Hiruk pikuk politik yang saat ini masih berlangsung sepertinya masih harus berlanjut. Gelaran Pilkada serentak yang sudah dimulai dengan kampanye dan debat tentu menambah riuh perpolitikan masa kini.
Namun yang dapat menjadi kebanggaan adalah kesadaran untuk memilih tokoh - tokoh nasionalis yang mulai terlihat. Dan sepertinya politik identitas tidak lagi laku di tengah masyarakat. Nasionalis disini dalam artian sempit yang menegasikan politik identitas namun perilaku elite yang masih haus dengan kekeuasaan tentu masih jauh dari kata nasionalis.
Tanpa menghiraukan munculnya politik dinasti yang saat ini juga marak terjadi. Dari level nasional sampai daerah namun toh proses keterpilihan tetap mengacu pada mekanisme demokrasi. Walaupun itu juga menjadi pertanda bahwa demokrasi belum berjalan sempurna menuju arah kedewasaan.
Titik pokok bahasan disini adalah nasionalisme yang mulai meninggalkan politik identitas, dapat menjadi modal awal kesadaran akan kemajemukan bangsa yang tidak dapat ditangani oleh para pemimpin yang suka membawa politik identitas. Bukti nyata bahwa masyarakat mulai sadar akan jiwa kebangsaannya.
Tokoh yang pada masa pemilu yang terdahulu mengusung politik identitas saat ini mulai ditinggalkan baik oleh partai politik maupun oleh masyarakat. Kejamnya permainan politik justru membuat para pengusung politik identitas harus gulung tikar dan mau tidak mau harus bergabung dengan para partai nasionalis.
Kesadaran masyarakat ini tentu tidak lepas dari edukasi yang baik . Pemerintah bersama berbagai pemangku kepentingan terus menggaungkan semangat nasionalisme. Salam yang mengacu pada agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia juga memacu masyarakat untuk menghormati agama dan kepercayaan lain.
Perilaku sederhana tersebut justru menjadi pemicu akan kesadaran berbangsa dan bernegara. Dan dampak positif ini terbawa sampai kepada pemilihan pimpinan nasional. Tokoh nasionalis lah yang akan merebut kepemimpinan nasional bukan tokoh yang mengusung politik identitas.
Kebangkitan Nasionalisme yang diawali saat ini menjadikan gerak para pengusung politik identitas menjadi terbatas. Bukan karena regulasi yang melarang namun karena kesadaran yang mulai tumbuh di masyarakat.Â
Maka kesadaran nasionalisme ini perlu terus didorong agar bukan hanya menyingkirkan politik identitas namun yang lebih penting kesadaran berkonstitusi yang baik. Taat hukum dan menempatkan hukum sebagai panglima dalam kehidupan dan berbangsa akan semakin menguatkan nasionalisme di tengah masyarakat.Â
Kesejahteraan dan keadilan yang terus diperjuangkan akan semakin memperlengkapi masyarakat dalam terus memompakan semangat nasionalisme. Nasionalisme akan terus berkembang apabila masyarakat adil makmur dan sejahtera dapat diwujudkan, dan Pancasila tentu akan menjadi jiwa bagi setiap anak bangsa. Secara otomatis politik identitas akan terpinggirkan karena Pancasila dapat menjadi solusi dalam mengatasi problema berbangsa dan bernegara. Semoga.....!!!
Salam Sehat.....!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H