Mohon tunggu...
Ria Anggraini
Ria Anggraini Mohon Tunggu... Human Resources - Ordinary people

Orang biasa yang suka menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Maaf", "Tolong", dan "Terima Kasih" Nggak Penting Lagi?

12 Januari 2020   19:39 Diperbarui: 13 Januari 2020   07:42 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam studi yang dilakukan oleh Privilege sebanyak 84 persen anak muda mengatakan sopan santun seperti mengatakan 'tolong' dan 'terima kasih' merupakan sesuatu yang kuno. (Indozone) 

Padahal seperti kita ketahui bersama kata 'maaf', 'tolong' dan 'terimakasih' merupakan 'magic word'. Dan tiga kata itu sering diajarkan orang tua kepada anaknya sejak dini. 

Sayangnya hal tersebut sudah tidak berlaku bagi kaum milenial, meski saya yakin orang tua merekapun mengajarkan hal yang sama seperti orang tua lainnya. 

Mengapa demikian? 

Kalau menurut pengamatan saya bisa jadi hal tersebut karena faktor lingkungan. Seperti diketahui kaum milenial kebanyakan hidup dengan kedua orang tua bekerja. So, anak milenial lebih sering berinteraksi dengan sesama teman. Komunikasi dengan orang tua pun seperlunya. Wiken yang harusnya menjadi ajang komunikasi, ini malah masing-masing, baik si anak maupun orang tua sibuk dengan aktivitas atau gadget. 

Kalau terus dibiarkan tidak menutup kemungkinan sopan santun benar-benar terkikis lalu lama kelamaan hanya menjadi sejarah dan tinggal cerita. 

Seperti kita ketahui 'magic word' dapat merubah keadaan. Karena dengan mengucapkan 'maaf', amarah yang sudah siap meledak akan mereda seketika, jikapun tetap marah, amarahnya tak sedahsyat tanpa kata 'maaf'. Begitupun dengan kata 'tolong'dan 'terima kasih'. 

Jika sikap sopan santun hilang, lalu apalagi yang bisa dibanggakan oleh kita sebagai bangsa timur yang begitu terkenal dengan keramahan dan sopan santun? 

Tanggung Jawab Siapa? 

Tentu tanggung jawab kita bersama. 

Tapi apa yang bisa kita lakukan? 

Banyak gaess, dan mulai dari hal kecil. 

Misalnya memberlakukan aturan tanpa gadget di rumah, entah itu pada saat makan, nonton TV bersama atau momen ngobrol bareng. Selain hal itu bisa mempererat rasa kekeluargaan juga saling mengingatkan tentang pentingnya sopan santun. 

Dan ada baiknya juga jika kita yang memiliki sepupu, keponakan atau saudara milenial tidak bosan-bosan mengingatkan  mereka. Agar sikap sopan santun yang merupakan warisan dari leluhur kita tetap terjaga.

Sebagai salah satu warga negara Indonesia saya berharap semoga 16 persen milenial yang masih menganggap penting mengucapkan 'magic word' dapat mempengaruhi 84 persen kaum milenial lainnya, sehingga bangsa kita yang terkenal dengan adat ketimurannya tetap terjaga sampai nanti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun