Mohon tunggu...
Qurrotul Ayun
Qurrotul Ayun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berita Heboh tentang Makanan Aneh yang Dijajakan

2 Juni 2016   17:40 Diperbarui: 2 Juni 2016   18:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dari kita belum mengetahui betul akan arti “Konsumsi”. Apa saja yang baik bagi kita sebagai manusia mengonsumsi baik dari segi makanan, jasa, barang dll. Bagaimana cara kita memilih dan menata cara konsumsi bagi kehidupan kita? Dan mengapa harus ada ketentuan-ketentuan dalam hal mengonsumsi, khususnya bagi kita sesama umat Islam.

Inilah maksud artikel yang kami bagikan, untuk menjelaskan hal-hal tentang “Konsumsi”. Sudah sangat jelas dalam judul artikel ini konsumsi akan dijabarkan berdasarkan ayat-ayat dalam kitab Al-qur’an. Sehingga, tidak menimbulkan pemikiran-pemikiran negative saat membaca artikel ini.

Bagaimana dengan fakta pada gambar di bawah berikut ini :

Gambar

Penjelasan


Foto-foto disamping adalah dagangan atau makanan yang dijajakkan oleh para pedagang di Pasar Beriman, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Mereka menjual makanan-makanan yang tak lzaim dan tidak pantas untuk dikonsumsi. Mungkin menurut masyarakat Tomohon hewan-hewan tersebut sangat bagus dan baik untuk asupan gizi tubuh kita. Tetapi, dilihat dari sisi agama itu makanan yang dijajakkan adalah makanan yang masuk ke dalam kategori makanan yang diharamkan.
Dilihat dari sisi sosial, hewan-hewan tersebut sangat menjijikan. Tak layak makan, cara mendapatkannya pun dengan cara memburu atau memasanga perangkap dimana hewan-hewan tersebut melewatinya.
Contohnya saja, dari berita yang telah tersebar. Mereka mengungkapkan secara terang-terangan cara mendapatkan Tikus Kebun Bakar dengan menangkap langsung, memasang perangkap pada pohon yang ada dan menembaknya ditempat.
Sangatlah miris, pasti kita bergidik hanya dengan melihat gambar-gambar disamping apalagi kita memakannya.
Pak Jokowi Presiden RI kita pun bergidik saat ditawari sate Tikus Bakar oleh salah satu penjual di pasar Tomohon tersebut, dan menolak dengan lembutnya.

  • QS. Al-Baqarah (2): 168

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -١٦٨-

Artinya :

Wahai manusia, makanlah dari apa-apa yang terdapat di bumi, yang halal lagi baik. Dan janganlah kalian mengikuti jejak langkah setan, karena sesungguhnya bagi kalian setan adalah musuh yang nyata.

Yā ayyuhan nāsu (wahai manusia), yakni wahai penduduk Mekah.

Kulū mim mā fil ardli (makanlah dari apa-apa yang terdapat di bumi), baik hasil bumi maupun hewan ternak.

Halālaη thayyiban (yang halal lagi baik), yakni yang tidak mendapat Pengharaman dari Allah Ta‘ala.

Wa lā tattabi‘ū khuthuwātisy syaithān (dan janganlah kalian mengikuti jejak langkah setan), yakni mengikuti rayuan dan bisikan setan yang berhubungan dengan pengharaman hasil bumi dan hewan ternak.

Innahū lakum ‘aduwwum mubīn (karena sesungguhnya bagi kalian setan adalah musuh yang nyata), yakni musuh yang nampak jelas.

Penjelasan :

Perintah pada ayat al Baqarah 168 ditujukan bukan hanya kepada orang-orang beriman, tetapi untuk seluruh manusia. Ini menunjukkan bahwa bumi disiapkan Allah SWT untuk seluruh manusia, mukmin, atau kafir. Setiap upaya dari siapapun untuk memonopoli hasil-hasilnya, baik ia kelompok kecil maupun besar, keluarga, suku, bangsa atau kawasan, dengan merugikan yang lain, maka itu bertentangan dengan ketentuan Allah. Karena itu, semua manusia diajak untuk makan yang halal yang ada di bumi.

Tidak semua yang ada di dunia ini Allah menyediakan bagi kita otomatis halal dimakan atau digunakan. Allah menciptakan ular berbisa bukan untuk dimakan, tetapi antara lain digunakan bisa/racunnya untuk memakan serangga yang merusakan tanaman. Dengan demikian, tidak semua yang ada di bumi menjadi makanan yang halal, kaerena bukan semua yang diciptakannya untuk dimakan manusia, walau semua untuk kepentingan manusia. Karena itu, Allah memerintahkan manusia untuk makan makanan yang halal.

Makanan halal adalah makanan yang yang tidak diharamkan, yakni yang tidak dilarang oleh agama memakannya. Makanan haram ada dua macam yaitu; yang haram karena zatnya seperti babi, bangkai, dan darah; dan yang haram karena sesuatu bukan dari zatnya, seperti makanan yang tidak diizinkan oleh pemiliknya untuk dimakan atau digunakan. Makanan yang halal adalah yang bukan termasuk kedua macam ini.

Kesimpulannya :

  • Allah memerintahkan manusia untuk makan makanan yang halal lagi baik unutk semua yang ada di bumi.
  • Makanan halal adalah makanan yang tidak haram, yakni yang tidak dilarang oleh agama memakanannya.
  • Makanan ada dua macam yakni; yang haram karena zatnya, makanan yang haram bukan karena zatnya. Tapi karena sebab lain.
  • QS. Al Baqarah (2) : 172

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ -١٧٢-

Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara yang baik-baik yang Kami Rezekikan kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada Allah, jika kalian hanya beribadah kepada-Nya.

Yā ayyuhal ladzīna āmanū kulū miη thayyibāti (wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara yang baik-baik), yakni yang halal.

Mā razaqnākum (yang Kami Rezekikan kepada kalian), yakni yang Kami Berikan kepada kalian berupa hasil bumi dan hewan-hewan ternak.

Wasykurū lillāhi (dan bersyukurlah kepada Allah) atas rezeki itu.

Ing kuηtum iyyāhu ta‘budūn (jika kalian hanya beribadah kepada-Nya). Menurut pendapat yang lain, jika kalian ingin beribadah kepada-Nya maka janganlah kalian mengharamkannya, sebab cara beribadah kepada Allah itu justru dengan jalan menghalalkannya.

Penjelasan :

Dalam ayat 172 ini di jelaskan bahwa orang-orang yang beriman harus memakan makanan yang baik-baik dan halal yang di hasilkan, yang mana telah Allah berikan kepada umatnya yang diperoleh secara berbeda-beda dan manusia harus selalu bersyukur kepada Allah atas apa yang telah diberikannya, karena hanya kepada Allah kita meminta.

Syukur adalah mengakui dengan tulus bahwa anugerah yang diberikan Allah SWT sudah sangatlah cukup dan sangat bermanfaat bagi manusia. Allah tidak memilih siapa hamba-hamba Nya yang berhak mendapatkan rezeki. Allah sangat adil. Jadi kita harus selalu bersyukur kepada Allah karena hanya kepadaNya kita menyembah.

Kesimpulan :

Sebagai orang-orang yang beriman kita harus memakan makanan yang halal. Harus selalu beryukur kepada Allah, karena hanya kepada Allah kita menyembah.

  • QS. An Nahl (16) : 114
  • فَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ حَلالاً طَيِّباً وَاشْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ -١١٤-
  • Artinya :
  • Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah Dikaru-niakan Allah kepada kalian, dan bersyukurlah akan Nikmat Allah, jika kalian hanya beribadah kepada-Nya semata.
  • Fa kulū mimmā razaqakumullāhu (maka makanlah dari rezeki yang telah Dikaruniakan Allah kepada kalian), seperti tanam-tanaman, hewan-hewan ternak, dan kesenangan hidup.
  • Halālaη thayyibaw wasykurū (yang halal lagi baik, dan bersyukurlah), yakni dan ingatlah.
  • Ni‘matallāhi ing kuηtum iyyāhu ta‘budūn (akan Nikmat Allah, jika kalian hanya beribadah kepada-Nya semata), yakni jika dengan pengharaman tanam-tanaman dan hewan ternak itu bermaksud untuk beribadah kepada Allah, maka semestinya kalian menghalalkan tanam-tanaman dan hewan ternak itu, sebab beribadah kepada Allah itu justru dengan cara menghalalkannya.
  • Penjelasan :
  • Makanlah, hai orang-orang yang beriman, dari rizki yang telah Allah berikan kepda kalian, berupa binatang- binatang yang dihalalkan bagi kalian dan tinggalkanlah makanan-makanan yang buruk, bangkai dan darah. Kemudian bersyukurlah kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang Dia limpahkan kepada kalian dengan menghalalkan apa yang Dia halalkan bagi kalian dan melimpahkan nikmat-Nya yang banyak. Jika hanya kepada-Nya kalian menyembah, lalu kalian mentaati perintah dan larangan-Nya.
  • Dua pokok yang terpenting, yaitu halal dan baik. Makanan halal adalah yang tidak dilarang agama; seumpama makan daging babi, makan atau minum darah, mkan bangkai dan makan makanan yang dinyatakan disembelih bukan karena Allah, semuanya itu dinyatakan haram. Kemudian makanan baik adalah makanan yang diterima oleh selera, yang tidak menjijikan. Misal anak kambing yang telah disembelih, tetapi bila tidak dimasak terlebih dahulu, langsung saja dimakan, daging yang belum dimasak itu mungkin seklai tidak baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun