Hari ini, Halimah mendapat pesan. Sang anak ingin belajar tambahan, karena akan tes kenaikan kelas. Halimah tak menolak. Dengan gembira ia datang.
Halimah diminta menunggu.
"Ada apa, ya? Tak seperti biasanya aku di suruh menunggu?" Halimah bertanya-tanya dalam hati, resah, seakan-akan ada yang salah terhadap dirinya.
Sebelum berpamitan pulang, Halimah diminta bertemu dengan kedua orang tua sang anak. Halimah sangat kagum saat melihat ibu sang anak, "Oooh alangkah elok rupawan wajahnya. Beruntunglah laki-laki yang menjadi suaminya." Halimah tak dapat menutupi kekagumannya. Tak luput pandangannya dari ujung kaki hingga ke kepala. Semuanya indah. Sang istri pun hanya tersenyum. Seakan memahami apa yang dirasakan oleh Halimah.
"Terima kasih Ibu Guru Halimah, karena telah membantu anak kami selama ini. Rupanya benar apa yang dikatakan anak kami, Ibu sangat cantik, dan baik."
Halimah kaget mendengarnya, meski tak percaya namun ia cukup senang. Wajahnya pun berseri-seri.
"Baik Bu Halimah, tunggu sebentar ya, suami saya sedang bersiap-siap. Beliau juga ingin bertemu dengan Ibu Halimah. Penasaran katanya".
Halimah hanya tersenyum, "Baik sekali keluarga ini. Pantas saja Allah berikan kecukupan pada mereka." Halimah berujar di dalam hati.
"Nah, Bu...perkenalkan ini suami saya."
Halimah pun kaget.
Suaminya pun kaget.