Mohon tunggu...
Mutia Simatupang
Mutia Simatupang Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi-Untirta 2012 (Fokus Jurnalistik)

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Yuk, ke Posyandu Sekarang

29 Oktober 2014   19:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:16 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kesehatan ibu dan anak, Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah suatu rutunitas yang sangat penting. Terang saja, kegiatan kesehatan yang sudah dimulai sejak kepemimpinan Soeharto tahun 1984 itu memiliki dampak besar bagi kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil dan menyusui serta Anak Balita (bawah lima tahun). Posyandu dapat dikatakan sebagai kunci kesejahteraan masyarakat. Bagaimana tidak, begitu banyak manfaat dari pelayanan kesehatan ini. Kesehatan serta pertumbuhan anak dapat dimonitori dengan waktu yang tepat. Jika ada masalah sekecil apapun, dapat terditeksi dengan cepat dan ditangani dengan sigap.

Untuk sehat itu mahal, rasanya kurang tepat jika disandingkan dengan Posyandu yang bebas berbayar (Baca: gratis). Ini merupakan langkah awal untuk menuju Indonesia yang sejahtera. Bukan hanya dari segi sehat saja, melainkan ekonomi. Toh untuk menjadi bebas dari penyakit tak perlu mahal. Lalu apa lagi yang menjadi kendala masyarakat untuk malas ke Posyandu. Begitu banyak menfaat dari kegiatan sehat ini, dan lagi bebas bayar. Lalu siapa yang salah dalam hal ini?.

Sungguh disayangkan, hal ini cenderung dianggap sepele bahkan diabaikan. Seperti masyarakat Unyur-Serang, betapa sedikit kepedulian para ibu terhadap pentingnya ke Posyandu. Data yang didapat dari seorang bidan yang mengurus Posyandu di area tersebut, Yanti Sriyuyanti, persentase yang terbilang besar sekitar 75% ibu pemilik Balita  memilih enggan ke Posyandu tiap bulannya. Terang saja, tak sedikit kesehatan anak yang dapat sigap diobati dan diketahui penyebabnya. Bahkan data yang saya terima dari pengurus posyandu di Unyur, ada sekitar tiga anak usia enam tahun menderita busung lapar.

Hal yang harus diperhatikan adalah, pendekatan tokoh masyarakat yang disegani untuk mengajak serta menyadarkan warganya bahwa kesehatan teramat mahal harganya. Menjaga sedini mungkin adalah alasan yang penting yang harus segera dibenahi dari sekarang. Penyuluhan mengenai kesehatan, dituturkan dalam kegiatan Posyandu. Namun, bukan hanya tokoh masyarakat yang seharusnya turut andil. Begitu pula dengan pemerintah, yang tentu wajib memiliki program kesehatan sadar Posyandu. Agar sakit anak seringan apapun dapat segera diperhatikan.

Generasi muda adalah asset penting yang luar biasa, kesehatan balita yang sejak awal terjamin tentu mempengaruhi kecerdasan anak. Namun perlu ditekankan, bahwa bukan hanya anak yang semestinya diperhatikan nilai gizinya. Begitu pula ibu hamil, karena kesehatan janin pun harus diperhatikan agar kemungkinan-kemungkinan buruk dapat diatasi dengan cepat. Cek kehamilan di Posyandu, tentu saja dapat mengurangi jumlah kematian ibu dan anak. Kasus ini tergolong banyak di wilayah Unyur- Serang. Hal ini dikarenakan pendidikan dan pemahaman mengenai kesehatan kurang baik di wilayah tersebut.

Sudah seharusnya saya menghidangkan solusi dalam tulisan yang saya buat ini. Mari sadarkan diri, serta kanan kiri, betapa penting ke Posyandu. Ini merupakan tanggung jawab segala lapisan masyarakat untuk memabawa sehat agar merata ke seluruh penjuru Indonesia. Tak mengenal usia, tak mengenal batas. Semua harus ikut mengerti betapa penting kesejahtareaan masyarakat, yang berpusat pada kesehatan. Dengan sehat maka, kegiatan ekonomi akan mudah dijelajahi, dengan sehat maka sekolah akan ringan dijalani.

Penulis Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semeseter 5

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun