Mohon tunggu...
Qurrotul Ayyun
Qurrotul Ayyun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyebab Munculnya Syiah

2 Oktober 2018   20:38 Diperbarui: 3 Oktober 2018   13:04 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Islam merupakan agama yang dianut oleh kebanyakan masyarakat indonesia, islam sendiri merupakan agama rahmatan lil alamin untuk semua ummat, dan di era globalisasi ini banyak sekali aliran-aliran yang muncul pada agama islam salah satunya adalah aliran syi'ah.

Syiah secara bahasa berarti "pengikut", "pendukung", "partai" atau "kelompok", sedangkan secara terminologis istilah ini dikaitkan dengan sebagian kaum muslim dalam bidang spiritual dan keagamaan merujuk pada keturunan nabi Muhannad SAW. atau di sebut dengan ahl al-bait. Poin penting dalam doktrin syi'ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama bersumber dari ahl al-bait. Mereka menolak petunjuk-petunjuk keagamaan dari para sahabat yang bukan ahl al-bait atau para pengikutnya.(Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam cetakan III, 2014, hal 111).

Mengenai dengan adanya aliran syi'ah terdapat perbedaan-perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Menurut  Abu zahrah, syi'ah mulai muncul pada akhir masa pemerintahan utsman bin afan kemudian berkembang pada masa pemerintahan 'Ali bin Abi thalib. Adapun menurut Watt, syi'ah muncul ketika pecahnya peperangan antara Ali dan Mu'awiyah yang dikenal dengan perang sifin.

Ada juga pendapat yang menyatakan munculnya Syi'ah bermula dari perbedaan pendapat di kalangan para sahabat Nabi SAW tentang siapa yang paling utama diantara mereka setelah wafatnya Rosulullah. Perbedaan pandangan tentang posisi dan kedudukan tokoh-tokoh sahabat Nabi seperti Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khathtab r.a. dari kalangan Muhajirin serta Sa'ad bin Ubadah r.a. dan yang lainnya dari kalangan Anshar berpengaruh pada pilihan umat islam dimasa itu terkait siapa yang akan menjadi khalifah setelah Rosulluah SAW wafat.(Khairan Muhammad Arif, Menyelisik Penyimpangan Syi'ah,2016, hal 11).

Sedangkan menurut kalangan syi'ah itu sendiri berpendapat bahwa kemunculan syi'ah berkaitan dengan masalah pergantian kholifah Nabi SAW. Mereka menolak keholifahan Abu bakar, Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan, mereka beranggapan bahwa hanya Ali bin Abi thalib yang pantas menggantikan Rasulullah SAW. Sejalan dengan isyarat-isyarat Rasulullah semasa hidupnya antara lain :

Ketika pada awal islam mendakwahkan ajarannya secara terang-terangan, dan itu disebut da'wat dzul asyrah (dakwah kepada para sahabat).

Ketika Ali mendapatkan kemenangan ketika perang khaybar, Rasulullah berkata bahwa "kau adalah bagianku dan aku adalah bagianku, kau akan mewariskanku engkau bagiku bagaikan harun bagi Musa As. Engaku akan paling dekat denganku di hari kiamat dan paling dekat denganku di telaga kausar". Rasulullah tidak pernah mengatakan kata-kata itu untuk selain Ali R.A.

Kejadian perang tabuk menjadi bukti ketiganya, Rasullullah SAW mempercayai Ali dan mengangkatnya sebagai pengawal utama untuk mempertahankan benteng terakhir pertahanan pasukan islam dan menyukseskan dakwahnya.

Dan kejadian ghahodir khumm menjadi salah satu bukti yang mengesahkan Ali sebagai penerus Rasulullah.

