Mohon tunggu...
Qurrota A'yunin
Qurrota A'yunin Mohon Tunggu... -

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

“Pikun” Menyebabkan Kematian pada Lansia

5 Desember 2014   05:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:00 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

What ? ? ?
Gak mungkinlah, masa gara-gara pikun aja bsa menyebabkan kematian. Tapi memang benar lo kalo dalam keilmuan psikologi. Hmmmmm kok bisa yaaa
Nah, teman-teman jangan salah faham dulu yaaa, maksud pikun disini bukan sekedar pikun biasa tapi pikunnya sudah tingkat akut, hehe. Dalam keilmuan psikologi terutama pada psikologi abnormal nama lain dari “pikun” adalah Demensia. Demensia berasal dari bahasa latin de (artinya “pergi dari”) dan mens (artinya “pikiran”). Demensia adalah bentuk kerusakan kognitif yang melibatkan penurunan yang terjadi secara terus-menerus pada fungsi memori dan kemampuan mempelajari informasi terbaru, kemampuan dalam berkomunikasi, memutuskan, dan koordinasi motorik (Nevid, 2005). Selain dari adanya perubahan kognitif, orang dengan demensia mengalami perubahan pada kondisi kepribadian dan emosionalnya. Dalam konteks ini seseorang akan mengalami kesulitan dalam bekerja dan berinteraksi normal dengan lingkungan sekotarnya.
Lalu, sebenarnya apa sih penyebab dari adanya gangguan demensia ini? Penyebab utama demensia yaitu terjadinya kerusakan otak yang besar dan terus meningkat. Beberapa referensi menyebutkan bahwa penyebab dari demensia itu sendiri belum dapat ditentukan karena adanya sindroma-sindroma yang tidak dikenal yang dialami, dapat juga adanya sindroma yang dikenal namun belum ditemukan obatnya. Contohnya Afasia, Apraksia, Agnosia. Afasia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk memelihara bahasa dengan baik, artinya adanya rentan waktu untuk proses menghilangnya suatu bahasa. Apraksia yaitu hilangnya fungsi motorik (gerak), dan agnosia ketidakmampuan seseorang dalam mengenali benda-benda yang dahulunya sudah pernah diketahui.
Apabila Ketiga hal tersebut terjadi pada seseorang, maka besar kemungkinannya untuk mendekati kematian, artinya seseorang tersebut sudah tidak mampu menjadi manusia yang normal. Ketidakmampuan tersebut menjadikan manusia layaknya sebuah mayat yang hidup. Hanya mampu berbaring ditempat tidur tanpa mampu bergerak maupun berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut biasanya sering terjadi pada lansia. Hehehe maaf yaa para kakek nenek. Demensia menurut buku Nevid, terjadi selama kurang lebih antara 1 sampai 10 tahun untuk dapat merusak keseluruhan fungsi tubuh manusia.
Hmmm, untuk kita-kita yang masih muda perlu adanya pencegahan ini sebelum gangguan tersebut menyerang kita. Istilahnya sedia payung sebelum hujan niii. haha
Adapun kararteristik dari demensia itu sendiri yaitu dapat diawali dengan lupa yang bersifat ringan yang mungkin tidak terlalu diperhatikan dan tidak terlalu menganggu. Kelupaan tersebut dapat diminimalisir dengan keajegan kita membaca buku, semakin kita sering membaca buku dan memahami serta mengingatnya maka besar kemungkinan kita terhindar dari “pikun” itu sendiri. Jika simtom-simtom penyebab demensia tidak dapat diobati maka seseorang akan meningkat secara jelas dan dapat menyebabkan stres.
Ketika kondisi demensia seseorang semakin buruk maka secara bertahap mereka akan kehilangan kapasitas untuk dapat merawat diri mereka sendiri serta untuk menjalin hubungan normal dengan lingkungan sekitarnya.
Untuk itu, perlu adanya kewaspadaan pada orang tua atau pada kakek nenek kita akan beliau-beliau tidak terkena gangguan demensia, gangguan demensia ini masuk pada kategori cognitif disorder :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun