Bernanda 2022, Bengkulu. Â Cacat las atau welding defect adalah hal yang lumrah kita jumpai dalam kehidupan sehari hari, utamanya bagi seorang individu yang bekerja di bidang pengelasan. Baik itu seorang yang berprofesi sebagai WELDER/TUKANG LAS maupun seorang PENGAWAS (Welding inspector/Quality Control QC, Mandor Proyek, dan lain sebagainya) pasti seringkali menjumpai hal semacam ini dalam melakukan pekerjaan mereka. Mengapa cacat las itu dapat terjadi ? dan apa dampaknya bagi lingkungan sekitar ? Pekerjaan pengelasan seringkali dianggap remeh dalam sebuah proyek, meski keliatannya mudah nyatanya masih banyak sekali kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human error/keteledoran baik tukang las maupun pengawas lapangan
Sebagai tukang las, setiap langkah kerja dan teknis pengelasan diharapkan dapat sesuai dengan standar spesifikasi acuan dari user (pemakai). misalkan adanya WPS Welding Procedure Spesification sebagai pedoman dalam pekerjaan sambungan pengelasan diharapkan dapat menyeragamkan kualitas hasil lasan. Namun nyatanya tukang las banyak yang abai pada acuan tersebut dikarenakan kejar target maupun karena alasan klasik lainnya.Â
Padahal begitu proyek suatu bangunan itu selesai dan beroperasi untuk kebutuhan khalayak umum (semisal proyek jembatan dan tangki BBM) ketika terjadi cacat las, maka hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti bangunan jembatan yang runtuh dan tangki BBM yang meledak.Â
Dampak itu tentunya juga sangat merugikan keselamatan baik pekerja maupun lingkungan sekitar proyek tersebut. sehingga diharapkan para tukang las dapat lebih berhati hati dalam menerapkan langkah kerja dan teknis dalam mengelas dan seyogyanya mengikuti WPS Welding Procedure Spesification.
Sebagai seorang pengawas lapangan, diharapkan tidak hanya memperhatikan administrasi dalam sebuah pengerjaan proyek, namun lebih fokus kepada esensi tupoksi utama dari seorang pengawas itu sendiri, yaitu mengawasi hasil pekerjaan proyek itu sendiri. dalam hal ini khususnya pengawasan terhadap sambungan las dan cacat las.
Nyatanya, pada proyek yang sedang berjalan, baik pengawas dari kontraktor maupun user (company pemilik proyek) malah kongkalikong dalam hal pengawasan proyek itu sendiri, sehingga diharapkan proyek tersebut banyak cacat yang terjadi sehingga menambah cost biaya yang mungkin menguntungkan dari oknum pengawas tersebut.Â
Parahnya, hal itu banyak terjadi di proyek pembangunan pemerintahan atau nasional. yang mana konsumen/pemakai nya adalah rakyat sendiri. Mungkin sebab itulah yang menyebabkan kualitas proyek pembangunan nasional banyak yang mengalami kecelakaan kerja sehingga merugikan banyak pihak, baik dari segi pekerja maupun lingkungan.