Demikianlah sedikit tentang isyarat-isyarat Rasulullah yang menyatakan bahwa Ali RA adalah penerusnya. Akan tetapi ketika Rasulullah wafat, 'Ali tidak menjadi kholifah atau penerus Nabi SAW, karena berlawanan dengan harapan mereka dan muncullah sikap dikalangan kaum muslimin yang menentang kekholifahan, mereka berpendapat bahwa pengganti Nabi dan kekuasaannya adalah Ali. Kaum Syi'ah sendiri tidak mengimani adanya kekhalifahan Abu Bakar As-hiddiq, Umar bin Khattab r.a., Usman bin Affan r.a. kaum Syi'ah beranggapan bahwa sahabat abu bakar, umar bin khattab, dan sahabat usman bin affan telah merebut jabatan sahabat Ali. Mereka beranggapan bahwa kepemimpinan sahabat 'Ali telah di rebut. Padahal sejak saat nabi dikabarkan wafat 'Ali tidak berharap untuk menggantikan nabi sebagai pemimpin. 'Ali sendiri tidak memikirkan hal itu dikarenakan saat itu 'Ali sedang disibukkan dengan proses perawatan jenazah nya Nabi. Saat itu ada dua kelompok pertama adalah kelompok yamg percaya akan kematian nabi dan yang kedua adalah kelomopok yang tidak mempercayai bahwa nabi telah wafat.

Adapun beberapa ciri ciri dari orang yang mengikuti aliran Syi'ah :

Mereka para pengikut Syi'ah mengenakan songkok yang berwarna hitam, akan tetapi ada perbedaan bentuk antara kaum syiah dengan kaum islam lainnya,yakni seperti imamah yang dililitkan ke kepala.

Mereka para pengikut Syi'ah melakukan sholat seperti kaum islam lainnya, akan tetapi ada perbedaan antara syiah dan yang lain. Kaum syiah tidak mengakhiri sholatnya dengan salam akan tetapi mereka mengakhiri salamnya dengan menepuk paha mereka dengan beberapa tepukan.

Mereka para pengikut Syi'ah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah yaitu batu/tanah yang digunakan untuk menempatkan kening ketika mereka sedang sujud, pengikut Syi'ah jika sedang melakukan sholat akan mencari tempat yang  jauh dari orang lain atau mencari tempat yang sepi.

Mereka para pengikut Syi'ah tidak lagi menggunakan lafadz lafadz Allah SWT akan tetapi mereka menyebut nama para ahl al-bait, yakni Ali, fatimah, Hasan dan Husain.

Adapun pengertian ahl al-bait sendiri adalah "Imam Ahmad mengatakan bahwa yang dimaksut dengan keluarga Nabi Muhammad SAW di dalam Hadist tentang tasyahud adalah keluarga dalam rumah beliau. Atas dasar inilah, apakah boleh ahl al-bait itu menjadi ganti dari kata alu? Ada dua riwayat. Sebagian mengakatakan bahwa yang dimaksud dengan Keluarga Nabi Muhammad SAW adalah istri-istri dan anak cucu beliau. Sebab kebanyakan hadist yang menggunakan redaksi wa ali Muhammad. (bahkan) ada hadist riwayat Abu Humaid dengan redaksi wa azwajuh wa dzurriyatuh (istri dan keturunan Nabi SAW). Hal ini menunjukkan bahwa yang di maksud dengan keluarga nabi adalah para istri dan anak cucu beliau". (Muhyiddin Abdussomad, Fiqih Tradisionalis cet VIII, 2010, hal 306).

Bisa di simpulkan bahwa yang termasuk ahl al-bait adalah para istri istri nabi yang sering disebut juga dengan istilah umm al-mu'minin (ibunya orang muslim), anak anak nabi, dan para cucu cucu nabi.

DAFTAR PUSAKA

Arif Khairan Muhammad.2016. Menyelisik Penyimpangan Syi'ah. Yogyakarta : Pro-U Media.

Abdussomad Muhyiddin. 2010. Fiqih Tradisionalis cet VIII. Jember : Pustaka Bayan Malang.

Rozak Abdul dan Rosihon Anwar. 2014. Ilmu Kalam cetakan III. Bandung : CV PUSTAKA SETIA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun