Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menambah Anak Tergantung Pilihan Kakak?

28 September 2024   08:15 Diperbarui: 28 September 2024   08:17 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menambah anggota keluarga bagi setia pasangan tentu memerlukan pemikiran yang mendalam. Walaupun kadang tanpa pemikiran pun tetap saja bisa terjadi alias kebobolan.

Sepertinya diskusi memang dibutuhkan dan diperlukan agar setiap keputusan dapat menjadi tanggung jawab bersama semua anggota keluarga. Sebab kehadiran tambahan personil dalam sebuah keluarga tentu membawa banyak konsekuensi yang harus menjadi tanggungjawab bersama.

Bisa jadi waktu yang dibutuhkan untuk memberi perhatian pada anggota keluarga baru akan menyita sebagian waktu pekerjaan terutama bagi sang ibu. Baik itu pekerjaan di kantor maupun di rumah. Atau bisa juga kesempatan untuk mengurus diri sendiri maupun suami dan kakak akan tidak lagi seefektif saat anggota keluarga belum bertambah. 

Belum lagi perhatian yang lebih banyak tersita untuk kehadiran anggota keluarga baru. Sehingga seolah-olah anggota keluarga lama akan terabaikan perhatiannya. Jadi memang perlu untuk diskusi lebih lanjut sebelum memutuskan untuk menambah anak dalam sebuah keluarga.

Pemahaman yang paling utama sebenarnya adalah pada anak pertama atau Kakak, karena jelas dalam kondisi yang belum dewasa perlu diberi pemahaman agar secara psikologis kakak siap untuk menyambut adiknya dan segala konsekuensinya. Kakak yang mungkin selama ini nyaman dengan kesendiriannya jelas akan terganggu dengan kehadiran sang adik. Terganggu secara mental maupun kondisi fisik yang selama ini perhatian Papah dan Mamah full pada dirinya. Kenyamanan bermain sendiri pun akan terganggu juga karena kehadiran sang adik.

Tidak kalah penting juga sang Bapak yang jelas akan beraktifitas ekstra keras karena selain kesibukan pekerjaan juga akan sibuk mengurus anggota keluarga tambahan di rumah bergantian dengan istri tercinta. Sebagai manusia dewasa mungkin akan lebih mudah diberi pemahaman dibanding sang kakak yang masih kanak-kanak.

Jelas sekali diskusi sangat diperlukan. Agar segala sesuatu akan berjalan dengan baik dan aman. Jangan sampai kehadiran tambahan anggota keluarga justru menjadi pemicu ketidakharmonisan. 

Kakak harus mulai belajar berpikir dewasa secara kanak - kanak bahwa tanggungjawabnya akan bertambah dengan kehadiran sang adik. Kedewasaan berpikir jangan sampai menjadikan kakak kehilangan masa kanak-kanaknya. Anak - anak tetaplah anak-anak jangan sampai masa keemasannya terebut dengan kehadiran sang adik. Pemahaman akan tanggungjawab perlu diberikan dengan bahasa anak - anak bukan dengan bahasa orang dewasa. Mungkin dengan kalimat yang lebih mudah dipahami anak maka sang kakak dapat diberikan pemahaman akan arti tanggungjawab. Mmebahasakan secara kanak-kanak tentu butuh keahlian khusus tetapi sebagai sebuah keluarga tentu jam terbang sebagai orang tua akan memampukan membahasakan kedewasaan dalam kapasitas sebagai anak-anak.

Walaupun kadang sang kakak akan setuja setuju saja tanpa berpikir panjang namun pemahaman akan tanggungjawab perlu ditanamkan sejak dini sebelum sang adik hadir. 

Karena bagaimanapun kehadiran adik kecil sering dipahami sebagai sesuatu yang menyenangkan sekaligus hiburan bagi sang kakak tanpa mau memahami konsekuensi yang akan ditanggungnya dengan kehadiran sang adik. 

Bayangan sang kakak hanya hal-hal yang menyenangkan saja. Bisa memainkan adiknya sesuka hati, bercanda, dan hal lain yang initinya menjadi hiburan bagi sang kakak.

Maka perlu sekali untuk mengajak diskusi dalam memutuskan untuk menambah anak. Sehingga kehadiran buah hati tambahan benar- benar bisa menjadi kesukacitaan bagi seluruh anggota keluarga, bukan justru menjadi beban yang memberatkan baik secara psikologis maupun material bagi suatu keluarga. Jadu jangan ragu untuk menambah anak sepanjang semua hasil dari pemikiran seluruh anggota keluarga.

Salam Sehat.......!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun