"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." teriak sang pemimpin
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." disambut gelegar pengikut-pengikut setianya
Wajah bersimbah darah dengan tangan terikat segera memanjatkan do'a kepada sang penciptanya, ia tahu sebentar lagi ajal akan segera menghempaskan tubuhnya dari dunia yang fana ini. Tanpa sungkan tusukan serta sabetan dari sebilah pedang segera menghentikan nafas pemuda itu, tidak ada tangisan, tidak ada penyesalan, tidak ada keharuan, yang ada hanyalah tawa puas dan teriakan-teriakan mengatasnamakan yang suci.
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." teriak lagi sang pemimpin sambil menyarungkan pedangnya.
***
4 bulan kemudian...
"setelah memperhatikan dan mempertimbangkan penyelidikan yang telah dilakukan, maka dengan ini terdakawa bebas secara bersyarat...."
"toookkk....tttoookkkkk.....ttoookkkkkk...." ketukan palu dimeja hijau telah menutup semua perkara
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." ucapan itu kembali diperdendangkan saat dirinya dinyatakan bebas
Sang pemimpin segera berdiri dari kursi terdakwanya dan menghadap kepenjuru ruangan sidang dengan melambaikan tangan, sesegera semua pengikutnya ikut mengucapkan lafalz-lafalz yang seharusnya bukan untuk kemenangan munafik, kemenangan yang dinodai. Setelah menyalami jaksa penuntut umum dan pengacaranya ia lalu menghadap ke hakim dan berucap terima kasih dengan menyalaminya.
"terima kasih pak hakim atas vonis bebasnya..." ucap sang pemimpin
"bapak mungkin bebas di dunia ini tapi tidak akan bebas di akhirat nanti,,,," celetuk sang hakim sambil terus menggenggam tangannya
"maksud pak hakim?????"