”Nyam......nyam......nyam mmmmmhhh enaknya daging ayam ini, pintar sekali kau memilihkan ayam gemuk dan segar untuk ku”.
”Aku akan selalu memberikan ayam terbaik untukmu Bu Aya”
”Apakah kau tidak takut ketahuan si pemilik peternakan itu Bi Awak”
”Aku yakin Bu Aya tidak ada yang melihat apa yang telah ku perbuat di peternakan itu tadi malam, jadi santai saja dan nikmati saja hidangan yang telah kusiapkan ini untukmu, dan sebagai gantinya jangan kau menangkap aku untuk kau mangsa Bu Aya”.
”Ha.....ha.......ha......ha.....sekarang kau telah menjadi sahabatku mana mungkin aku menangkap mu Bi Awak”, Bi awak pun tersenyum senang mengetahui bahwa taktiknya telah berhasil.
Tunggu kisah selanjutnya di Prahara pinggir sungai(2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H