Mohon tunggu...
Gading Cempaka
Gading Cempaka Mohon Tunggu... Guru - Gading Cempaka adalah nama salah satu tokoh atau karakter dalam legenda yang berasal dari daerah Bengkulu.

Menulis📝, adalah seni menuangkan isi hati ke dalam rangkaian kata-kata yang saling terhubung menjadi untaian cerita yang sarat dengan makna💞😍

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hamidun, Suamiku Tercinta

30 Agustus 2015   16:45 Diperbarui: 30 Agustus 2015   16:45 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hamidun bekerja dengan giat sebagai pegawai di kampung ini. Oh, iya setelah menikah otomatis aku ikut bersama Hamidun. Awalnya kami tinggal bertiga dengan ibunya, namun rupanya Tuhan berkehendak lain, tak lama berselang setelah kami menikah, ibunya Midun kembali keharibaanNya. Tegar, sabar dan ikhlas, itulah hal yang benar-benar ku lihat dari Midun. Duh, seandainya itu ibuku, mungkin aku tak sanggup bertahan..sungguh, aku kagum dengan sikapnya itu. 😱

Selama menjalani kehidupan sebagai suami istri, sikapku datar. Aku tak pernah sepenuh hati menyayanginya. Hanya sebelah mata aku memandangnya. Rasanya sebagian dari rasa di hatiku telah kikis termakan waktu. Tak pernah terlintas dibenakku, untuk menyisakan sedikit rasa cinta kasihku buat Midun suamiku.

Ku akui keegoisanku. Aku tak dapat menempatkan perasaanku untuknya. Namun karena sebenar-benarnya rasaku masih tertaut pada satu jiwa. Ya, satu jiwa yang sampai saat ini belum sanggup untuk benar-benar kuhapus dalam ingatanku. Ya, dialah kekasihku. Kekasih yang sangat aku cintai. Demi menikah dengan Hamidun, aku rela meningalkan dia. Melepaskan asa yang telah lama kami ukir berdua. Rasa yang kami jaga karena kami sama-sama mencintai. 

Dia, kekasihku. Meskipun sekarang dia juga sudah berkeluarga sepertiku, namun aku tetap menyukainya. Bayang-bayang akan dirinya tak pernah sanggup untuk aku lupakan. 

Hadirnya Midun sebagai suami tak dapt menggantikan dia, meskipun kata orang, Bang Midun adalah sosok suami yang terbaik. Sampai saat ini bersamanya, Bang Midun tak pernah mendapatkan ketulusan hatiku.

Kadangkala aku ingin Bang Midun membenciku, agar punah sudah rasa kasihnya padaku. Namun, Tuhan sungguh adil..semakin aku berulah, maka akan semakin sabar jua dia mengatasiku...

Bang Midun menjagakumenjaga dan menyayangiku layaknya sepenuh jiwanya. Semua keinginanku berusaha ia penuhi semua. 

Hingga suatu masa, kesabaran dan kebaikan hati Bang Midun dihentikan sendiri oleh Sang Pemilik Jiwa. Sekian lama dia memendam sakitnya. Tanpa sedikitpun aku pernah melihat ia mengeluh. Rupanya semua ia tahan karena tak ingin aku tahu. Ia tak ingin melihatku menangis. Tak ingi menyakiti dan membebaniku dengan sakitnya. Rupanya sakitnya dah tergolong parah. Bagaimana tidak, jarang sekali Bang Midun tidur bersama denganku. Ia lebih memilih tidur di lantai. Dengan alasan "tak mengapa, Dik..di lantai juga nyaman".

Itulah keegoisanku, mengapa aku tak pernah bertanya dan melarangnya..justru aku menerima saja setiap kali alasan itu ia ucapkan.

Cukup lama ia bertahan dengan sakitnya, hingga suatu pagi aku hanya mampu menangis menyesali, saat aku terbangun, Bang Midun sudah tak ada.

Biasanya, setiap pagi Bang Midunlah yang membangunkanku untuk sholat subuh. Namun, pagi ini hingga aku terbangun, tangan lembut dan ucapan penuh kasih sayang itu tak akan pernah kudengar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun