Mohon tunggu...
Rizkia Aulia Intan
Rizkia Aulia Intan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Siswa SMPN 7 Depok

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Heri Si Tukang Susu yang Serakah

21 Agustus 2024   16:06 Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:07 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ini luar biasa, jika aku terus seperti ini, aku akan menjadi sangat kaya disini!" ucap Heri yang sangat senang karena ulah liciknya membuat dia mendapatkan banyak uang.

Dia benar, hari-hari berlalu dan Heri lebih kaya dari sebelumnya. Dia membeli mobil untuk dirinya sendiri, dan merenovasi rumahnya. Dia begitu terbiasa menambahkan air kedalam susu, sehingga dia tidak pernah berpikir untuk membeli sapi lain satupun. Ketika permintaan akan susu meningkat demikian pula air didalamnya. Ini berlangsung selama berminggu-minggu, namun kemudian penduduk desa mulai memperhatikan. Ada obrolan di desa tentang susu encer yang baru, ingin tau yang sebenarnya beberapa penduduk desa berkumpul diluar rumah Heri. 

"Ada apa ini?" ucap Heri.

"Heri, kami punya keluhan tentang susu yang kau jual. Rasa nya seperti air!" ucap penduduk desa yang mulai memperhatikan.

"Apaa?! beraninya kau mengatakan itu!" ucap Heri yang kesal.

"Kami membayar susu Heri, bukan air! kau tidak bisa menipukan lagi!" ucap penduduk desa yang kesal.

"Tidak ada yang berubah! kalian semua tidak bisa menghargai kebaikan! aku berkerja sangat keras! belilah ke tempat yang lain jika kalian tidak menyukainya! aku tidak membutuhkan kalian. Ada banyak desa lain yang mau menerima susu yang aku jual" ucap Heri yang kesal.

Heri berlari masuk kedalam rumah dan membanting pintu. Penduduk desa sangat terkejut dengan perilaku kasar Heri! 

"Ada yang tidak beres" ucap salah satu penduduk desa

"Aku setuju, kita harus mencari tau." ucap penduduk desa lainnya.

Pagi berikutnya, Heri seperti biasa berjalan menuju sungai. Dia membuka wadah nya yang setengah terisi dan mengisi air di dalamnya, tetapi hanya sedikig yang dia tau bahwa dia sedang di awasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun