Mohon tunggu...
Sadaridulu Qurban
Sadaridulu Qurban Mohon Tunggu... -

Baca dulu Baru Komentar!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Calon Pemimpin dan Problem Bangsa

26 Juli 2013   13:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:00 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13748188041027839421

[caption id="attachment_256741" align="alignright" width="336" caption="Pak Isran Noor ~ Dokumentasi Apkasi"][/caption] Jelang pemilihan presiden pada 2014 nanti, beberapa nama tokoh nasional mulai mencuat ke permukaan. Bahkan, beberapa nama merupakan wajah lama yang gagal dalam pilpres sebelumnya. Sebut saja nama Wiranto yang lima tahun lalu berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Sekarang, Ketua Umum Partai Hanura itu maju kembali berpsangan dengan pengusaha media massa Harry Tanoesudibyo. Sementara mantan pasangannya, JK, juga digadang-gadang bakal maju sebagai kandidat presiden pada 2014 nanti. Kemudian ada nama Prabowo Subianto yang dulu maju sebagai calon wakil presiden dengan calon presidennya Megawati Soekarnoputri. Megawati sendiri kemungkinan besar akan maju kembali pada pilpres tahun depan. Selain itu muncul juga nama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Mereka semua tokoh nasional yang tinggal di Jakarta. Para kandidat capres dan cawapres ini sepertinya harus berjuang keras untuk merebut simpati rakyat dan memilihnya. Apalagi saat ini, prilaku rakyat untuk memilih calon pemimpin mulai bergeser dari awal reformasi dulu. Politik pencitraan, materi dan etnis tak lagi bisa diandalkan untuk mendulang suara. Rakyat memimpikan pemimpin yang memiliki integritas dan mampu memecahkan problem yang sedang dihadapi bangsa ini di masa depan. Janji pendidikan dan pengobatan gratis serta hal muluk lainnya bukan lagi hal menarik, karena rakyat sudah tahu bahwa itu memang hak yang harus diperoleh, tak peduli siapa pun presidennya. Indonesia kini menghadapi problem besar, ancaman disentegrasi bangsa. Negeri besar ini bisa cerai berai kembali, seperti mozaik yang pecah. Ketika kekuatan hegemonik memainkan 'kartunya' enagn mengobarkan perang saudara, sebagaimana yang terjadi dalam skenario Libya, Suriah dan negara Islam lainnya. Seluruh sumber daya alam telah berada dalam cengkraman mereka, sementara rakyat Indonesia saling angkat senjata, berperang, membunuh dan mengobarkan dendam antar sesama anak bangsa. Inilah problem besar yang dihadapi bangsa ini. Nah menghadapi tantangan ini, tentu diperlukan pemimpin yang tak hanya bisa menebarkan pesona, mengandalkan survei, asal usul etnis dan meteri, tetapi kita butuh pemimpin yang memiliki integritas kuat, tegas, mandiri dan berani. Dipesta demokrasi bernama pilpres 2014 nanti, rakyat Indonesia perlu melakukan eksperimen politik , dengan membuka diri atas kehadiran tokoh besar daerah yang memiliki karakter dan integritas kuat, juga punya pemahaman tentang wilayah di seluruh Indonesia. Isran Noor yang kini menjabat sebagai Bupati Kutai Timur, sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bisa jadi tokoh pemimpin alternatif. Integritas, kemandirian, dan keberanian Isran Noor sebagai pemimpin daerah, telah memberikan energi baru, kehangatn serta insprasi bagi kemajuan bangsa ini di masa depan.  Salam Ari, semoga pencerahan dalam pilpres

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun