Mohon tunggu...
rama wibi
rama wibi Mohon Tunggu... lainnya -

i'am nothing but i want to be something...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Merubah -Ah- Indonesia

14 Desember 2016   13:57 Diperbarui: 14 Desember 2016   14:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang yang lebih paham akan embun pagi (Al-Qur’an dan Haddist) nyatanya seperti memanfaatkan pengetahuan mereka dan Ibnu Rushd dahulu kala pernah berkata “"Jika kau ingin menguasai orang bodoh, kau mesti membungkus setiap yang batil dengan kemasan agama”.

Atau alm. Abdurrahman Wahid berkata “Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukukan  sesuatu yg baik untuk semua orang, Orang tidak akan tanya apa agamamu”.

Apakah bila terlanjur salah, Akan tetap dianggap salah? Tak ada waktu lagi benahi diri, Tak ada tempat lagi 'tuk kembali.

Salah menurut kalian belum tentu salah menurut kami, dan benar menurut kami juga belum tentu benar menurut kalian, tapi dengan akal kita bisa menjadi lebih bijak dan baik. Habluminallah dan Habluminannas bukankah itu yang diajarkan kepada kita sebagai umat Muslim?? Hubungan kepada manusia dan hubungan kepada Allah haruslah seimbang tidak boleh ada yang lebih besar dan tidak boleh ada yang lebih kecil, semuanya mempunyai prosi yang sama.

Pertanyaan dasar saya, kalau kita sangat meninggikan Allah Swt, bukankah kita juga harus meninggikan manusia? tidak merendahkan, tidak menyebarkan ghibah, tidak merasa benar sendiri, tidak menistakan dan menganggapnya sebagai manusia yang hina. Dan jika kita melakukan hal tersebut maka dengan garis sejajar maka kita juga merendahkan Allah Swt, lebih benar dari Allah Swt, menistakan Allah Swt.

Terima kasih untuk lagu “Kalian Dengarkanlah Keluhanku” yang membuat saya menjadi lebih belajar lagi untuk menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini. Bahwa bapak saya sudah menyekolahkan saya menjadi sarjana bukan untuk sekedar menyebarkan berita yang tidak jelas asal usulnya dan saya tidak membacanya lagi, bahwa ibu saya mengantarkan saya ke madrasah bukan untuk sekarang ini saya menggunakan jari ini untuk klik share atau like dalam media sosial ini.

Mereka berdua menyekolahkan saya agar saya bisa menulis, menulis tentang nalar dan logika saya, menulis apa yang menjadi pendapat saya dengan referensi dari membaca buku yang sudah saya beli, mencari di laman google, atau melakukan muhasabah tentang apa yang sudah saya lakukan. Dan saya suka untuk menulis bukan sekedar copy-paste.

Saat kita di sibukkan dengan mencari/membuat/menyebarkan berita-berita untuk menjatuhkan pria ini, maka tanpa kita sadar akan semakin terlihat “sepintar” apa kita membaca dan juga memahami isi berita.

Saya hanya seorang suami dan ayah yang khawatir akan kehidupan anak saya di masa mendatang, bahwa ia nanti akan meniru saya untuk hanya sekedar menyebarkan tidak mampu berkarya.

Saya hanya rindu sosok pejabat publik yang mempunyai visi dan ide, bukan sekedar mau menjadi anggota DPR/MPR ataupun pejabat publik tetapi tidak mempunyai kreatifitas dan kinerja. Sebutlah dia salah dalam ucapan dan tata bahasa, peringati bukan untuk mematikan kinerjanya.

Sayangnya, saat saya kembali ke PC untuk melihat streaming kondisinya tidak berubah, masih dengan orang yang sama berorasi dan riuh-riuh orang yang sama pula sambil meneriakkan kalam-kalam Illahi, tetapi terlupa bahwa waktu Dzuhurnya sudah terlewat hampir 30-45 menit. Bukankah Allah dan Rasul menginginkan kita untuk sholat 5 waktu, di awal waktu, berjamaah dan di masjid. Lalu apakah orasi kemarin siang itu mencerminkan mengagungkan Allah dan Rasulnya sedangkan kewajiban yang utama sholat saja mereka lalai.

Buya Hamka berucap, “orang yang sholat itu akan jauh lebih baik jika ia bersikap baik kepada sesama, dan orang yang baik kepada sesama itu akan jauh lebih baik jika ia sholat…”

~r4,20161214~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun