Mohon tunggu...
Qurrotul Ayun
Qurrotul Ayun Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Where there is a will there is a way

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Desaku di Negaraku

29 Januari 2022   09:24 Diperbarui: 29 Januari 2022   09:26 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah wajah-wajah mereka....

Mereka tersenyum dan saling sapa jika bertemu oranglain, mereka yang selalu menjalani aktivitas seperti biasa setiap harinya ke tempat mereka menanam dan menuai rejeki ya.... itulah sawah-sawah dan ladang-ladang maupun perkebunan, mereka yang hanya mencari nafkah untuk bisa makan setiap harinya tanpa mengenal apa itu smartphone?, tanpa ada rasa keinginan untuk memiliki benda yang mana di zaman ini sudah sangat lazim di miliki dan di bawa kemana-mana oleh orang-orang di seluruh dunia.

Hebatnya mereka tetap bisa menikmati kebahagiaan hidup walaupun dengan kesederhanaan yang sangat terbatas, lain halnya jika di kota orang sederhana disana berbeda dengan orang sederhana di Desa, mengapa demikian, karena disini saya tidak akan menyebutnya orang miskin, karena sejatinya tidak ada yang namanya orang miskin hanya saja orang yang kurang mampu dengan keterbatasan yang dimilikinya, namun, lain halnya dengan orang yang mampu untuk berusaha tapi dia ber malas-malasan.

Senang rasanya terlahir di salahsatu Desa di Negara ini, walaupun tidak pernah merasakan bagaimana rasanya kemewahan yang di rasakan di kota, namun jika kalian mengetahui bahwasanya  se tidak mampunya orang Desa masih bisa makan tanpa harus mengemis-ngemis di jalan raya, justru orang-orang Desa masih memanfaatkan hasil bumi walau hanya sekedar singkong, jagung, pisang, sayuran dan lain sebagainya yang sekiranya masih bisa di cerna oleh tubuh kita semua dapat dimakan dan mengenyangkan.

Sedikit cerita dari kehidupan masa kecilku dulu, dimana waktu itu semua serba kekurangan dan makan pun dengan apaadanya, misalnya di rumah hanya ada beras saja ya kita hanya makan beras tersebut hingga menjadi nasi dan dengan lauk garam, tapi bagi ku sungguh mewah porsiku waktu itu karena orangtuaku memberiku lauk dengan tambahan krupuk, jadi aku makan nasi dengan garam dan krupuk yang waktu itu seharga satu rupiah saja. 

Disamping itu, jika beras pun tidak ada Alm. Abah ku pergi ke ladang atau kebun untuk mengambil singkong dan diolah menjadi singkong rebus dan (kroket) ya itu sebutannya dalam bahasa Indonesia, lalu setelah itu apakah kalian akan menyangka jika anak SD kelas satu di kala itu adalah aku sendiri yang sudah percaya diri tanpa malu dan gengsi hanya demi sesuap nasi menjual keliling jajanan yang di olah oleh kedua orangtuaku kala itu dengan berjalan kaki. 

Dan pada akhirnya paling tidak aku sudah membawa pulang uang kurang lebihnya sepuluh ribu rupiah, Alhamdulillah bisa beli beras dengan lauknya yang sudah lumayan cukup dengan nominal uang tersebut di masa itu.

Kembali lagi pada kehidupan Desa yang tentram, penuh kegembiraan, tenang, dan jauh dari keramaian kota dan dunia maya yang menurutku semua yang ada di Desa ini tidak akan dapat kalian dapatkan di kota, nuansa alam yang tetap terjaga keasriannya dan adat istiadat yang tetap ada semua itu menunjukkan jati diri dari Bangsa ini yang sesungguhnya. 

Mengapa demikian?, coba saja lihat kembali ke perkotaan dan dunia maya semua yang kita lihat disana sudah jauh dari wajah asli Negara ini bukan?..., kebanyakan diantara mereka sudah termakan oleh gaya hidup luar dan pada akhirnya jati diri dari Negara ini hampir terlupakan, ah sudahlah tidak usah dijelaskan lagi toh kalian juga pasti sudah paham!

Indonesia ini luas dan kaya akan kekayaan alamnya, namun tinggal bagaimana caranya kita menjaga dan melestarikannya, bukan hanya alamnya tapi adat istiadatnya yang menurutku sudah hampir hilang dari otak para penerus Bangsa di masa ini, jangankan demikian untuk mencintai produk lokal saja susahnya minta ampun..... padahal di Negara-negara maju yang kita lihat saat ini dimulai dari mencintai produk dan adat-istiadat dari Negaranya. 

Contohnya saja pada Negara yang saat ini banyak menjadi idola para remaja Negara ini yaitu Korea, andai mereka tahu bahwa dulu Negara kita dan Korea sama-sama dijajah dan masih miskin namun, mereka orang-orang korea kemudian memberlakukan sebuah pembatasan impor barang yang kemudian melatih Masyarakatnya untuk mencintai produk lokal atau produk Negeri nya sendiri, dan berlangsung dengan adat-istiadat mereka yang di film kan dengan kesan yang menarik, hingga berlanjut pada drama korea yang sudah banyak kita tahu sekarang semua drama mereka yang dikemas dan diolah dengan semenarik mungkin untuk menarik minat penonton dari berbagai penjuru dunia dengan makanan khas mereka, adat mereka dan lain sebagainya, jika kita contohkan sudah banyak makanan-makanan yang berlatar belakang makanan khas Korea. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun