Sisiran angin menepi meredupkan harapan
Perjuangan dalam kerangkeng besi
Ku jatuh ke atas puing arang
Dengan pasiryang bisa membuat badai
Ku diam di lembah bukit
Dengan angin yang dapat menghancurkan apapun
Ku menghangatkan diri di perapian
Dengan bara api yang bisa membakarku
Hanya sebatang lidi, tak bisa berbuat apa-apa
Ku berlari, berjalan, merangkak, hingga tak bisa bergerak
Ku harap ada api di dalam air
Yang ku perjuangkan ialah kemustahilan
Tapi kemustahilan yang membuatku dapat bertahan
Feminisme tidak berlaku bagiku
Hanya otot daging yang aku jual
Yang ku jual di negeri seberang
Aku di bawah naungan sayap pancasila
Pahlawan yang menciptakan devisa deminya
Tapi ku harus berjuang sendiri
Untuk melanjutkan sajak hidup ini