Ku lihat Bang Midun masih terbaring.
"Ah, mungkin Bang Midun kecapean, sehingga ia masih tertidur. Aku pun beranjak menghampiri, dan membangunkannya. Namun, tubuh yang kurus itu sudah tak berdaya, hanya kaku. Dan aku pun hanya mampu berteriak,
"Bang Miduuuuun, jangan tinggalkan Nisa, Bang!!"
Baaaaang, maafkan Nisa..."
Bau minyak angin yang menyengat 😷membangunkan aku yang baru saja pingsan. Ramai kulihat orang dirumahku membaca ayat-ayal Alquran. Ibuku, duduk disampingku penuh dengan deraian air mata.😢
"Sabar ya, Nak..semua ini terjadi atas kehendakNya. Ikhlaskan kepergiannya, anakku". Ujar ibuku menguatkan aku yang lemas tak berdaya.
Bang, kini aku mengerti, hanya Tuhan, dan lewat sang waktulah kebahagiaan sejati kau dapatkan. Bukan denganku, istrimu yang tak tau bakti. Di pusaramu kini, ku bacakan ayat-ayat Alquran, sepenuh hati kupanjatkan doa semoga amal ibadahmu diterima olah Sang Maha Kuasa duhai suamiku. 😌😢
Jauh melayang fikiranku, teringat sudah semua kenangan ketika kau masih ada. Kini, aku hanya mampu mengenang, tanpa bisa menyentuh, melihat dan menatap wajahmu duhai kekasihku.
Suamiku, maafkan aku..izinkalah aku bertemu denganmu lagi..hadirlah! Hadirlah!meski hanya sesaat di dalam mimpiku. Karena aku berjanji, aku akan mengatakan bahwa aku mencintaimu😍. Meski pun aku tahu..itu sia-sia.😢
Jkt, 290815..miss MYA-