Mohon tunggu...
Gading Cempaka
Gading Cempaka Mohon Tunggu... Guru - Gading Cempaka adalah nama salah satu tokoh atau karakter dalam legenda yang berasal dari daerah Bengkulu.

Menulis📝, adalah seni menuangkan isi hati ke dalam rangkaian kata-kata yang saling terhubung menjadi untaian cerita yang sarat dengan makna💞😍

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau Masih Kekasihku

22 Oktober 2014   23:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sumber; Eldimili.blogspot.com

Pukul 00.30, saat ku dengar teleponku berdering dan sejenak kulihat ada panggilan masuk. Sesaat kuperhatikan panggilan tersebut, sengaja tak segera ku angkat karena di layar hape tertulis nomor tak di kenal, dan memang saja…nomor tersebut tak bertuan. Ku pandangi terus layar hapeku, dan aku terus berfikir “ nomor siapa ya ini? Malam banget sih nelponnya. Kalau ku lihat-lihat tiga anggka di depannya, ku terka nomor tersebut bukan nomordari sini”. Gumamku dengan perasaan sedikit takut.

Ku coba beranikan diri mengangkat telepon tersebut, dan segera saja ku dengar suara dari seberang sana” Hallo, hai Sop..!”

“Iya, ini siapa, ya?” eh malah dia ketawa….” Ayo, tebak siapa?”

“ Ih, mana ku tahu, ya…maaf ni salah sambung kali” rasanya aku ingin sesegera mungkin mengakhiri percakapan kami ini.

“Eiit, tunggu donk…aku, eh..kita kan baru chatting tadi sore, ingat gak?”…aku sih emang dah males ni ngobroltengah malam gini….bukannya langsung kasih tau namanya, malah pakai acara tebak-tebakan dulu lagi…”Duh, sorry ya aku gak tau nih…sorry banget ya dah malem, soalnya besok aku ada kuliah pagi nih…”(sok jual mahal).

“Tar dulu donk…tapi kalau kapan-kapan boleh ya aku telpon kamu lagi?” Sepertinya cowok ini bersikukuh ingin ngobrol denganku, tapi jujur saja aku sudah males banget, mana ngantuk pula….

“ Okey deh, tapi ngomong-ngomong tahu nomorku dari mana?” Ujarku penasaran.

“Rahasia donk. Ya sudah, aku tau kamu sudah ngantuk..by the way, maaf ya kalau aku dah ganggu kamu malam-malam gini…bye”. Tuut…tuut….tuuuuut…

Kok aku jadi mikirin orang itu,ya. Padahal tadi aku dah ngantuk berat. Aku bangun lagi dan bangun lagi. Akhirnya ku rapikan proposal skripsiku yang tadi sempat ku perbaiki, terakhir ku ajukan masih ada beberapa bagian yang belum sempurna. “ Iiiiih, ganggu konsentrasi saja deh….”.

Lama juga ku tak dapat pejamkan mata, karena aku masih memikirkan cowok misterius yang meneleponku tadi. Aku terbangun saat adzan subuh berkumandang….Assolatu khairumminannauum (sholat lebih baik dari pada tidur). Selesai sholat ku lihat ada 1 pesan yang masuk, dari nomor tak di kenal….saat ku buka ” Ass, Sop…bangun!!!Hehehe).

“Siapa sih ini? SKSD banget …”Ku putuskan tak membalas sms tersebut, sebenarnya sih dalam hati aku merasa senang, emmmm tambah satu lagi ini penggemar ku…..heheheehe….lumayan, buat koleksi, (caelah, nggaya..^_^).

Meski tak benar-benar menanti telepon dari si cowok ini, aku sempat juga menahan kantukku malam ini, berharap dia menepati janjinya untuk meneleponku...walau aku tak tahu pasti kapan dia akan meneleponku lagi. Biar tak suntuk, ku coba bersenandung lirih, sambil mendengarkan lagu-lagu enak dari channel radio kesayanganku…

Tiba-tiba saja teleponku berdering, dan langsung ku lihat ada 1 panggilan masuk di layar hapeku….emmmm, nih dia nih..cowok yang kemarin malam meneleponku…tar ah, ku biarkanberdering beberapa kali, biar gak ketahuan kalau aku dah nungguin dia dari tadi…hehhe.

“Hallo”. Aku pun menjawab serupa dengannya.

“ Lagi apa, Sop? Kok belum tidur?”.

“ Mau tau saja deh, lagi ada kerjaan.. Emang kamu siapa sih? Kok tau nama dan nomor hapeku?”

“ hehehe, mau tau banget, ya?”

“ Gak sih, oh ya udah kalau kamu gak mau kasih tau…Cuma aneh saja, kan aku gak kenal kamu, tapi kok bisa kamu telepon aku. Gitu doank….”.

“ Okey, Sop…boleh gak aku main ke kosan mu? Tar aku kenalin siapa aku sebenarnya”.

“ Beeeuh, belagu amat nih cowok, gak ada basa basinya coi….dan sok seleb lagi…”.

“ Ia, tapi kasih tau dulu donk siapa nama mu”ujarku sedikit kesal.

“ Baik cantik….namaku Zahib. Perlu nama panjang gak, Non Sophia?”

Waduuuuh, pake acara ngerayu segala nih cowok, sok kecakepan pula…” Ya udah, emang siapa?”

Zahib kembali tetawa kecil…hehhee, perkenalkan aku Muh. Zahib Pamungkas….keren kan namaku? Aslinya juga cakep, lho Non”.

Wuuuiiiih, GR banget ya….tapi its oke lah…sebenarnya kalau di dengar dari suaranya sih kayaknya nih orang lumayan juga….lumayan gak tau malu maksudnya. “ Bagus…bagus kok namamu”.

“Yaah, komentarnya dikit banget..kalau kamu?’

“ Yeee, kamu udah sudah tau kan, Sophia, nama panjangku S-o-p-h-i-a!! Puas!!“

“ Uuuups, galak amat Non^-^”.

Akhirnya kami pun bercakap-cakap di telepon, tak terasa hampir satu jam kami ngobrol ngalur ngidul gak karuan, saling ejek-ejekan..padahal masing-masing dari kami belum pernah ketemu…tak tau lah, aku berasa nyambung dan lucu saja dengan omongannya yang sok kepedean itu. Zahib janji mau datang ke kosanku, namun lagi-lagi dia gak ngasih tau kapan dia akan datang.

Sabtu malam, sehabis sholat magrib, ku dengar bel kosan ku berbunyi. Dari lantai bawah ku dengar suara langkah kaki anak kos di lantai bawah mendekati pintu. Kemudian ku dengar seseorang memanggilku, “ Mba Sophia, ada tamu”. Haaah. Sontak aku kaget. Tamu, siapa ya?.

“Iya, makasih…tunggu ya?”

Aku langsung lari ke balkon depan, dank ku lihat ada sebuah motor bersandar di pintu gerbang. Tiger! Siapa, ya? Perasaan temanku gak ada yang pake motor Tiger hitam deh….”.

Tiba-tiba saja si cowok itu nongol di dekat motornya, dan pastinya seketika itu juga aku dapat melihat wajah laki-laki yang tadi mencariku….DIa melihat bayanganku di balkon, seketika itu dia langsung nengok ke atas.

“ Sophia, ya?”

“Iya, kamu siapa?”

“Aku, Zahib”.

“Mak!!! Oh ini toh yang namanya Zahib….”Tuhan”Aku sambil tersenyum simpul kepadanya.

“ Aku tunggu di bawah ya, Sop!”.. “okey,” ujarku. Entah mengapa aku sangat senang melihat cowok ini. Bergegas aku masuk ke kamar dan mengambil jaketku, dan langsung aku turun ke bawah menemui Zahib.”

Dag..dig …dug.. rasanya jantungku menuruni tangga, keringat dingin pun mulai menghampiriku dan saat ku buka pintu, dia sudah berdiri di hadapanku. Sambil tersenyum dia mengulurkan tangannya “ Zahib”. dan “ Subhanallah, rasanya mau pingsan saat ku lihat senyumnya yang menawan. Gillaaaaaa…ada lesung pipinya lagi, keren!!! Keren !!! keren!!!.

Aku pun menjabat tangannya, “ Kok tanganmu dingin, Sop? Abis ngapain? Hehheee”.

“ Iiiih, sebel deh….aku gak abis ngapa-ngapain kok”…ujarku berusaha menutupi rasa grogiku saat bertemu dengan makhluk secakep ini.

“Sop, kita cabut, Yuk?”

“Hah! Maksudmu?”

“Ia, kita cari makan yuk, soalnya aku belum makan. Dah laper nih. Kamu juga belum makan, kan? Kamu sukanya apa? Terserah deh…pokoknya aku ikut kamu saja, okey!!!!!’

“ Lha, katanya kamu yang lapar, kok terserah aku sih….yo opo rek….gak mau ah, kamu yang ajak, ya kamu yang tentuin donk”…kataku sambil tersenyum simpul….

“ Iya, cantik….siiiip”. Akhirnya, malam minggu kali ini, aku pergi dengan seseorang yang baru saja ku kenal. Sepanjang perjalanan, Zahib ngomong terus, dan anehnya…dia selalu menengok ke belakang dan tersenyum kepadaku. Entah apa yang ada di fikirannya, buat aku GR saja deh, lesung pipinya itu….alamaaaak, cakepnya……Yang pasti saat ini kami berdua merasa sangat senang. Kami ngobrol tak habis-habisnya, sambil sesekali aku mencuri pandang melihat kesempurnaan fisik yang dia miliki. Wajahnya cakep, hidungnya mancung, punya lesung pipi dan kalau bicara wajahnya memancarkan aura berseri-seri…kayaknya tuh senang terus deh…Rupanya, Zahib tahu kalau aku sedang memperhatikannya, maka seketika itu juga dia bilang “ Sop, kamu itu cantik ya….”.

“Iiiiih, kenapa sih dia harus bilang begitu, kali ini aku tak dapat menyembunyikan rasa senangku. Dandengan pedenya aku jawab “ Iya donk, makasih ya..^_^”. Padahal aku ingin mengucapkan hal yang sama padanya, namun aku berusaha menyimpan kata-kata itu…yah, sepertinya kita berdua memang serasi. Zahib rupanya penggemar masakan Padang. Maka mampirlah kami di rumah makan Padang. Akhirnya benar dugaanku, Zahib ternyata berasal dari pulau seberang. Tapi kedua orang tuanya sudah pindah di sini, di kota pelajar ini. Dia sekarang kuliah jurusan arsitek di salah satu universitas swasta di sini. Emmmm, makin senanglah rasa hatiku, karena aku sangat senang dengan hal yang berbau seni.

Hari demi hari kami lalui bersama. Senang rasanya hatiku ini, ternyata Zahib adalah cowok yang menyenangkan, baik dan apa adanya. Belakangan ku ketahui kalau Zahib ternyata dulunya pemain band. Dan makin bertambah senanglah rasaku padanya, ternyata bukan saja dia ahli merancang gambar namun juga jago bermain bass…duuuh, keren banget deh.

Dek, itu lah panggilan Zahib kepadaku sekarang. Dan karena dia lebih tua dariku beberapa tahun, maka aku pun memanggilnya mas, kalau lagi pingin saja sih. Ya….bagiku itu sudah cukup.

“Dek, aku boleh meminta tolong gak sama kamu?”

Duuuh, sopannya orang ini. “ Apa? Ya kalau aku bisa sih boleh-boleh saja. Emangnya kamu mau minta tolong apaan?”

“Gini, sekarang aku lagi punya proyek, kamu tolong buatkan aku beberapa lirik lagu…bisa kan? Nanti composer musiknya aku siapkan deh”.

“Lirik lagu? Emmmm, temanya terserah kan? Okeh deh, tar aku buatkan”.

“ Makasih ya, tapi kalau kamu sempat saja, gak usah buru-buru kok” Ujarnya.

Skripsiku telah sampai ke bab penelitian, dan Alhamdulillah, Zahib selalu baik dan setia menemaniku ke manapun. Dia selalu mengantarku ke tempat penelitian skripsiku. Dia juga membantuku mengunjungi tempat-tempat survey, membagikan angket serta membantuku mengolah data hasil penelitian yang telah aku lakukan.

Besar rasa syukurku bisa memiliki seseorang yang diam-diam aku anggap istimewa dalam hidupku saat ini. Namun, ada sesuatu hal yang mengganjal di fikiranku sampai saat ini. Kita memang berteman sangat baik, bahkan saking akrabnya..teman-teman kuliahku, teman kosanku menganggap bahwa kami berdua itu sudah jadian. Padahal, sampai hari ini belum pernah ku dengar kata-kata itu terucap dari mulutnya. So, kadang aku bingung juga dengan status antara aku dan Zahib. Serba salah deh, di bilang pacar tapi bukan. Di bilang bukan keyataannya kita memang dekat. Ya, jalani saja deh….toh kita fine-fine saja.

Lima bulan berlalu. Banyak sudah hal-hal pribadi yang sudah aku ketahui mengenai Zahib dan keluarganya. Aku bahkan sudah mengenal kakak-kakaknya. Mengenai kedua orang tuanya, Zahib hanya sebatas bercerita tentang ibu dan bapaknya. Sedangkan di keluargaku sendiri, Zahib sudah aku kenalkan dengan kakakku. Setiap kali kakakku berdinas di kota pelajar ini, selalu saja Zahib dengan baiknya menjemput kakakku. Bahkan kakak iparku, senang dan setuju melihat aku dan Zahid….”pasangan yang mak cleng….T.O.P dan cakep-cakep “katanya….^-^. Aku belum berani mengenalkan Zahib dengan orang tuaku, karena aku selalu memegang prinsipku..belum akan aku kenalkan lelaki manapun pada orang tuaku, sebelum dia meminta sendiri untuk datang menemui mereka. Kalau dia sudah berani meminta berarti ku anggap dia telah serius denganku.

Semakin hari, perasaan yang mengganjal di hatiku semakin menjadi. Ya, kejelasan status lah yang aku inginkan sekarang. Wajar donk kalau aku mempertanyakan hal ini. Akhirnya, suatu hari ku beranikan diri bertanya kepada Zahib, namun tidak secara langsung melainkan melalui sebuah tulisan yang aku titipkan bersama file lirik-lirik lagu yang aku janjikan kepadanya. Surat itu aku simpan di dalam sebuah CD. Entahlah, aku tak sanggup untuk bertanya secara langsung, aku takut menyakiti hatinya….di situ jualah aku beranikan diri untuk menyatakan persaanku yang sesungguhnya kepada Zahib. Aku katakana bahwa aku menyukainya…” Apakah kamu meraakan hal yang sama terhadapku?”

Itulah inti dari isi suratku kepadanya. Ya, menanyakan kejelasan statusku yang sebenarnya.

Dua hari berselang, Zahib datang dan menjawab suratku. Serupa denganku, dia juga menjawabnya melalui tulisan. Dia mengatakan bahwa dia memiliki perasaan yang sama terhadapku, dan mengatakan bahwa dia serius denganku.

Tuhan, betapa bahagianya aku saat itu.

Berulang-ulang ku baca surat dari Zahib. Rupanya di salam CD tersebut Zahib memberiku sebuah foto. Dan sontak saja aku kaget. Di dalam foto itu, Zahib bersama dengan dua orang temannya. Dan, rasanya kalau aku gak salah..aku mengenal salah satu orang yang ada di dalam foto tersebut.

Jujur! Itu prinsipku. Dan tak ada maksud apa-apa. Ketika Zahib datang ke kosanku, aku lantas mengatakan bahwa benarkah orang yang ada di foto itu adalah orang yang aku kenal juga. Luar biasa, dunia memang kecil.

“Benar, Dek….dia Toto temanku….”

“ Dug…dug…dug”….jantungku rasanya mau copot. Intinya, Toto adalah adiknya mantanku yang dulu. Artinya juga, Zahib, Toto dan kakaknya adalah sahabat.

Semenjak malam itu, sikap Zahib berubah terhadapku. Aku tak tahu mengapa? Sampai suatu ketika dia benar-benar tak mau lagi datang menemuiku. Hingga aku benar-benar merasa kehilangan. Kehilangan orang yang aku sayangi.

Dan, Zahib benar-benar meninggalkanku. Meninggalkan aku yang tak pernah tahu apa sebenarnya kesalahanku padanya.

Zahib pergi, pergi…dan aku tak pernah bisa menghubunginya.

Laksana angin, seketika dia datang, maka seketika itu jua dia berlalu dari kehidupanku….

“Kasih, maka aku akan selalu menanti, menanti penjelasnmu”:(

/tak bisa ku tahan laju angin//

/ untuk semua kenangan yang berlalu//

/hembuskan sepi, merobek hati//

/meski raga ini tak lagi milikkmu//

/namun di dalam hatiku sungguh engkau hidup//

/entah sampai kapan, ku tahankan rasa cinta ini….//

(By; Naff..Kau Masih Kekasihku)

Bersambung….dengan judul : Kau Tercipta bukan Untukku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun