Mohon tunggu...
Reni Sundari
Reni Sundari Mohon Tunggu... -

Seorang ibu dengan dua anak luar biasa, berprofesi sebagai guru SD. Minat pada bidang seni dan menulis. Berharap dapat membawa kebaikan dengan tulisannya :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tips Menghindari Kecurangan di Restoran

7 Juli 2015   15:00 Diperbarui: 7 Juli 2015   15:00 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bulan Ramadhan ini, buka bersama tentunya menjadi hal yang umum di kalangan umat muslim. Hampir di sepanjang Jln. Raya margonda  rumah makan terisi oleh pengunjung yang hendak melaksanakan ifthor ( berbuka puasa) . Mulai dari pedagang kaki lima, warteg, warung padang sampai restoran besar, semua penuh. Margonda jadi salah satu destinasi kuliner terbesar untuk warga Depok.

Nah, begitupun dengan saya. Kamis, tanggal 2 July lalu, saya ifthor dengan beberapa siswa SMP binaan saya. Fast Food restaurant adalah pilihan mereka untuk berbuka puasa bersama.

Akhirnya kami memilih salah satu fast food resto ternama di Indonesia. Restoran itu penuh sekali, padat. Kami bahkan sulit untuk keluar dari meja setelah duduk.

Seperti biasa, kami memilih tempat untuk duduk, order makanan lalu mengobrol.

Semua berjalan baik, sampailah pada rangkaian acara terakhir yaitu pembayaran. Kami menerima bill sebesar Rp 750.000. Mantap sekali untuk ukuran 9 siswa SMP, yang harus mengeluarkan uang dari kocek mereka sendiri. Namun, mereka sudah memilih tempat dan kami menyepakati untuk membayar makanan masing-masing. 

Lalu kami urailah bill tersebut. Kejanggalan demi kejanggalan mulai terjadi, yaitu :

1. Struk yang aneh

Apakah anda pernah melihat susunan struk seperti ini?

 

3 lasagna 87.270

2 beef spagheti    37.273

2 beef fussili 80.000

8 green tea 21.818

1 dilmah green tea      16.364

 

Sepintas tampak biasa saja, tapi karena kami harus mengetahui berapa yang harus kami bayar masing-masing, lalu kami membaginya.  Perhatikanlah! Apa yang anda lihat?

Benar sekali, point pertama 3 menu sama  langsung dijumlahkan. Point selanjutnya 2 menu sama tapi harga per satuan. Begitupun seterusnya. Setelah saya tanyakan ke pelayannya. Ia juga seperti bingung sendiri, lalu ditanyakan ke kasir. Dan jawabannya adalah sebenarnya mereka sudah menjumlahkannya.

Saya pikir benar juga. Karena ketika kami jumlahkan seluruhnya, hanya Rp 400 ribuan, tapi bill di bawahnya Rp 750.00. Well okelah, mungkin begitu. Kami mulai menghitung lagi mana yang per satuan dan mana yang langsung dijumlah. Hasilnya, pusing sendiri. Karena jumlah tak kunjung sama dengan yang tertera di bill.

 

2. Nota minuman 

Tujuh orang dari kami memesan green tea milk shake, yang tertera di bill adalah  delapan green tea milkshake. Sedihnya, kami baru menyadarinya dalam perjalanan menuju pulang, ketika kami sedang membicarakan tentang menu yang kami pesan.

 

3. Bill diminta oleh kasir

Perhitungan tak kunjung selesai, para siswa sudah mulai tidak nyaman. Mereka ingin segera pulang. Akhirnya kami menyepakati untuk membagi lagi selisih pembayarannya. Dan salah satu siswa saya menuju kasir untuk membayar. Kami pun keluar resto tersebut.

Ketika saya tanyakan, “mana bill nya? “. Fira menjawab “Diminta kasirnya miss, tadi ku minta katanya akan disimpan untuk bukti administrasi. Yasud, aku pergi miss” 

Dan lagi-lagi, itu saya tanyakan ketika dalam perjalanan pulang. 

Sudah berselang seminggu sejak ifthor tersebut, tapi hal ini benar-benar mengganggu pikiran saya. Saya hitung kembali menu makanan yang kami santap di resto tersebut. Kebetulan catatannya ada di notes saya. Saya juga mendiskusikannya di grup siswa saya, me rewind kembali menu- menu makanan tersebut. Hasilnya, saya temukan selisih sebesar Rp 138. 269. Lumayan bukan?

Ini bukan tentang berapa banyak uang yang hilang, tapi awareness, sikap kritis kita sebagai konsumen perlu ditingkatkan. Karena celah-celah seperti inilah, yang menumbuh suburkan praktek korupsi kecil-kecilan. Karena tidak ada yang protes, tidak ada yang menyadari lalu mereka dengan nyamannya melakukan praktek seperti ini berkali-kali. 

Sedikit tips dari saya untuk menghindari kecurangan di resto, bahkan untuk ukuran restoran besar sekalipun.

1. Lihat jumlah makanan atau minuman yang dipesan     sesuai dengan pesanan atau tidak (kasus green tea     saya)

2. Perhatikan struk pembayarannya, yang benar                adalah :

    a. Jika bill nya per satuan maka seharusnya

         Green tea milk shake 

          @ 21.818 x 8 174.544

      b. Jika bill nya dijumlahkan langsung

          8 Green tea milk shake      174.544 

3. Minta Struk pembelian

    Karena jika ditemukan kejanggalan, anda bisa       menuntutnya dari situ. Kalau saya pegang struknya   saat ini. Saya sudah pasti akan menyebutkan nama restoran besar itu dengan jelas pada tulisan saya.

Sesungguhnya Allah telah memperingatkan para pedagang di surat Al Mutaffifin yaitu celakalah bagi orang yang curang dalam menimbang,apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, namun apabila mereka menimbang mereka mengurangi.

Nah,untuk pembaca kompasiana  bangunlah awareness anda.   Jadi ingat pesan bang Napi  “Kejahatan bisa terjadi, bukan saja karena ada niat dari si pelaku, tapi juga kejahatan bisa terjadi karena ada kesempatan”. Waspadalah!  Waspadalah! .

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun