beberapa hari menjelang Ramadhan, biasanya aku memberikan sedikit pengetahuan dan cerita tentang puasa kepada anak-anak muridku. tujuannya ya biar mereka faham arti dari puasa itu apa dan tujuannya. tentunya cara penyampaian dengan menggunakan bahasa bocah. mereka nggak akan ngerti kalo di kasih dalil. wong mereka masih berusia 4 tahunan.
hari itu, 3 hari menjelang ramadhan, aku bercerita kepada mereka tentang ramadhan.
"nak, ibu mau tanya, ramadhan itu apa sih?? soalnya kata mamanya ibu, bentar lagi ramadhan, lho!"
namanya juga bocah, setiap diberi pertanyaan, apapun itu mereka kompak mengacungkan tangannya seraya menjawab, "aku tahu, bu...!!!" dengan ekspresi wajah yang beragam. ada yang semangat, dan kelihatan kalau ia tahu benar jawabannya, ada yang pasang wajah biasa-biasa saja, ada yang tampak bingung. hehehe... mereka memang lucu.
"wuaaah.... ternyata murid-murid ibu pada pintar semua, ya! hmm... lalu apa itu ramadhan, Gilang?" tanyaku pada salah seorang murid yang paling pandai di kelas.
"ramadhan itu, puasa, bu!" jawabnya.
"ouhh.. puasa ya?? trus ada yang tahu nggak, puasa itu apa?"
mereka kembali mengacungkan tangannya, seperti biasanya. bahkan ada yang sampai naik ke atas bangku. mungkin ia ingin aku tunjuk.
"coba Syifa, puasa itu apa sih?"
"puasa itu, nggak boleh makan dan nggak boleh minum, bu."
"wah..wah.. anak-anak ibu memang pandai-pandai ya!!"
aku pun menjelaskan dengan gaya bahasa bocah, mengenai puasa. tidak sampai detail sih.., cuma yang penting-penting saja. seperti waktunya, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat puasa, mengenai teraweh sampai lebaran.
mereka menyimakku dengan ekspresi wajah serius. sesekali aku ajak mereka tertawa dengan ceritaku tentang pengalaman puasaku jaman masih bocah. aku nggak begitu suka melihat mereka hanya diam membisu, melihatku. aku suka mereka yang penuh dengan tawa riang.
"nah, nak. sekarang kalian mengerti, kan puasa itu apa dan kenapa kita harus puasa?"
mereka serempak menjawab "iyaaa.. buuuu..!!"
lucu sekali mereka. sejenak aku membiarkan mereka mengobrol. para bocah lanang, asyik membahas tentang puasa. sedangkan bocah perempuan, asyik membicarakan tentang boneka barbie. aku duduk tepat berada di depan mereka semua. melihat mereka yang tengah asyik melakukan "rapat pleno" membahas puasa dan lebaran, hatiku merasa senang. aku ingin tertawa melihatnya. layaknya di gedung DPR, ada ketuanya dan sesekali salah satu diantara mereka mengacungkan tangannya. mengungkapkan pendapat mereka dengan berapi-api. sungguh pemandangan yang sangat unik dan seru.
"bu, kalau nanti puasa, aku boleh ngempeng nggak??"
tanya Nayla yang masih berusia 3,5 tahun. seketika "rapat pleno" yang "panas" itu terdiam. dan kemudian tertawa mendengar pertanyaan Nayla. akupun ingin tertawa mendengarnya.
"hah??? ngempeng?? hmm... malu ah. masa anak TK masih ngempeng." jawabku
"iya, ya bu. ngempeng kan kayak dede bayi." celoteh Helmy
lalu, ada yang mengacungkan tangannya kembali.
"bu, Adit mah nggak percaya sama aku."Â ucap Anjas.
"memangnya nggak percaya kenapa??" tanyaku.
"iya.. Adit nggak percaya kalau besok itu lebaran. aku 'mah mau beli baju lebaran pulang sekolah."
haduuuuuu....... dasar bocah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H