Novel Pidi Baiq kali ini, banyak menggunakan Bahasa Indonesia, meskipun ada diantaranya yang memakai Bahasa Sunda. Meskipun begitu, para pembaca tidak akan merasa kebingungan karena Ayah Pidi sudah memberikan arti disamping katanya.Â
"Nugelo..." (Halaman 46 pdf)
Sama dengan novel lainnya. Meskipun novel ini berisi kisah cinta anak SMA, kita juga bisa mengambil hikmah dari ceritanya. Novel ini megajarkan banyak hal pada pembaca, salah satunya adalah kita harus menghargai waktu bersama orang yang kita sayang, karena kita tidak akan pernah tahu kapan orang tersebut meninggalkan kita. Novel ini juga mengajarkan kepada kita bahwa menjalin persahabatan itu penting. Tidak hanya ada di waktu senang, kita harus selalu ada saat kawan kita merasa sedih dan kecewa.
Novel ini ditutup dengan cerita yang menyedihkan. Sang tokoh utama, Dilan dan Milea, tidak bisa bersama. Mereka telah menemukan pasangan hidup masing-masing. Bahkan kini Milea mempunyai buah hati bersama Mas Herdi. Tetapi meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa Milea maasih meindukan sesosok Dilan disampingnya.
"Aku mencintaimu,biarlah,ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku,terserah,itu urusanmu!" (halaman 343 pdf)
"Dilan, terima kasih kau telah mau kepadaku. Dan kini biarkan aku, kalau ingin selalu tau kabarmu!" (Halaman 343 pdf)
"Aku rindu! Kau harus tau itu selalu." (Halaman 343 pdf)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H