Mohon tunggu...
Qurrota A'yunin
Qurrota A'yunin Mohon Tunggu... -

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gadget pada Anak, Salah Satu Pemicu Gangguan Abnormalitas

2 Desember 2014   05:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tranding topic, gadget...oo...gadget..oo...gadget.....

#sing a song hehe

Pelbagai Gadget di Negara  kita yang mampu menguncang dunia. Tidak sedikit manfaat yang kita peroleh dengan adanya Gadget. Informasi cepat diterima, acces-acces semakin mudah, kecanggihan yang semakin hari semakin mendunia, persaingan antar dunia pembisnis, entah apalagi yang mampu mewakili ketenaran gadget. Ada manfaat ada pula efek samping yang dibuat oleh gadget. Tidak sedikit penduduk di Indonesia menjadi konsumtif aktif dalam dunia elektronik.

Bagus, canggih, cepat, dan harga miring menjadi prioritas utama manusia untuk memiliki gadget. Tak perlu banyak biaya, namun sudah mencakup semuanya. Dampak dari kecanggihan gadget menjadikan manusia malas untuk melakukan aktifitas. Yang mereka harapkan dari adanya gadget adalah segalanya menjadi instan.

Orang tua sibuk, pola asuh anak di alihkan ke pembantu, adanya gadget sebagai ganti mereka bukanlah hal yang diharapkan oleh anak, secara tidak langsung orang tua menghancurkan masa depan anak dengan gadget. Tidak sedikit dari mereka yang pada akhirnya menjadi pemarah, emosi kurang stabil, sering menyendiri, antisosial, susah untuk berinteraksi dengan orang lain dan lain sebagainya.

Salah satu indikator yang mencerminkan kegagalan dalam dunia sosialnya adalah dengan susah untuk berinteraksi. Dalam sebuah studi kasus, anak dikatakan sangatlah pandai, proses kognitifnya berjalan dengan lancar, dilihat dari nilai akademiknya. Akan tetapi ketika dihadapkan dengan orang lain, dia akan ketakutan. Ketakutan disini disebabkan ketidakmampuan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan baik. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya gangguan komunikasi yang terjadi pada anak tersebut, yang mana individu mengalami kesulitan-kesulitan dalam pemahaman atau penggunaan bahasa (Nevid,2005).  Kategori-kategori dalam gangguan komunikasi ini ada pelbagai kategori, yaitu gangguan bahasa ekspresif, gangguan bahasa campuran reseptif ekspresif, gangguan fonologis dan gagap. Masing-masing gangguan ini mempengaruhi fungsi akademik atau pekerjaan, kemampuan untuk berkomunikasi secara sosial, serta kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal.

Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan komunikasi pada masa kanak-kanak maka perlu adanya batasan-batasan dalam menggunakan gadget pada masa anak. Permainan klasik yang selama ini mulai bergeser sejatinya menjadikan individu lebih berkembang daripada permainan yang instan pada zaman sekarang (game). Karena esensi yang ada dalam permainan klasik tersebut bukan hanya dalam segi komunkasinya saja yang akan berkembang namun dari segi fisik, emosi, dan  kognitif akan terus terasah sedari dini .  :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun