Gresik -- Universitas Muhammadiyah Malang beserta mahasiswa Ilmu Komunikasi melalui  Praktikum Public Relations III dan bekerjasama dengan Tim BKM 79,  5 Kelurahan yaitu, Kroman, Pekelingan, Kroman, Sukodono, dan Kramatinggil,  menyelenggarakan acara "Festival Badhogan dan Budaya Gresik 2018", yaitu ajang festival untuk mengenalkan potensi wisata dari lima kelurahan dan daerah lainnya yang ada di Gresik, selain itu Acara Festival Badhogan dan Budaya ini sekaligus menjadi main event dari launching program "Discover Gresik".Â
Acara ini merupakan yang pertama diselenggerakan di Kota Gresik. Acara ini sendiri mengangkat tema "Gresik Jaman Dahulu" dan tagline yang dipilih adalah "Gresik Ono Roso" . Tema ini diambil karena sesuai dengan konsep "Badhogan", yang berarti makanan dan "Budaya", yang berarti kebudayaan.Â
Dua unsur ini selaras dengan tema yang diangkat agar masyarakat dari Gresik maupun dari luar Gresik merasakan pengalaman dan mengetahui kearifan lokal serta ciri khas kebudayaan dari Kota Gresik. "Badhogan" sendiri yang berarti makanan diisi oleh 60 tenant atau tenda berisi booth dari pihak RT/RW Kelurahan Kroman,Sukodono,Kramatinggil, dan Pekelingan, dan eksternal penjual makanan dan minuman khas dari berbagai daerah yang ada di Gresik. Makanan khas yang disajikan antara lain, "Nasi Krawu", "Ndok-Ndokan", "Pudak", dsb.
Selain itu acara Festival Badhogan dan Budaya Gresik 2018 dimeriahkan oleh berbagai macam penampil yang istimewa, diisi oleh berbagai macam komunitas budaya yang ada di Gresik, yaitu Onomastika, Pelangi Sastra, Teater SMA Muhammadiyah Gresik, Tari Giri Sholawat, Tari Kedaton dan Paguyuban Pencak Macan. Selain itu juga ada penampilan dari Karang Taruna Adhiguna.Â
Setelah pembukaan, acara pertama yaitu penampilan dari Tari Kedaton dan Tari Giri Sholawat, yang mempertunjukan tarian yang indah dan menghibur, setelah itu acara kedua yaitu penampilan Teater SMA 01 Muhammadiyah Gresik , setelah itu dilanjutkan dengan penampilan "Onomastika", yang membawa pengunjung larut dalam alunan musikalisasi puisi, setelah itu para pengunjung disuguhkan dengan penampilan dari Mbah Marmo dan Mbah Matkauli "Macapat", macapat sendiri merupakan budaya khas Gresik dan memiliki arti nasehat dan pitutur melalui alunan jawa. Setelah itu Festival Badhogan dan Budaya Gresik ditutup dengan Pelangi Sastra dan Pencak Macan. Penutupan acara ini sekaligus diiringi dengan nonton bareng pemutaran Film dari "Gresik Movie".Â
Makanan dan Budaya merupakan dua hal yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, dua unsur tersebut akan selalu hadir dan menjadi ciri khas dari suatu daerah yang memiliki potensi dari segi makanan maupun budaya, diharapkan dari adanya "Festival Badhogan dan Budaya Gresik 2018",  menjadi  peluang munculnya makanan khas maupun budaya yang masih belum banyak dikenal luas oleh masyarakat Gresik maupun yang berada di luar Gresik.  (humas)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H