Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghilangkan Lonely Marriage dalam Pernikahan

28 Oktober 2024   08:26 Diperbarui: 28 Oktober 2024   08:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berumah tangga adalah impian dari setiap orang. Mendapatkan cinta yang hangat adalah dambaan setiap manusia. Karena dicintai adalah awal dari adanya kehidupan. Tanpa cinta tentu kehidupan akan stagnan tanpa bertumbuh dan berkembang.

Namun yang jadi permasalahan saat ini adalah walaupun sudah memiliki pasangan hidup tetap merasa kesepian. Mengapa ?

Kesibukan mencari nafkah bagi keluarga sepertinya faktor paling dominan dalam kehidupan rumah tangga saat ini. Sehingga komunikasi antar pasangan suami istri menjadi faktor pemicu rasa kesepian. Jam kantor yang sangat panjang memaksa pasangan suami istri jarang berkomunikasi. Karena kelelahan membuat membuat mereka harus beristirahat sesampainya di rumah. Sehingga memperbincangkan permasalahan yang seharusnya dipecahkan bersama sulit untuk dilakukan.

Belum lagi bercanda bersama anak juga terkendala, karena begitu pulang dari pekerjaan mereka sudah tidur karena seharian sekolah. Jadi hari - hari diisi dengan kesibukan sendiri - sendiri termasuk kesepian juga dirasakan sendiri - sendiri. Lantas sampai kapan hal tersebut akan terjadi pada sebuah keluarga.

Kalau tidak segera diatasi maka perasaan sendiri di tengah keluarga akan semakin menjadi-jadi. Perlu solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Sekaya apapun dari hasil kerja keras tidak mengenal waktu tidak akan mampu menghilangkan rasa kesepian di rumah. Walupun semua sarana hiburan dapat terbeli namun urusan hati tidak mampu untuk tergantikan.

Sukacita itu muncul karena hati yang terus merasakan dicintai. Perasaan dicintai akan muncul apabila semua orang dalam keluarga memiliki kualitas dalam berkomunikasi. Kualitas komunikasi dapat tercipta apabila selalu ada waktu untuk melakukannya setiap hari. Jadi bukan perkara kuantitas pertemuan namun yang terpenting adalah kualitas pertemuan.

Mau seminggu dua kali ataupun sekali, apabila komunikasi terus dilakukan dengan kualitas yang baik tentu dapat menjadikan rasa kesepian tersebut hilang dengan sendirinya. Namun yang terpenting pertemuan antar anggota keluarga harus terus dilakukan di sela kesibukan pekerjaan.

Kuantitas tidak menjadi penting asal harus diupayakan terus terjaga pertemuan dan komunikasi antar anggota keluarga. Juga tidak kalah penting waktu bersama suami istri harus selalu diupayakan. Entah di rumah dalam suasana keromantisan di kamar maupun diluar rumah baik di restoran maupun tempat lain. Bara dari cinta pasangan suami istri harus terus dijaga agar tidak padam ditengah kesibukan mengurus pekerjaan dan anak-anak. Awetnya bara api cinta pasangan suami istri dapat terus dijaga apabila kedua pasangan menjadikan cinta kasih menjadi amunisi utama dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Anak - anak yang lucu dan bertumbuh dalam suasana cinta menjadi amunisi dalam menjaga bara api cinta pasangan suami istri.

Komitmen bersama harus terus dihidupi agar kesepian dalam kehidupan berumah tangga dapat diatasi. Menjaga komitmen menjadi sarana untuk terus berjuang menghidupi bara api cinta pasangan suami istri. Sehingga dalam menghadapi permasalahan sekecil apapun tidak mudah menyerah tetapi selalu bersama-sama dihadapi dan dipecahkan. 

Bagaimanapun lonely marriage itu tercipta karena pasangan suami istri mulai lupa dengan komitmen bersama untuk menghidupi bara api cinta pasangan suami istri. Kalau terus dapat menjaga tentu rasa kesepian itu dapat diatasi bersama karena masing - masing dapat menjaga komitmen bersama bukan malah menghidupi sikap egoisme sendiri.

Salam Sehat......!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun