak Cocok Disebut Almarhum

16 September 2019   10:17 Diperbarui: 23 Juni 2021   16:08 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Non-Muslim yang Meninggal Dunia Tidak Cocok Disebut Almarhum (unsplash/sigmund)

Bila ingat kata 'almarhum', 2 hal berikut ini muncul dalam benak saya:

Saya merasa lucu bila mendengar pengumuman tentang telah meninggalnya seseorang yang disampaikan dari pengeras suara di lingkungan tempat tinggal saya.  Sering kali diumumkan demikian: Telah meninggal dunia almarhum bapak X atau atau almarhumah ibu Y. 

Setelah mendengarnya saya selalu berkata pada istri saya bahwa yang meninggal adalah orang yang telah meninggal karena salah satu arti almarhum atau almarhumah adalah kata untuk menyebut orang yang telah meninggal.

Saya merasa terkejut ketika seorang teman saya berkata bahwa kata 'almarhum" tidak cocok digunakan kepada individu non-Muslim yang meninggal dunia. Pemberitahuan tentang hal itu disampaikan teman saya saat kami bertemu di sebuah rumah duka. Saya datang lebih dulu, dan dia datang sesudah saya. Dia duduk di samping saya. Saat kedatangannya, pas acara kata-kata sambutan. Lalu kami menyimak sambutan-sambutan yang disampaikan.

Baca juga : Tiga Warisan Literasi Almarhum Kompasianer Abdul Azis dari Kediri

"Seharusnya kita jangan pakai kata almarhum untuk menyebut teman kita yang sudah meninggal dunia," bisik teman saya seusai penyampaian kata-kata sambutan.

"Apa salahnya?" tanya saya.

"Lihatlah artinya di Kamus Besar Bahasa Indonesiaa (KBBI)," jawabnya

Lalu saya mengambil telepon genggam dan mencarinya di KBBI daring. Ternyata artinya ada 3, yaitu (1) Yang dirahmati Allah (sebutan kepada orang Islam yang telah meninggal); (2) Yang telah meninggal; mendiang; (3) Kata untuk menyebut orang yang telah meninggal.

"Benar toh yang saya katakan?" ucap teman saya setelah saya selesai membaca artinya di telepon genggam.

"Ya, Anda benar. Jadi, kita harus menyebut apa kepada teman kita yang telah meninggal itu?" tanya saya penasaran dan ingin segera mendengar jawabannya.

"Memang, arti lain kata almarhum adalah kata untuk menyebut orang yang telah meninggal. Namun, kata almarhum tidak dapat dilepaskan dari makna pertama, yaitu sebutan kepada orang Islam yang telah meninggal. Jadi, idealnya, kita tidak menggunakan kata almarhum kepada warga non-Muslim yang meninggal dunia. Sebut saja namanya tanpa menggunakan kata-kata yang lain."

Baca juga : "Kado" Terindah untuk Almarhum Ibu dan Ayah

"Kalau menyebut namanya saja tanpa embel-embel lain, saya kira tidak tepat, karena saat hidup dan saat mati, sebutannya sama. Idealnya kan, saat hidup kita sebut namanya, sedangkan saat mati kita menyebutnya 'almarhum'. Itu kan sebutan yang berbeda. Jadi, apa kira-kira sebutan yang pas buat non-Muslim yang meninggal tanpa menggunakan kata almarhum," ujar saya mencoba memberikan argumentasi.

Teman saya tidak langsung menjawab. Ia tampaknya sedang berpikir keras.   

"Aha! Saya sudah dapat!" ujarnya gembira.

"Jadi, kata apa yang Anda dapat?" tanya saya penasaran.

"Makna kedua dari kata almarhum adalah  yang telah meninggal atau mendiang. Jadi, kata yang tepat adalah mendiang. Betul toh?" tanyanya dengan gembira dan sangat yakin.

"Tunggu. Jangan dulu gembira. Kita lihat dulu apa arti kata mendiang di KBBI," sahut saya sambil mencari makna kata mendiang di KBBI daring dengan menggunakan telepon genggam.

"Ternyata makna mendiang adalah orang yang telah mati; almarhum. Berarti mendiang sama artinya dengan almarhum, khususnya pada makna ketiga, yaitu kata untuk menyebut orang yang telah meninggal. Pada lema 'mendiang', ada contoh kalimatnya:  ziarah ke makam mendiang ibunya.

Jadi, kata almarhum sangat tepat digunakan kepada orang Muslim/Islam yang telah meninggal. Sedangkan kata mendiang sangat tepat digunakan kepada orang non-Muslim yang telah meninggal. 

Baca juga : Tepeng, Vokalis Steven & Coconut Treez Meninggal Dunia, Ini Sederet Faktanya!

Lalu bagaimana kalau ada non-Muslim yang tetap menyebut almarhum kepada sosok non-Muslim yang meninggal dunia? Tentu hal itu tidak jadi masalah karena itu adalah soal pilihan atau soal rasa. 

Namun, sesuai pedoman kita dalam berbahasa, yaitu KBBI, bahwa kata almarhum berarti yang dirahmati Allah (sebutan kepadda orang Islam yang telah meninggal).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun